Dirut RSUD Subang Masih Bungkam soal Alasan Dugaan Menolak Tangani Ibu Hamil yang Kemudian Meninggal

Ditemui usai Briefing di Aula Kantor Bupati Subang, Senin(6/3/2023), Direktur RSUD Subang dr. Ahmad Nasuhi, masih tak mau memberikan pernyataan

Editor: dedy herdiana
Tribunjabar.id/Ahya Nurdin
Dirut RSUD Subang dr.Ahmad Nasuhi, saat ditemui awak media usai Briefing, Senin (6/3/2023). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin

TRIBUNCIREBON.COM, SUBANG - Pihak RSUD Subang masih bungkam belum mau memberikan statement apapun terkait kasus viralnya kematian ibu hamil dan bayi dalam kandungannya, yang diduga ditolak oleh pihak RSUD Subang karena kondisi ruang PONEK penuh.

Ditemui usai Briefing di Aula Kantor Bupati Subang, Senin(6/3/2023) sekitar pukul 10.30 WIB, Direktur RSUD Subang dr. Ahmad Nasuhi, masih tak mau memberikan statement apapun terkait viralnya kasus kematian ibu hamil yang ditolak ditangani oleh pihak RSUD Subang.

Baca juga: Ibu Hamil Meninggal Dunia Setelah Ditolak RSUD Subang, Bidan Sempat Adu Mulut dengan Perawat

"Nanti saja...nanti saja...soal itu mah... Nanti kita akan undang rekan-rekan, terima kasih," ucap dr. Ahmad Nasuhi, singkat

Sementara itu, belasan awak media yang mendatangi Pendopo Bupati Subang, untuk meminta tanggapan Bupati Subang, juga tak bisa menemui orang nomor 1 di Subang tersebut.

Bagian Protokol dan Komunikasi (Prokopim) Pimpinan Kabupaten Subang, Euis Hartini melalui pesan singkat WhatsApp menyampaikan kepada awak media, bahwa Bupati akan menggelar presscon terkait kasus kematian ibu hamil yang diduga ditolak oleh pihak RSUD Subang.

"Mohon ijin nanti teman2 setelah ada penjelasan secara terpadu kita akan mengundang presscon. Mohon maaf saya belom ada petunjuk waktu presscon nya," ujar Euis Hartini dalam pesan singkatnya

Hingga siang ini, belasan awak media masih menunggu konfirmasi terkait kasus tersebut kematian Ibu Hamil yang diduga di tolak oleh pihak RSUD Subang.

Seperti diketahui, kasus meninggalnya Kurnaesih terjadi akibat pasien yang dalam keadaan darurat mau melahirkan, namun ditolak oleh pihak RSUD Subang, dengan alasan ruang PONEK Penuh.

Pihak RSUD Subang pun meminta, keluarga pasien membawa pasiennya ke rumah sakit lain. Padahal saat itu, kondisi pasien sudah kritis, tapi pihak RSUD Subang tetap tak mau menangani pasien tersebut

Saat dirujuk ke Rumah Sakit lain yang rencananya akan dibawa ke Bandung. Namun sayang, pasien tak tertolong.Pasien dan bayinya di dalam kandungan meninggal dunia dalam perjalan ke Bandung sekitar Pukul 22.47 WIB, Kamis(6/3/2023).

Merasa berdosa

Sebelumnya, salam siaran elektronik yang diterima Tribun Jabar, semalam, Direktur RSUD Subang, dr Ahmad Nasuhi, mengaku sangat sedih dengan adanya peristiwa ini.

"Satu nyawa pun, kalau itu manusia, sangatlah berharga. Ini menjadi beban kesedihan bagi kami. Kami sedih dan merasa berdosa atas kasus yang menimpa Kurnaesih, semoga tak terulang di kemudian hari," ujarnya.

Ahmad Nasuhi juga menyampaikan permohonan maafnya kepada keluarga Kurnaesih.

“Kami mohon maaf kepada keluarga yang ditinggalkan, suami dan anak semoga diberi kesabaran," ucapnya

Terkait kasus ini, ujar Ahmad, pihak RSUD Subang sudah mengadakan pertemuan dengan beberapa pihak, yang dipandu oleh Komisi IV DPRD Subang.

“Pada prinsipnya kita sama-sama akan melakukan pembenahan, baik di internal lingkungan pegawai, maupun ke eksternal atau masyarakat dalam hal pelayanan," katanya.

"Terkadang apa yang kami lakukan dari sisi medis tidak bisa dipahami oleh masyarakat. Kami tegaskan tidak ada satupun niat, membuat pasien kami ini parah atau sampai meninggal dunia,” ujarnya.

Kasus seperti ini, ujar Ahmad, tak boleh lagi terjadi. "Kita akan benahi sistem rujukan yang baik, dan berjanji tak akan melakukan pembiaran pasien yang dalam keadaan darurat atau kritis,” tandasnya.

 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved