Persibmania

Ada Indikasi Orang Kuat Jegal Persib Juara, Wawancara Khusus Tribun dengan Farhan

Ada sejumlah indikasi yang mendukung prasangka jika Persib Bandung dijegal untuk jadi juara musim ini.

Penulis: oktora | Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Deni Denaswara
Penyerang Persib Bandung Ezra Walian di laga melawan PSM Makassar. 

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Perjuangan Persib Bandung menuju tangga juara Liga 1 musim ini kerap dihadapkan dalam situasi yang tidak menguntungkan.

Beberapa kali Persib terkena sanksi komdis, kemudian beberapa keputusan wasit pun ada yang merugikan Maung Bandung.

Begitupun saat sedang di puncak. Persib malah harus menjadi tim musafir yang harus menggelar laga kandang di luar Kota Bandung.

Apakah benar ada indikasi beberapa pihak untuk menjegal Persib jadi juara musim ini?

Simak wawancara khusus jurnalis Tribun Jabar, Oktora Veriawan, dengan Muhammad Farhan, anggota Komisi I DPR RI.

Tanya (T) : Kondisi Persib saat ini, bagaimana menurut pandangan Kang Farhan?

Jawab (J) : Mari kita berprasangka. Saya berprasangka, jangan-jangan Persib ini dipersulit untuk mendapatkan izin stadion pertandingan home (kandang). Karena dengan dipersulit untuk mendapatkan stadion home, maka Persib akan semakin sulit untuk juara.

T : Tapi, kan, Persib akhirnya bisa izin main home di Stadion Pakansari Kabupaten Bogor?

J : Ya betul. Tapi, kan, sempat ramai dulu. Malahan sebelumnya sempat tidak mendapatkan izin. Akhirnya Persib dapat izin pertandingan home di Stadion Pakansari, meskipun di pertandingan home sebelumnya di Stadion Pakansari, Persib dilarang dihadiri penonton.

Muhammad Farhan 14 Februari
Muhammad Farhan saat diwawancara oleh jurnalis Tribun Jabar.

T : Kenapa izin pertandingan home Persib dipersulit?

J : Saya pun bertanya-tanya, ada apa ini, apa tujuannya izin pertandingan home Persib ini dipersulit terus menerus? Jangan-jangan, ada konspirasi untuk menggagalkan Persib untuk menjadi juara.

T : Lalu harus bagaimana jika memang kondisinya seperti saat ini?

J : Nah, di sinilah perlunya kekuatan-kekuatan politik dari bobotoh Persib untuk bersatu. Ada anggota DPRD yang berasal dari unsur bobotoh, seperti Tobias Ginanjar, yang kini menjadi Ketua Umum Viking. Ayo segera bergerak secara politik. Pastikan jaringan Tobias dan Rachel Maryam yang sama-sama berada di Partai Gerindra bisa mencegah orang-orang kuat yang mencoba menggagalkan Persib juara. Begitu juga saya bersama jaringan saya di Partai Nasdem berusaha sekuat tenaga untuk bersama-sama, bagaimana caranya untuk mencegah orang-orang kuat yang berusaha menggagalkan Persib juara.

T : Siapa lagi?

J : Ada Kang Haji Edwin Sanjaya (DPRD Kota Bandung), ada juga Teh Nurul Arifin, Kang Nico Siahaan, Kang Dede Yusuf, Kang Saeful Huda, Kang Cucun Ahmad Syamsurijal, Kang Saan Mustofa, dan para anggota legislatif lainnya asal Jawa Barat. Saya mengajak semua politisi yang memiliki concern terhadap Persib, ayo kita kumpul sehingga kekuatan politik ini bisa membuat Persib ini kuat secara politis, tidak diganggu untuk jadi juara. Jadi gerakan-gerakan politik kita semua ini adalah gerakan politik supaya Persib bisa juara secara fair.  

T : Indikasi untuk menjegal Persib juara memang ada?

J : Ya betul ada. Maka dari itu di awal saya bilang bahwa mari kita berprasangka. Karena ini mah pemikiran-pemikiran penuh prasangka.

T : Apa indikasi ini mengarah untuk memenangi salah satu klub untuk juara musim ini?

J : Soal itu, saya tidak akan menyerang klub lain. Saya hanya mempermasalahkan kenapa Persib terus menerus dipersulit.  

T : Bagaimana solusinya sekarang agar Persib tidak dipersulit?

J : Saya mendorong Kang Dede Yusuf sebagai Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Jawa Barat, dan Kang Saeful Huda Ketua Komisi X DPR RI dari Jawa Barat, yang membawahi Kementerian Olahraga, untuk bicara ke Menpora agar tak menyulitkan Persib. Ini sebuah pressure untuk Kang Dede Yusuf dan Kang Saeful Huda.

T : Mengenai Stadion GBLA, bagaimana pandangan dari kacamata Kang Farhan?

J : Stadion GBLA ini sedang kita dorong-dorong untuk dikelola pihak swasta. Tentu saja harapannya bisa jatuh pengelolaannya oleh PT Persib Bandung Bermartabat. Problemnya sekarang, ketika stadion ini dikelola pihak swasta, ada klausul di mana pemerintah boleh menggunakan stadion kapan saja. Semisal pihak swasta akan pakai stadion, tapi pemerintah bilang tidak bisa karena mau dipakai, maka stadion tersebut otomatis tidak bisa dipakai untuk si pengontrak (pengelola swasta).

T : Apakah betul kondisinya seperti itu?

J : Stadion GBLA saat ini tidak bisa dipakai, dan itu merugikan bagi Persib. Padahal Stadion GBLA itu hanya dipakai untuk latihan tim piala dunia saja. Pertandingan Piala Dunia digelarnya kan di Stadion Si Jalak Harupat.

T : Apa usulan Anda?

J : Kalau hanya sebatas untuk latihan tim piala dunia, saya mengusulkan bagaimana kalau Stadion Sidolig saja yang direnovasi. Rumputnya direhabilitasi menjadi rumput yang sekelas Stadion GBLA. Kan yang dipakai latihan hanya lapangannya saja, toh tidak perlu juga tribun penonton karena memang latihan tidak disaksikan juga oleh penonton. Usulan lainnya untuk latihan tim piala dunia adalah di Stadion Siliwangi. Pakai saja lapangan tersebut karena rumputnya pun sudah diganti. Rumput sintetis Stadion Siliwangi katanya sekelas rumput sintetis stadion piala dunia di Qatar.  

T : Bagaimana dengan Stadion Si Jalak Harupat?

J : Saya pernah mengusulkan ke Pak Bupati Bandung untuk menawarkan pengelolaan Stadion Si Jalak Harupat ke manajemen PT PBB. Pak Bupati begitu semangat, dan mengizinkan Persib untuk mengelola Stadion Si Jalak Harupat. Hanya saja PT Persib berpikir, tidak etis rasanya jika di Kota Bandung ada stadion sepak bola megah, tapi PT Persib justru mengelola stadion di Kabupaten Bandung.

T : Soal kekalahan Persib melawan PSM. Apa wasit dan hakim garis merugikan Persib?

J : Kita terima saja kekalahan ini, walaupun menyakitkan. Gol kedua PSM clean dan jelas kesalahan dari Nick Kuipers.

T : Pesan untuk pemain?

J : Mari kita berbenah dan rebut kembali puncak klasemen.

Baca juga: Kami Harus Bangkit, Kata Pelatih Persib Bandung Setelah Dikalahkan PSM, Bersiap Kalahkan RANS

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved