Kuliner Cirebon

Dua Kuliner Khas Indramayu yang Rasanya Mantap, Siang Makan Rumbah, Malamnya Nikmati Sate Gecek

Anda sedang di Indramayu? Nih, dua kuliner khas Indramayu yang rasanya mantap.

Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Widianto saat berjualan sate gecek di daerah Pecinan Indramayu dekat lampu merah Jalan Jenderal Ahmad Yani, Minggu (15/1/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Anda yang sedang berkunjung ke Indramayu bisa mencoba dua kuliner khas Indramayu ini.

Indramayu punya sejumlah kuliner khas.

Dua di antaranya rumbah dan sate gecek.

Rasa dua kuliner ini sangat mantap.

Jika rumbah bisa disantap siang hari, sate gecek bisa Anda nikmati di sore dan malam hari.

Apa itu rumbah dan sate gecek? Ini penjelasannya :

Rumbah Anak Kopek Indramayu
Rumbah Anak Kopek di Balongan, Indramayu.

1. Rumbah

Ketika berkunjung ke Indramayu kurang lengkap rasanya jika tidak mencicipi kuliner khasnya.

Rekomendasi kuliner yang wajib dicoba adalah rumbah. Sangat cocok dicoba untuk menjadi teman makan siang.

Kuliner yang berbahan utama kangkung dan toge ini sejak zaman dahulu sampai sekarang sangat digemari masyarakat.

Di Indramayu, salah satu rumbah yang terkenal adalah rumbah anak kopek yang berlokasi di Desa Tegalurung, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu.

Rumbah anak kopek sendiri merupakan cabang dari Rumbah Kopek yang cukup terkenal di Indramayu.

"Usaha turun temurun, Rumbah Kopek punya nenek saya, ini punya bapak saya, kalau saya bantuin bapak," ujar Ambar Wati (24) penjual rumbah kepada Tribuncirebon.com, Selasa (7/3/2023).

Ambar Wati menyampaikan, rumbah merupakan makanan khas Indramayu. Harganya pun sangat murah.

Satu porsinya pun cuma Rp 5 ribu. Hal ini yang membuat rumbah anak kopek selalu diserbu pembeli setiap harinya.

Menu kuliner khas Rumbah Anak Kopek di Desa Tegalurung, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Selasa (7/3/2023).
Menu kuliner khas Rumbah Anak Kopek di Desa Tegalurung, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Selasa (7/3/2023). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Ambar Wati menyampaikan, ada dua jenis rumbah yang dijual, yakni rumbah sambal asem dan urab.

Setiap harinya, rumbah jualannya itu bisa habis puluhan ratusan porsi.

Jika sedang keroncongan, pelanggan bisa menambah lontong sebagai pengganti nasi.

"Misal kalau siang sudah habis suka bikin lagi biar bisa jualan sampai sore," ujar dia.

Lanjut Ambar Wati, saat menyantap rumbah, paling khas jika ditemani dengan kerupuk bantat.

Ketupuk bantat ini diproduksi sendiri oleh Rumbah Kopek.

"Memang khasnya itu makan rumbah sama kerupuk bantat," ujar dia.

Salah satu menu yang ada di sate gecek Bagja.
Salah satu menu yang ada di sate gecek Bagja. (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

2. Sate Gecek

Di daerah Pecinan Indramayu dekat lampu merah Jalan Jenderal Ahmad Yani ada pedagang sate gecek yang biasa mangkal setiap sore hari.

Sate gecek ini merupakan makanan khas Indramayu legendaris dan masih ada hingga sekarang.

Widianto (37) menjadi satu-satunya pedagang sate gecek yang masih tersisa.

"Saya berjualan sejak tahun 2009," ujar Widianto kepada Tribuncirebon.com di sela-sela kesibukan melayani pembeli, Minggu (15/1/2023).

Widianto menceritakan, usaha sate gecek ini merupakan usaha warisan dari neneknya dahulu.

Kemudian diteruskan oleh orang tuanya dan kini diteruskan olehnya.

Caranya berdagang sate gecek pun masih mempertahankan cara tradisional. Yakni berjualan dengan dongdang pikul khas pedagang tempo dulu.

Menurutnya, masih dipertahankannya dongdang pikul tradisional itu karena merupakan warisan dari ibunya saat berjualan dahulu.

Disampaikan Widianto, nama sate gecek sendiri diambil dari bentuk sate yang digecek atau dibuat gepeng.

Sate gecek ini pun sangat berbeda jika dibanding sate-sate lainnya.

Selain dari bentuknya yang gepeng, sate gecek ini juga disantap dengan kuah hangat dari bahan rempah-rempah dicampur cabai rawit dan rebusan daging.

"Sate gecek ini dari daging sapi, tapi kalau dulu mah dari daging kerbau, cuma kan sekarang sudah susah mencari daging kerbau," ucapnya.

Disampaikan Widianto, sate gecek buatannya tersebut memiliki banyak penggemar. Terutama masyarakat keturunan Tionghoa yang ada di Indramayu.

Cita rasanya yang manis dan khas membuat sate gecek tidak pernah kehilangan pembeli.

Hal ini terlihat dari larisnya sate jualan Widianto, baru buka sore tadi, menjelang malam hari ini, pembeli terus berdatangan dan sate gecek jualannya habis laku terjual.

"Biasanya bawa 300 tusuk, alhamdulillah banyak yang beli," ujarnya.

Adapun untuk harga sate gecek sendiri, disampaikan Widianto, pembeli cukup mengeluarkan uang Rp 25 ribu untuk 10 tusuk sate gecek.

Seorang pembeli, Slamet (39) mengaku sudah berlangganan sate gecek sejak lama.

Ia bahkan biasa menyempatkan waktu sepulang kerja untuk membawakan oleh-oleh sate gecek untuk keluarga di rumah.

"Karena menurut saya rasanya itu khas sekali, dibanding sate-sate lainnya saya lebih suka sate gecek," ucapnya.

Baca juga: Cicipi Kuliner Khas Terenak di Cirebon dari Masa ke Masa: Berkuah Mi Koclok hingga Empal Gentong

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved