Cara Memelihara dan Merawat Ular Piton, IRT di Kuningan Bagikan Tips
Hebohnya satu keluarga di Kuningan yang hidup bareng Ular Piton, ternyata memiliki resep hingga menjadikan ular peliharaan
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM,KUNINGAN - Hebohnya satu keluarga di Kuningan yang hidup bareng ular piton, ternyata memiliki resep hingga menjadikan ular peliharaan itu tumbuh kembang dengan kondisi normal hingga memiliki bobot sekitar 15 kg.
Elistia (25), warga Desa Kertaungaran, Kecamatan Sindangagung, sekaligus pemelihara Ular Piton itu mengatakan, dalam pemeliharaan yang dilakukan sejak ular piton dari bayi hingga sekarang memiliki bobot 15 kg.
"Ini tidak lepas dari pemberian pakan secara terjadwal. Untuk makan ular itu itu adalah kepala ayam dan ayam mati kemarin," kata Elistia kepada TribunCirebon.com, Selasa (17/1/2023).
Pemberian kepala ayam, ayam mati kemarin atau burung merpati. Elistia mengungkap, pemberian itu dilakukan pada ular piton dengan ukuran dewasa.
Sedang, untuk ukuran Ular Piton itu diberikan pakan seekor anakan Tikus merah.
"Untuk pakan terjadwal, kepala ayam, ayam mati kamarin atau bangkai merpati. Itu hanya diberikan pada ular Piton besar, namun untuk bayi ular Piton itu dikasih anakan Tikus yang masih merah," katanya.
Jadwal pemberian pakan, Elistia mengungkap, ini dilakukan selama 14 hari sekali. Kemudian, di sela hari lainya, itu hanya dilakukan perawatan hingga di lakukan bersih - bersih pada tubuh ular tersebut.
"Untuk ukuran pakan diberikan pada ular Piton dewasa, biasanya dua Minggu sekali dan itu dikasihnya sebesar 1 kg kepala ayam yang di beli dari pasar. Terus, untuk ayam mati kamarin, biasanya suami kasih ke Ular itu, kalau ada yang ngasih dari pengusaha ayam potong," katanya.
Cara mengurus ular piton agar sehat selalu, Elistia menyebut, biasanya digunakan pakai air yang sebelumnya, di lakukan perendaman daun sirih dengan takaran yang disesuaikan.
"Iya, untuk air daun sirih, memang sangat bagus untuk digunakan pada Ular Piton. Hasilnya, ini bisa memberikan warna pada kulit lebih cerah dan ini bisa menjadikan kesehatan pada ular sendiri," katanya.
Diketahui sebelumnya, ada satu keluarga di Kuningan ini membuat heboh lingkungan warga sekitar.
itu setelah sebelumnya diketahui, bahwa pasangan suami istri, yakni Elistia (25) Miftah (25), sekaligus warga Dusun Pahing RT 5 RW Desa Kertaungaran, Sindangagung, Kuningan, ini memilih hidup bareng sejumlah Ular Phyton.
Padahal pasangan suami-isteri ini diketahui juga memiliki dua anak yang masih kecil alias balita atau di bawah lima tahun.
Untuk mengetahui persis bagaimana cerita dan sikap kepribadian mereka yang hidup bareng ular piton tersebut. TribunCirebon.com, berhasil menjumpai pemilik dan ular tersebut.
Elistia (25) mengawali perbincangan secara live Facebook TribunCirebon.com, mengungkap, hidup bareng dengan sejumlah ular tanpa bisa alias ular piton, ini terjadi sebelum pasangan suami istri ini memiliki momongan.
"Untuk usia Ular Phyton yang besar ini, sudah sekitar 4 tahun bareng dan kami rawat. Ular Phyton ini justru lebih dulu kami rawat sebelum punya anak," ujar Elistia saat berbincang tadi di rumahnya, Selasa (17/1/2023).
Alasan hidup bareng dengan Ular Phyton, Elistia mengungkap, bahwa ini bagian dari kesuksesan atau hobi suami.
Kemudian, ular piton itu diurus hingga memiliki bobot sekitar 15 kg ini langsung oleh kedua tangan pasang suami istri.
"Iya, awalnya hidup dengan ular. Suami saya punya hobi dan masuk Komunitas Pencinta Reptil. Jadi, meski saya sempat takut dan hawatir, namun akhirnya terbiasa seperti sekarang," ujarnya.
Usia Ular Phyton yang berbobot 15 kg, kata Elistia menyebut bahwa ini di dapat hasil pembelian sejak ular masih terbilang belia. "Ya, ular yang besar itu suami beli dari usia masih baby. Pembelian ular ini sama juga dilakukan pada ular Phyton selain jenis batik kembang," ujarnya.
Elistia mengatakan, jumlah ular jenis Phyton yang kini bareng hidup di lingkungan rumahnya, ada sebanyak 4 ekor dengan ukuran, mulai dari kecil hingga yang berbobot sekitar 15 kg.
"Untuk sekarang jumlah Ular yang ada tiga. Satu ukuran 15 kg, tapi keduanya masih berukuran kecil dan terbilang masih bayi juga sih," katanya.
Berjalannya waktu hingga sekarang, Elistia mengatakan, kini memiliki dua anak yang masih balita. Kedua anak itu masing - masing Raffa berusia 3,5 tahun dan Raisa 1,5 tahun.
"Ya, anak saya sekarang sudah dua. Nah, kedua anak saya ini memang sering tidur dan bermain dengan ular," katanya.
Sebab, kata Elistia menambahkan, Ular Phyton yang ia miliki tidak pernah di tempatkan lebih husus. Melainkan, kondisi ular itu sengaja hidup bebas di dalam rumahnya.
"Untuk ular kami miliki, baru empat hari suami bikin kandang. Tadinya, ular Phyton itu tidak pernah di tempatkan husus atau di kandangan. Jadi, kehidupan ular Phyton di rumah saya, itu mereka bebas bergerak dan bahkan main, tidur dan bercanda sama anak saya," katanya.
Menyinggung soal baru empat hari dibuatkan kandang, Elistia menyebut, ini akibat banyak saudara atau warga yang bertamu itu takut, saat melihat ular mondar - mandir di ruang tamu atau ruang keluarga.
"Ya, dengan dibuatkan kandang. Karena ada orang yang datang atau bertanya itu takut. Jujur, sebanarnya dibuatkan kandang ini tidak bikin nyaman ular tersebut," katanya. (*)
Babak Baru Bayi Meninggal di RS Linggajati Kuningan, Kapolres : Ada Indikasi Praktik Tak Standar |
![]() |
---|
Mengenalkan Potensi Wisata Alam Waduk Darma dan Kuliner Lokal, Pemdes Jagara Gelar Even Menarik |
![]() |
---|
Kebakaran Hebat Landa Pabrik Penggilingan Padi di Kuningan, Puluhan Ton Gabah Kering Hangus |
![]() |
---|
Macan Tutul Masuk Pemukiman, Bupati Kuningan Klaim Akibat Gangguan Rantai Makanan |
![]() |
---|
Bupati Bareng Kapolres Kuningan Pantau Evakuasi Macan Tutul yang Masuk ke Kantor Desa Kutamandarakan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.