BESOK Malam Nisfu Syaban, Ini Keistimewaan dan Amalan yang Dicontohkan Rasulullah SAW
Kapan malam Nisfu Syaban? Jawabannya ternyata besok, Selasa (7/3/2023) atau malam Rabu. Malam Nisfu Syaban ini dikenal sebagai malam istimewa
TRIBUNCIREBON.COM - Kapan malam Nisfu Syaban? Jawabannya ternyata besok, Selasa (7/3/2023) atau malam Rabu.
Karena berdasarkan pengamatan hilal di beberapa titik di Balai Rukyat Nahdlatul Ulama (NU) diputuskan 1 Syaban 1444 H dimulai pada Rabu (22/2/2023).
Maka Nisfu Syaban 1444 H atau pertengahan bulan atau tanggal 15 Syaban 1444 H jatuh pada Hari Rabu (8/3/2023), sehingga malam Nisfu Syaban dimulai pada Selasa (7/3/2023) malam atau malam Rabu besok.
Baca juga: Ini Jadwal Sidang Isbat Kemenag, Tentutan Awal Puasa Ramadan 2023, 23 atau 24 Maret?
Momen malam Nisfu Syaban ini dikenal sebagai malam istimewa yang penuh keberkahan dan diperingati setiap malam tanggal 15 Syaban.
Peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang dilansir dari Kompas.TV mengatakan, kalender Hijriah berbeda dengan kalender Masehi yang dimulai sejak tengah malam, pergantian hari pada kalender Hijriah dilakukan setelah matahari terbenam atau waktu maghrib.
Oleh karena itu, malam Nisfu Syaban atau Nisfu Syaban akan jatuh sejak Selasa (7/3/2023) setelah waktu maghrib hingga Rabu (8/3/2023) sebelum maghrib.
"Sehingga sejak Selasa malam itu sudah masuk malam Nisfu Syaban," ujar Andi.
Hukum merayakan malam Nisfu Syaban
Dikutip dari Kompas.TV yang melasir NU Online, hukum memperingati malam Nisfu Syaban adalah sunah, hal itu dijelaskan dalam kitab Qalyubi wa ‘Umairah, yang artinya:
“Disunahkan menghidupkan malam hari raya, Idhul Fitri dan Idhul Adha, dengan berdzikir dan shalat, khususnya shalat tasbih. Sekurang-kurangnya adalah mengerjakan shalat Isya berjamaah dan membulatkan tekad untuk shalat Shubuh berjamaah. Amalan ini juga baik dilakukan di malam nisfu Sya’ban, awal malam bulan Rajab, dan malam Jumat karena pada malam-malam tersebut doa dikabulkan.”
Keistimewaan Malam Nisfu Syaban
Seperti yang disebutkan dalam kitab di atas, malam Nisfu Syaban sebaiknya dihidupkan dengan menjalankan ibadah semata-mata karena Allah SWT.
Karena malam Nisfu Syaban memiliki beberapa kesitimewaan antara lain:
1. Diampuni dosa-dosa
Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairrah, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila datang malam Nisfu Sya’ban, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa hambanya kecuali orang-orang musyrik dan orang-orang yang sangat memusuhi (agama-Nya)”
2. Doa dikabulkan
Dalam Kitab Mukhtashor Al-Fatawa Al-Mishriyyah Jilid 1 Hal. 291-292 disebutkan bahwa Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
“Ada lima malam di mana jika seseorang berdoa di malam itu, doanya akan dikabulkan. Malam-malam itu adalah: malam Jumat, awal malam Rajab, Malam Nisfu Sya’ban dan Malam Idul Fitri dan Idul Adha”
3. Menyambut bulan suci Ramadan
Bulan Syaban merupakan bulan yang Allah jadikan sebagai isyarat akan datangnya bulan Ramadan.
Hal tersebut ditegaskan oleh suatu hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yang menyatakan bahwa Rasulullah memperbanyak puasanya di Bulan Sya’ban.
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha beliau berkata: “Tidaklah Rasulullah berpuasa lebih banyak dari puasanya di Bulan Sya’ban, karena sesungguhnya pada Bulan Sya’ban beliau berpuasa penuh di dalamnya” (H.R. Muslim)
Oleh karena itu, banyak umat Islam yang berdoa di malam Nisfu Syaban agar dipertemukan dengan bulan penuh pahala yakni Ramadan.
Amalan yang Dianjurkan di malam Nisfu Syaban
Malam Nisfu Syaban berada di bulan Syaban yang merupakan bulan istimewa menjelang Ramadhan.
Bulan Syaban diartikan menambal, agar umat Muslim menyempurnakan ibadahnya.
Selain itu, di bulan Syaban inilah amal-amalan manusia diangkat dilaporkan kepada Allah SWT.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadis, dari Usman bin Zain, Rasulullah SAW bersabda,
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Bulan Syaban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan.”
“Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Berdasar hadis itulah umat Muslim dianjurkan memperbanyak amalan baik.
Berikut amalan yang dianjurkan tersebut di antaranya:
1. Berpuasa Sunnah
Pada bulan ini Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan Syaban.
Sebaimana dijelaskan dalam hadis diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha,
عَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لاَ يَصُومُ, فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ -صلى الله عليه وسلم- اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ.
Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya dia berkata, “Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berbuka, dan berbuka sampai kami mengatakan bahwa beliau tidak berpuasa.
Dan saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasa dalam sebulan kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban.”
Demikian, pada bulan Syaban ini pun ada banyak puasa sunnah yang dikerjakan.
Yakni puasa Senin dan Kamis dan ada juga puasa Ayyamul Bidh.
Amalan puasa Senin dan Kamis merupakan amalan yang nilainya istimewa setiap pekan.
Puasa Ayyamul Bidh di pertengahan bulan Syaban.
2. Pelunasan Utang Puasa
Tentu saja di bulan Syaban, umat muslim masih memiliki kesempatan untuk mengerjakan utang puasa Ramadhan tahun lalu.
Dari Abu Salamah, beliau mengatakan pernah mendengar Aisyah Radhiallahu 'anha mengatakan,
كَانَ يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ فِى شَعْبَانَ
“Aku masih memiliki utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah mampu mengqodho’nya kecuali di bulan Syaban.”
Yahya (salah satu perowi hadits) mengatakan bahwa hal ini dilakukan ‘Aisyah karena beliau sibuk mengurus Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari no. 1950 dan Muslim no. 1146)
3. Membaca Al Quran
Memperbanyak membaca Al Quran tidak hanya dikerjakan saat di bulan puasa Ramadhan.
Muslim juga hendaknya mengerjakan di bulan-bulan biasa termasuk di bulan Syaban.
Salamah bin Kahil berkata,
كَانَ يُقَالُ شَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ القُرَّاء
“Dahulu bulan Sya’ban disebut pula dengan bulan membaca Al Qur’an.”
وَكَانَ عَمْرٌو بْنِ قَيْسٍ إِذَا دَخَلَ شَهْرُ شَعْبَانَ أَغْلَقَ حَانَوَتَهُ وَتَفْرُغُ لِقِرَاءَةِ القُرْآنِ
‘Amr bin Qois ketika memasuki bulan Sya’ban, beliau menutup tokonya dan lebih menyibukkan diri dengan Al Qur’an.
Abu Bakr Al Balkhi berkata,
شَهْرُ رَجَبٍ شَهْرُ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ شَعْبَانَ شَهْرُ سَقْيِ الزَّرْعِ ، وَشَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرُ حِصَادِ الزَّرْعِ
“Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.” (Lihat Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab no. 92748)
4. Menjauhi Perbuatan Syirik
Allah SWT tidak akan mengampuni orang-orang yang melakukan perbuatan syirik atau menyekutukan Allah SWT dengan lainnya.
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ, فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ, إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ.
“Sesungguhnya Allah muncul di malam pertengahan bulan Syaban dan mengampuni seluruh makhluknya kecuali orang musyrik dan musyahin.”
Selain itu, Allah SAW juga membenci bentuk permusuhan.
Rasulullah SAW juga secara khusus tentang orang yang memiliki permusuhan dengan saudara seagamanya:
تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا.
“Pintu-pintu surga dibuka setiap hari Senin dan Kamis dan akan diampuni seluruh hamba kecuali orang yang berbuat syirik kepada Allah, dikecualikan lagi orang yang memiliki permusuhan antara dia dengan saudaranya. Kemudian dikatakan, ‘Tangguhkanlah kedua orang ini sampai keduanya berdamai. Tangguhkanlah kedua orang ini sampai keduanya berdamai. Tangguhkanlah kedua orang ini sampai keduanya berdamai’”
5. Memperbanyak Amalan Lainnya
Meski amalan dinaikkan, bukan berarti pada bulan Syaban ini umat Muslim lalai melaksanakan kewajiban dan hak lainnya dalam beribadah.
Umat Muslim tetap dianjurkan melaksanakan amalan sholeh, ketaatan dan amalan kebaikan, di antaranya:
- Melaksanakan shalat lima waktu dan rawatibnya.
- Shalat Tahajud dan Witir. Shalat Dhuha.
- Baca Al Quran, khatamkan dan fahami isinya.
- Memperbanyak dzikir kepada Allah, baca dzikir pagi dan petang, hafalkan dan fahami artinya!
- Memperbanyak sedekah, baik berupa uang maupun makanan.
- Membantu dan menolong orang-orang susah, orang-orang yang sakit, orang-orang yang mengalami kesulitan, mendamaikan orang yang bersengketa. Dan amal-amal sholeh lainnya. (*/Kompas.TV/Tribuncirebon.com)
Baca berita Tribuncirebon.com lainnya di GoogleNews
Tanda-tanda Malam Lailatul Qadar Berdasakan Penjelasan Buya Yahya, Malam Seribu Bulan |
![]() |
---|
Amalan-amalan Untuk Sambut Malam Nuzulul Quran 17 Ramadhan, Berlipat Pahala Kebaikan |
![]() |
---|
Amalan-amalan Menyambut Malam Nuzulul Quran 17 Ramadhan, Berlipat Pahala Kebaikan |
![]() |
---|
Berikut Amalan Sambut Nuzulul Quran Berdasarkan Ustaz Adi Hidayat |
![]() |
---|
Kapan Malam Nuzulul Quran 2025? Simak Bacaan Doa-doa yang Dapat Diamalkan di Malam 17 Ramadhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.