Kultum Ramadhan 2023
Kumpulan Tema Kultum yang Cocok Dibawakan di 20 Hari Terakhir Ramadhan, Jadi Pemacu Giat Beribadah
Ini beberapa tema Kultum Ramadhan 2023 yang cocok untuk 20 hari terakhir Ramadan. Ibadah jangan kendor.
TRIBUNCIREBON.COM, GARUT - Berikut ini sejumlah Kultum Ramadhan 2023.
Tak terasa, Ramadan kini sudah memasuki hari ke-12.
Kita harus lebih giat lagi beribadah.
Kali ini, Tribun Cirebon menyajikan ceramah atau Kultum Ramadhan dari Hendi Rustandi, M Sos.
Beliau adalah Mudir ‘Am Pesantren Peradaban Al-Amin Garut Selatan. Tema Kultum ini adalah Pemuda dalam Perspektif. Ini isi ceramahnya :
"Dalam beberapa referensi, pemuda didefinisikan sebagai warga negara atau anggota masyarakat yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yaitu berusia 16 sampai 30 tahun.
Secara fitrah, masa muda merupakan jenjang kehidupan manusia yang paling optimal dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya. Oleh karenanya, sangat wajar jika pemuda memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainya.
Pengertian ideal tentang pemuda dan kepemudaan, dapat kita rujuk Undang-undang No 40 Tahun 2009 tentang kepemudaan.
Di situ disebutkan bahwa kepemudaan adalah berbagai hal yang berkaitan dengan potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita pemuda. Dari perspektif ini, pemuda tidak lagi dibaca dari rentang usia, tetapi dari potensi, karakter dan kapasitas.
Di dalam Al-Qur'an, pemuda yang disebut “asy-syabab” itu tidak hanya digambarkan sebagai sosok individu anggota masyarakat yang dikelompokan berdasarkan batasan usia tertentu, tetapi pemuda lebih digambarkan dalam ungkapan sifat dan sikap.
Sifat adalah watak atau karakter seseorang yang dibawa sejak lahir, sedangkan sikap adalah langkah atau tindakan yang diambil oleh seseorang dalam rangka menentukan sebuah keputusan.
Narasi Al-Qur'an yang menggambarkan pemuda dalam ungkapan sifat dan sikap itu dapat diamati dari beberapa ayat berikut ini:
QS. Al-Anbiya [21]: 59-60, “Mereka berkata: ‘Siapakah yang (berani) melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami? Sesungguhnya dia termasuk orang orang yang zalim. Mereka berkata: ‘Kami dengar ada seorang pemuda yang (berani) mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim.” Dalam ayat ini, Ibrahim digambarkan sebagai sosok yang berani merombak dan bertindak revolusioner terhadap tatanan sistem yang rusak.
Pemuda seharusnya memiliki standar moralitas (iman), berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dalam dengan perkataan. Seperti tergambar pada kisah Ash-habul Kahfi (para pemuda penghuni gua).
“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk; dan Kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri, lalu mereka mengatakan: “Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran” (QS. Kahfi [18]: 13-14).
Pemuda adalah seorang yang tidak berputus-asa, pantang mundur sebelum cita-citanya tercapai. Seperti digambarkan pada pribadi pemuda (Nabi) Musa. “Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya, “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun” (QS. Al-Kahfi [18] : 60).
Selain itu, melihat pemuda seperti melihat masa depan yang gemilang. Banyaknya potensi pemuda membawa harapan akan terjawabnya segala persoalan yang mungkin timbul di masa mendatang.
Harapan ini tidak berlebihan mengingat sifat dan sikap pemuda sebagaimana digambarkan dalam al-Qur'an di atas.
Dalam hal melihat pemuda seperti masa depan yang gemilang, Allah mengilustrasikan dalam Quran surat Al-Insan ayat 19:
“Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan”.
Apabila kamu melihat mereka (pelayan-pelayan muda di surga), kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan, yakni karena ketampanan dan kebeningan kulit mereka, Allah menyerupakan mereka dengan mutiara yang bertaburan, sebab mereka sangat cekatan dalam memberikan pelayanan.
Kehebatan potensi pemuda seperti digambarkan di atas tidaklah akan berwujud seperti mutiara yang bertaburan apabila para pemudanya sendiri tidak menggunakan potensi tersebut ke arah yang positif dan konstruktif.
Malah sebaliknya. Jika pemuda mengoptimalkan masa mudanya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, bahkan cenderung negatif, dapat dipastikan kita semua tengah berada di depan gerbang kebinasaan.
Wallahualam bissawab."
Materi Kultum Lainnya
Berikut ini tiga contoh kultum Ramadhan 2023 yang bisa Anda bawakan di 20 hari terakhir Ramadan.
- Kultum Ramadhan Tentang Ciri-ciri Para Ahli Surga
Para ahli surga merupakan umat pilihan Allah SWT yang kelak akan menjadi penghuni surga. Ketentuan para ahli surga telah disebutkan dalam beberapa surat Al Qur’an.
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Terdapat tiga diantara banyaknya ciri ahli surga yang akan kita bahas.
a. Orang Beriman dan Beramal Sholeh
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 25, yang artinya:
“Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, “Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu”. Mereka telah diberi (buah-buahan) yang setiap. Dan di sana mereka (memperoleh) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya”. (QS.Al-Baqarah:25).
Orang-orang yang beriman kepada Allah, Rasul dan kitab-kitabNya tanpa keraguan sedikitpun dan berbuat amal-amal kebaikan, bahwa untuk mereka, Allah menyediakan di sisiNya surga-surga dengan kebun-kebun yang rindang dan berbuah serta istana-istana yang menjulang tinggi, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Mereka juga memperoleh pasangan-pasangan yang suci, tanpa cacat dan kekurangan sedikitpun. Mereka kekal hidup di dalamnya untuk selama-lamanya, tidak akan pernah mati dan tidak akan pernah keluar darinya.
b. Orang yang Bertaqwa
Dalam surah Ali Imran ayat 15, Allah SWT berfirman:
“Katakanlah, “Maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?, “Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta Ridha Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hambaNya.
Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan RasulNya untuk menjelaskan kepada manusia apa yang dimaksud dengan tempat kembali yang baik itu agar mereka terdorong untuk berbuat kebaikan.
Pengertian “yang lebih baik” adalah balasan yang akan diperoleh oleh orang yang bertakwa, yang dapat dibagi kepada dua macam nikmat, yaitu jasmani dan rohani.
c. Orang Taat kepada Allah dan Rasul
Firman Allah SWT yaitu:
“Tilka hududullah; waman yuti’illaha wa Rasuulahuu yudkhilhu Jannatin tajri min tahtihal anhar khaalidiina fiihaa; wa dzaalikal fauzul ‘azim”
Artinya: “Itulah batas-batas (hukum) Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan RasulNya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung”. (QS.An Nisa ayat 13)
Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya dengan mengikuti hukum-hukum Allah SWT, maka Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai sebagai balasan yang Allah berikan kepada mereka.
Mereka mendapatkan kenikmatan di surga dan kekal di dalamnya selalu dalam keadaan sehat dan tidak mengalami penuaan. Dan itulah kemenangan yang agung yang tidak pernah diganggu oleh ketakutan atau kesedihan sedikitpun.
- Kultum Ramadhan Tentang Bersyukur
Berikut kultum Ramadhan singkat bertema tentang pentingnya bersyukur dalam agama Islam.
Islam mengajarkan umatnya untuk menerapkan perilaku bersyukur dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bersyukur adalah berterima kasih kepada Allah SWT atas seluruh nikmat yang telah diberikanNya.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pertama-tama, marilah kita mengucap puji syukur kepada Allah SWT yang sudah memberi nikmat berlipat hingga saat ini.
Juga tak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta keluarga, para sahabat sampai kepada kita umatnya.
Lewat kesempatan yang singkat ini, saya ingin menyampaikan mengenai pentingnya bersyukur. Saking pentingnya bersyukur, ada beberapa hadist yang menggambarkan hal tersebut. Salah satunya berbunyi:
“Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mukmin sejati. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar dan itu baik baginya”. (HR.Muslim no. 7692).
Ya, seorang muslim sejati akan selalu melibatkan Allah dalam setiap perkara. Jika senang ia akan bersyukur, sementara Jika tertimpa kesusahan ia akan bersabar. Mengapa syukur menjadi penting? Sebab, ada banyak manfaat yang secara langsung akan kita petik.
Beberapa manfaat tersebut, contohnya yaitu:
Kita akan jauh dari berbagai penyakit hati
Hidup akan penuh keberkahan
Allah janjikan surga
Allah akan tambah nikmat yang lainnya
Mempertebal iman seseorang
Membuat hidup lebih tenang
Lalu bagaimana caranya kita bersyukur? Tidak usah repot-repot. Cobalah kita rasakan apa yang kita punyai sekarang, misalnya kesehatan, keluarga, rezeki dan lain-lain.
Semua itu patut kita syukuri lantaran tak semua orang bisa mendapatkannya. Maka dari itu, mulai saat ini tanamkan selalu rasa syukur dalam diri agar hidup kita menjadi lebih baik.
Demikian kultum yang bisa saya sampaikan, semoga ada manfaatnya.
- Kultum Ramadhan Tentang Zakat Fitrah
Zakat fitrah merupakan rukun iman yang keempat setelah puasa. Zakat fitrah adalah zakat wajib yang dikeluarkan Setiap umat Islam menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadhan.
Zakat fitrah yang termasuk rukun Islam keempat ini wajib dilaksanakan sebelum shalat Idul Fitri, yang besarnya ukuran dalam bentuk beras atau makanan pokok adalah sebanyak 1 sha’ (2,5 kilogram).
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan. Ibnu Umar Ra, Rasulullah SAW bersabda:
“Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum atas umat muslim, baik hamba sahaya maupun merdeka, laki-laki maupun perempuan, kecil ataupun besar. Beliau SAW memerintahkannya dilaksanakan sebelum orang-orang keluar untuk shalat”. (HR. Bukhari Muslim).
Makna pemberian zakat fitrah setelah menunaikan ibadah di bulan Ramadhan, selain untuk menyucikan diri, juga bermakna sebagai bentuk kepedulian terhadap orang yang kurang mampu.
Memberikan zakat fitrah bertujuan pula untuk berbagi kebahagiaan dan kemenangan di hari raya yang bisa dirasakan semua kaum muslim, termasuk fakir maupun golongan masyarakat miskin yang serba kekurangan.
Berdasarkan SK Ketua BAZNAS No. 10 Tahun 2022 tentang Zakat Fitrah dan Fidyah untuk wilayah Ibu kota DKI Jakarta Raya dan Sekitarnya, ditetapkan bahwa nilai zakat fitrah setara dengan uang sebesar Rp 45.000/ hari/ jiwa.
Kewajiban zakat fitrah wajib ditunaikan semua orang, baik laki-laki, perempuan, anak-anak hingga orang dewasa dan lansia dengan syarat beragama Islam, hidup pada saat bulan Ramadhan, dan memiliki kelebihan rezeki atau kebutuhan pokok untuk malam dan Hari Raya Idul Fitri.
Ada banyak ayat Al-Qur’an yang mewajibkan umat Islam untuk melaksanakan zakat, salah satunya disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini:
“Khudz min amwaalihim shadaqatan tuthohhiruhum wa tuzakkiihim bihaa wa salli ‘alaihim inna solataka sakanul lahum; wallaahu Samii’un ‘Aliim”
Artinya: “Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui”. (QS. At-Taubah: 103).
Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan Rasulullah sebagai pemimpin umat Islam mengambil sebagian dari harta benda para pengikutnya sebagai sedekah atau zakat. Ini untuk menjadi bukti kebenaran tobat mereka (pengikut Muhammad SAW), karena sedekah atau zakat tersebut dapat membersihkan diri dari dosa yang timbul karena mangkirnya mereka dari peperangan dan untuk mensucikan diri dari sifat “cinta harta” yang mendorong mereka untuk mangkir dari peperangan itu.
Selain itu, sedekah atau zakat tersebut dapat membersihkan diri dari semua sifat-sifat jelek manusia yang timbul karena harta benda, seperti kikir, tamak, dan sebagainya. Oleh karena itu, Rasul mengutus para sahabat untuk menarik zakat dari kaum Muslimin.
Kemudian, menunaikan zakat berarti membersihkan harta benda yang tinggal, sebab pada harta benda seseorang terdapat hak orang lain, yaitu orang-orang yang oleh agama Islam telah ditentukan sebagai orang-orang yang berhak menerima zakat.
Selama zakat itu belum dibayarkan oleh pemilik harta tersebut, maka selama itu pula harta bendanya tetap bercampur dengan hal orang lain, yang haram untuk dimakannya. Akan tetapi, bila mengeluarkan zakat terbebas dari sifat kikir dan tamak. Menunaikan zakat akan menyebabkan keberkahan pada sisa harta yang masih tinggal sehingga ia tumbuh dan berkembang biak.
Sebaliknya, bila zakat itu tidak dikeluarkan, maka harta benda seseorang tidak akan memperoleh keberkahan. Walaupun perintah Allah dalam ayat ini pada lahirnya ditujukan kepada Rasul-Nya dan turunnya ayat ini berkenaan dengan peristiwa Abu Lubabah dan kawan-kawannya.
Namun hukumnya juga berlaku terhadap semua pemimpin atau penguasa dalam setiap masyarakat muslim untuk melaksanakan perintah Allah SWT dalam masalah zakat ini, yaitu untuk memungut zakat tersebut dari orang-orang Islam yang wajib berzakat. Kemudian membagi-bagikan zakat itu kepada yang berhak menerimaNya. Dengan demikian, maka zakat akan dapat memenuhi fungsinya sebagai sarana yang efektif untuk membina kesejahteraan masyarakat.
Selanjutnya, dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada Rasul-Nya dan juga kepada setiap pemimpin dan penguasa dalam masyarakat, agar setelah melakukan pemungutan dan pembagian zakat, mereka berdo’a kepada Allah SWT bagi keselamatan dan kebahagiaan pembayar zakat. Do’a tersebut akan menenangkan jiwa mereka dan akan menetralkan hati, serta menimbulkan kepercayaan dalam hati pemberi zakat bahwa Allah benar-benar telah menerima tobat mereka.
Demikian contoh tiga kultum Ramadhan 2023. Wallahu ta'ala a'lam.
Kultum Tanggal 27 Ramadan 1444 H, Tujuh Hal yang Bisa Dilakukan Agar Menjadi Pribadi Lebih Baik |
![]() |
---|
Materi Kultum Ramadhan 2023, Ceramah Singkat Tentang Al Quran dan Sains |
![]() |
---|
Materi Kultum Ramadhan 2023, Ceramah Singkat Soal Tarawih Superngebut, Bolehkah? |
![]() |
---|
Materi Kultum Ramadhan, Puasa Momen Meningkatkan Ketakwaan, Bisa untuk Ceramah Salat Tarawih & Wajib |
![]() |
---|
Materi Kultum Ramadhan 2023 Ceramah Singkat Memanfaatkan Masa Muda dan 3 Tema Kultum Lainnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.