Wisata Cirebon

Dua Destinasi Wisata Baru di Kawasan Cirebon, Satu Cocok Buat Kongkow, Satu Lagi Bernuansa Romantis

Ini dia dua destinasi wisata baru di Cirebon yang bisa Anda kunjungi saat libur akhir tahun.

Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
Taman Pedati Gede di malam hari. Taman ini baru beberapa hari diresmikan dan langsung diserbu warga. 

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Tak lama lagi waktu liburan tiba. Anda yang akan mengunjungi Cirebon, ini dua tempat wisata terkini di kawasan Cirebon.

Dua tempat ini menyuguhkan hal berbeda.

Yang satu berada di tengah kota dan cocok untuk dijadikan tempat kongkow bersama keluarga atau teman-teman.

Satu lokasi lainnya berada di luar Cirebon tapi cukup dekat.

Di sini Anda bisa memacu adrenalin dan menikmati city light Cirebon.

Baca juga: 5 Tempat Wisata Cirebon Cocok buat Buat Healing Akhir Tahun, Ada Bukit Antigalau

Ini dia dua tempat wisata tersebut :

Taman Pedati Gede Malam Hari
Suasana Taman Pedati Gede di malam hari. Lampu-lamu membuat taman ini menjadi tambah indah.

1. Taman Pedati Gede

Berusia lebih dari lima abad, pedati gede masih disimpan di Situs Pedati Gede di Kelurahan Pekalangan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon.

Belum lama ini, Pemkot Cirebon juga membuat replikanya. Masyarakat bisa menikmatinya di Taman Pedati Gede di Jalan Perkantoran, Kecamatan Lemahwungkuk, yang baru diresmikan, Senin (12/12/2022).

Meski dibuat pada abad ke-15, pedati gede sudah memiliki sistem yang canggih. Alat transportasi yang pembuatannya diprakarsai Pangeran Cakrabuana dan Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati ini sudah memiliki sistem peredam kejut.

Tak hanya sistem suspensi, roda pedati juga dirancang untuk bisa dilepas-pasang sesuai dengan kebutuhan.

"Jadi, rodanya bisa empat, enam, delapan, hingga 10 pasang, tergantung pada jumlah muatannya," ujar Tri Prakosa, Ketua Tim Pelaksana Revitalisasi Taman Pedati Gede, yang juga Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin Dirgantara ITB, saat ditemui usai peresmian Taman Pedati Gede, kemarin.

Ia mengatakan, pada masanya, pedati gede dipergunakan untuk mengangkut kayu jati dari Jawa Tengah yang akan dipakai untuk membangun Keraton Cirebon.

Itu sebabnya, roda pada kendaraan itu dirancang agar dapat dibongkar pasang sesuai jumlah kayu yang diangkutnya. Beban tersebut juga menjadi kuncian bagi rangka pedati saat pedati itu ditarik oleh kerbau.

Selain itu, bagian rodanya juga dapat bergeser naik dan turun berdasarkan kontur jalan yang dilalui, sehingga berfungsi menjadi suspensi pedati gede. Dengan suspensi ini, roda pedati bisa bertahan lebih lama, dan pedati dapat menanggung lebih banyak beban.

"Pedati gede ini didesain untuk melaju perlahan sambil mengangkut barang dan ditarik kerbau. Kalau di era sekarang mungkin seperti trailer," ujar Tri.

"Bagi saya, ini merupakan fenomena yang sangat luar biasa. Pedati gede ini dibuat pada abad ke-15 tetapi sudah menggunakan teknologi yang canggih meski bahannya dari kayu," lanjutnya.

Untuk mendapatkan referensi yang lengkap mengenai struktur pedati ini, Tri mengaku, harus terbang ke Leiden, Belanda.

Pasalnya, kondisi pedati gede yang asli, yang masih tersimpan di situsnya, sudah mulai rusak di beberapa bagian karena sempat terbakar.

Namun, referensi yang ditemukan di Leiden pun ternyata masih belum lengkap sehingga Tim ITB harus bekerja keras untuk mendesain kembali pembuatan replikanya yang skalanya 1 : 1, persis seperti aslinya.

"Kami menggunakan bahan resin untuk membuat replika pedati gede ini karena lebih kuat. Jika menggunakan kayu seperti aslinya maka dikhawatirkan tidak kuat," ujar Tri.

Kemarin, replika itu sudah dipajang dengan megahnya di Taman Pedati Gede. Taman Pedati Gede diresmikan langsung oleh Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis, didampingi Wakil Wali Kota Cirebon, Eti Herawati, Sekda Kota Cirebon, Agus Mulyadi, beserta jajaran Forkopimda Kota Cirebon lainnya.

Taman seluas 990 meter persegi tersebut sebelumnya hanya pembatas jalan yang panjangnya kira-kira 100 meter dan dilengkapi trotoar di sisi kanan dan kirinya.

Taman Pedati Gede yang baru diresmikan Pemkot Cirebon di Jalan Perkantoran, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Senin (12/12/2022). (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)
Kini taman itu juga dihiasi beberapa pohon palem dan replika pedati gede, sebagai salah satu warisan sejarah Kota Cirebon.

Taman Pedati Gede terbagi menjadi beberapa area. Selain area diorama yang indah dengan berbagai tanaman bunga di sekelilingnya, ada juga taman asri, dan altar di mana replika pedati gede dipajang. Tak hanya itu, taman ini juga dilengkapi amfiteater. Bukan amfiteater biasa, tapi amfiteater yang lengkap dengan fasilitas panggungnya.

Di bagian paling belakang juga ada beberapa bangku dan meja berbentuk kotak yang dibuat dari semen. Tak hanya itu, di sana juga terdapat areal bermain anak yang menyenangkan.

Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis, mengatakan taman ini dikerjakan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kota Cirebon. Ia berharap Taman Pedati Gede dapat menjadi ikon baru Kota Cirebon, khususnya di bidang pariwisata.

"Mulai hari ini dibuka untuk umum, termasuk wisatawan yang berkunjung ke Kota Cirebon," ujar Nashrudin.

Kepala DPRKP Kota Cirebon, Wandi Sofyan, mengatakan revitalisasi Taman Pedati Gede ini mereka kerjakan bekerjasama dengan LPPM ITB Bandung.

"Kami juga memasang banyak lampu hias di replika Pedati Gede di taman ini, sehingga tampilannya semakin cantik saat malam hari," kata Wandi.

Perosotan terpanjang di Kuningan yang ada di Side Land.
Perosotan terpanjang di Kuningan yang ada di Side Land. (Tribun Cirebon/Ahmad Ripai)

2. Side Land

Objek wisata Side Land yang berada di Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan, Kuningan, dilengkapi dengan wahana permainan anak dan kolam renang beragam ukuran.

Tidak hanya itu, kolam renang yang menampung air jernih dari mata air Talaga Biru Cicerem, punya wahana porosotan terpanjang di Kuningan.

Hal itu dikatakan Dirut BUMDes Aria Kamuning, Iim Ibrahim saat ditemui di Side Land, Rabu (14/12/2022).

Meski dalam masa pengembangan dalam tata kelola lingkungan objek wisata tersebut terpantau sejumlah pengunjung mulai berdatangan dan terlihat semringah saat menikmati suasana alam sekitar.

"Betul, kami sebenarnya masih dalam pengembangan pembangunan. Namun untuk pelancong dari berbagai daerah sudah banyak berdatangan hingga ada yang melakukan kemping," katanya.

Pembangun objek wisata Side land, kata Iim bahwa penamaan itu memiliki histori yang kuat.

Hal itu menyusul dengan cerita - cerita orang sepuh yang masih ada.

"Ya, berdasarkan cerita dan pengalaman saya waktu kecil. Nama sideland ini, merupakan tempat orang terdahulu membuat terasi atau delan yang dikenal sebutan warga kami. Dari nama situ, kita tulisnya dengan istilah bahasa Inggris jadi Side Land dengan arti kata dalam kamus bahasa Inggris, yang artinya itu tanah berada di pojok atau pinggiran," kata Iim lagi.

Mengenai fasilitas di Side Land, Iim menyebut untuk kawasan wisata memang di dominasi fasilitas wisata air.

"Fasilitas wisata perairan sebagai daya tarik. Kita memiliki kolam perosotan terpanjang di Kuningan, dengan jarak sekitar 40 meter," katanya.

Bagi pengunjung yang ingin menikamati olam perosotan, Iim menyebut pengelola menyiapkan media ban karet sebagai sarana untuk bermain air.

"Jadi, untuk pengunjung yang mau main perosotan. Kita sediakan ban karet sebagai media sekaligus sarana saat main air," kata Iim lagi.

Pengembangan objek wisata Side Land, kata Iim mengklaim bahwa proyek pembangunan ini murni dari hasil keuntungan BUMDes.

"Ya keuntungan BUMDes itu banyak sumber pendapatan. Misal dari objek wisata Talaga Biru Cicerem, jasa pemasangan jaringan internet dan tagihan-tagihan listrik atau usaha kredit lainnya," ujarnya.

Mengenai sarana di Side Land, pihaknya mengatakan, tidak hanya beberapa kolam renang saja yang tersedia.

Melainkan ada bangunan vila dan taman serta jembatan Side Land untuk lokasi swadaya foto.

"Untuk fasilitas di wisata Side Land, itu ada kolam renang dengan beragam ukuran. Mulai dari anak - anak hingga buat orang dewasa dan kolam terapi ikan. Kemudian ada beberapa lokasi spot foto atau tempat untuk para konten kreator. Tidak lupa, kami menyediakan gazebo dan vila yang berdampingan dengan galeri," katanya.

Menyinggung keindahan tempat hingga mampu mendatang pengunjung, Iim mengklaim bahwa lokasi wisata Side Land ini memiliki panorama alam yang masih asri.

Di malam hari ada suasana romantis yang tercipta ketika melihat city light Cirebon dan Brebes.

"Panorama alam masih asri, begini. Jika pagi hari, pengunjung itu bisa menikmati pemandangan Gunung Ciremai dan malam harinya itu bisa melihat pemandangan benderangannya Kota Cirebon dan Brebes," ujar Iim seraya menambahkan bahwa untuk HTM (harga tiket masuk) itu sebesar Rp 20 ribu per orang.

Baca juga: Destinasi Wisata Terbaru di Kuningan, Punya Perosotan Terpanjang, Bisa Lihat City Light Cirebon

Baca juga: Destinasi Wisata Baru di Cirebon, Taman Pedati Gede, Tampilannya Cantik di Malam Hari

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved