Laki-laki dan Perempuan Warga Tasikmalaya Jadi Korban Pembunuhan Mbah Slamet, Siapa Mereka?

Polisi menemukan 12 jasad korban pembunuhan Mbah Slamet. Dua di antaranya warga Tasikmalaya yang identitasnya masih teka-teki.

Editor: taufik ismail
Tribun Jateng/Permana PS
Lokasi pemakaman 9 korban pembunuhan dukun pengganda uang, Tohari alias Mbah Slamet di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Selasa (4/4/2023). 

”Kemudian dua warga Tasikmalaya berjenis berkelamin laki-laki dan perempuan dikubur di liang nomor tiga. Satu liang dua mayat,” katanya.

Siapa warga Tasikmalaya ini belum diketahui oleh polisi.

Selanjutnya, ada dua jenazah warga asal Jakarta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dikubur di liang yang sama di liang nomor empat.

Lalu ada dua warga Palembang, salah satunya bernama Mulyadi, dikubur bersama pacarnya di liang nomor lima.

Kemudian ada dua warga Yogyakarta berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dikubur di liang nomor satu.

Merujuk identifikasi tersebut, Luthfi meminta kepada masyarakat dari Gunungkidul, Tasikmalaya, Jakarta, Palembang, dan Yogyakarta yang merasa anggota keluarganya hilang atau belum ditemukan segera menghubungi kepolisian, khususnya ke Polres Banjarnegara.

Hal ini penting untuk dilakukan pendataan antemortem (data sebelum meninggal).

”Ini untuk memastikan bahwa benar jenazah itu adalah keluarganya,” kata Luthfi.

Selain sembilan jenazah tersebut, kepolisian juga sudah mengidentifikasi satu jenazah lain bernama Paryanto (53) asal Sukabumi dan telah diambil keluarganya.

Adapun dua jenazah yang ditemukan pada Selasa (4/4/2023), dari keterangan sementara tersangka saat jumpa pers di lokasi, korban merupakan laki-laki bernama Irsyad dan perempuan asal Lampung.

Dari hasil pengungkapan secara medis, didapati bahwa mereka mati lemas, tidak ada unsur kekerasan.

Luthfi menambahkan, para korban antara lain dijanjikan penggandaan uang.

Misalnya ada yang menyetor Rp 50 juta dijanjikan akan digandakan menjadi Rp 6 miliar.

”Padahal dia tipu-tipu itu dukun. Begitu ditagih, dia gelap mata dengan modus operandi seperti itu. Begitu ditagih, kepepet, diundang, diajak ke rumahnya, kemudian dikasih minuman dengan janji apabila Anda kuat, nanti uangnya akan digandakan. Padahal, begitu minum, dia lemas, lalu dikubur,” tuturnya.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Banjarnegara Ajun Komisaris Bintoro Thio menyampaikan, dalam aksinya, tersangka Slamet terus merayu korban selama korban masih memiliki uang.

Sumber: Kompas
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved