Viral

Tak Mewah, Perempuan Ini Terima Mahar Perkakas Linggis dari Suaminya, Dibaliknya Ada Makna Mendalam

Pasangan pengantin baru itu mengusung sebuah filosofi tersendiri dalam keputusan pemerian mahar berupa sebatang linggis.

Surya
Tak Mewah, Perempuan Ini Terima Mahar Perkakas Linggis dari Suaminya 

TRIBUNCIREBON.COM - Kisah unik sekaligus viral datang dari Probolinggo, Jawa Timur.

Di Probolinggo, Jawa Timur terdapat pasangan bernama Samsul Mukmin (46) dan Sumiati (45) yang tengah hangat diperbincangkan.

Diketahui, Samsul Mukmin memberikan mahar biasa kepada Sumiati.

Jika kebanyakan perempuan memberikan mahar berupa seperangkat alat sholat hingga satu set perhiasan, Samsul justru memberikan mahar berupa perkakas kepada Sumiati.

Lantas mahar apa yang diberikan Samsul kepada Sumiati?

Dikutip dari Surya, Samsul hanya meberikan sebatang linggis kepada Sumiati.

Menariknya, Sumiati bukannya menolak, ia justru menerima mahar linggis dari Samsul.

Alhasil Sumiati pun menerima pinangan Samsul.

Meski hanya sebatang linggis, namun Samsul tak sembarangan memilihnya.

Baca juga: Gadis 16 Tahun Mau Dinikahi Pria 50 Tahun, Tergiur Mahar Pajero Ternyata Malah Kena Tipu

Ia dan sang istri menyematkan makna mendalam pada benda tersebut.

Samsul merupakan warga Desa Dungun, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo.

Sementara istrinya, Sumiati adalah warga Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.

Pasangan pengantin baru yang tak lagi muda itu mengusung sebuah filosofi tersendiri dalam keputusan pemerian mahar berupa sebatang linggis.

Sumiati menyatakan tak meminta mahar yang muluk-muluk dan sesuai keinginannya kepada Samsul.

Setelah berpikir panjang, Samsul pun memutuskan memberi mahar Sumiati sebatang linggis dan uang Rp 100 ribu.

Samsul bercerita, meski nyeleneh, keputusan memberikan mahar linggis kepada sang istri bukanlah asal-asalan.

Ada makna mendalam yang terkandung pada mahar sebatang linggis itu.

"Sebatang linggis adalah simbol kekokohan. Linggis tak mudah dibengkokkan. Dibenturkan berkali-kali juga tak hancur. Jadi, saya ingin rumah tangga kami tetap kokoh dalam situasi apapun layaknya sebatang linggis ini," kata Samsul.

Samsul menyebut, mahar yang diberikan tersebut merupakan hasil dari keringatnya sendiri.

Sehari-hari, Samsul bekerja sebagai penjual kerupuk dagangan si bos.

Upah yang dia terima dalam sehari Rp 50-70 ribu.

Baca juga: Nasib Haji Sondani, Nikahi Fia Dengan Mahar Rp 500 Juta, Kini Dikabarkan Sakit dan Cerai

"Sebagian upah saya kumpulkan untuk mahar, sebagian lagi untuk memenuhi kebutuhan pokok. Saya membeli sebatang linggis kondisi baru di sebuah toko bangunan. Harganya Rp 50 ribu," sebutnya.

Sementara, Sumiati mengungkapkan, ketika Mukmin memberikan mahar sebatang linggis dan uang Rp 100 ribu, tidak ada keraguan baginya untuk menerima mahar itu.

Sumiati juga bersyukur dengan mahar yang diberikan kepadanya.

"Tanpa panjang lebar saya terima pinangan dan mahar yang diberikan oleh suami. Sebab, dari awal saya memang tak neko-neko meminta mahar. Saya bersyukur dengan apa yang diberikan," ungkapnya.

Sumiati menyatakan, mahar sebatang linggis itu akan dipajang di dinding ruang tamu.

Linggis tersebut akan diletakkan di titik yang mudah terlihat agar dia dan suami selalu ingat dengan filosofinya.

"Sebatang linggis itu akan menjadi kenangan untuk saya dan suami. Saya dan suami akan berupaya mewujudkan arti yang ada dalam sebatang linggis itu, yakni rumah tangga yang kokoh," terangnya.

Di sisi lain, Sumiati menyatakan perkenalan dirinya dengan suami berlangsung sejak 5 tahun lalu.

Saat itu, status Sumiati menjanda karena suami pertama meninggal dunia.

Begitu pula Samsul. Dia menduda usai istrinya meninggal dunia.

Perkenalan Sumiati dengan Samsul terjadi karena peran dua temannya.

Mulanya, Sumiati dan Samsul tak berniat untuk membuka lembaran baru dengan orang lain.

Keduanya lebih fokus bekerja demi sang buah hati.

Sumiati mempunyai seorang anak. Sedangkan, Samsul memilik dua orang anak.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Sumiati dan Samsul bertemu.

Ketika awal bertemu, Samsul sempat minder karena merasa tak memiliki apa-apa.

Hanya rumah sederhana dan motor butut Honda Astrea keluaran tahun 2000 yang dia punyai.

Pekerjannya juga sebagai penjual kerupuk.

"Saya memberikan pengertian kepadanya, bahwa saya tak mementingkan harta. Rejeki sudah diatur oleh Allah. Tak mungkin tertukar. Rejeki bisa didapat kalau berusaha," urainya.

Tiga bulan akhir ini, keduanya semakin dekat.

Sumiati dan Samsul sudah bisa memahami satu sama lain.

"Karena usia kami tak lagi muda, tentu kami tidak berpacaran. Kami hanya taarufan. Biar hubungan ini mengalir saja. Hingga pada akhirnya, saya dan suami menikah pada Jumat, kemarin Acara pernikahan digelar sederhana," pungkasnya.

Baca juga: Tak Mewah, Kaesang Siapkan Mahar Rp 300 Ribu & Seserahan Sederhana untuk Erina Gudono

GEGER, Bukan Emas, Wanita Ini Pilih Kain Kafan jadi Mahar Pernikahan, Si Pria Kaget

Bagaimana jadinya jika mahar atau mas kawin diganti dengan kain kafan.

Mahar atau mas kawin identik dengan seperangkat alat shalat, kini berubah menjadi kain kafan.

Memilih kain kafan sebagai mahar tentu menjadi hal yang aneh.

Namun itulah yang dialami pasangan pengantin yang satu ini.

Diketahui pengantin pria memberikan mahar kain kafan tersebut sesuai dari permintaan pengantin wanita.

Pernikahan pasangan pengantin tersebut sontak saja viral, lantaran maharnya merupakan kain kafan.

Peristiwa tersebut terjadi di Prapen, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Jika pada umumnya mahar berupa emas atau uang, pasangan pengantin itu memilih kain kafan sebagai mas kawin.

Detik-detik akad nikah pasangan pengantin tersebut pun diunggah di akun TikTok @panggilaku_panda.

Dalam unggahannya, pengantin pria dengan lancar menyebut kain kafan sebagai mas kawin di momen akad nikah.

Tak hanya bermahar seperangkat kain kafan, pasangan tersebut juga menyertakan uang Rp 2,5 juta.

Sontak pasangan pengantin yang bernama Hapipi (47) dan Baiq Sri Ratna Wahyuningsih (45) ini pun viral di media sosial lantaran mahar mereka yang dinilai unik.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribuncirebon, ternyata mempelai pria mengaku jika seperangkat kain kafan dan alat kematian berdasarkan keinginan mempelai wanita sendiri.

"Saya bertanya mahar yang kamu minta, langsung dia menjawab seperangkat kain kafan, saya kaget bahkan saya tawarkan berkali-kali gak ada yang lain atau bisa diganti yang itu, dia tetap minta main kafan," ujar pengantin pria, Hapipi.

Sementara pengantin wanita menjelaskan bahwa mahar yang ditawarkan sang pengantin pria merupakan hanya kesenangan dunia, menurutnya yang pasti dibutuhkan dan dibawa saat mati ialah kain kafan.

"Kendaraan roda empat pun dia tawarkan ke saya, tapi saya kira kendaraan roda empat itu hanya dunia kan, meskipun kita akan butuh juga akhirnya, tapi yang pasti kita butuhkan sampai kita mati nanti atau meninggal nanti itu cuma kain kafan yang akan kita bawa mati," jelas pengantin wanita, Wahyuningsih.

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved