Gempa Bumi Cianjur
Apa Itu Sesar Cugenang? Patahan Baru di Jabar Sepanjang 9 Km yang Menelan Ratusan Korban Jiwa
erungkap penyebab gempa Cianjur yang berkekuatan Magnitudo 5,6 pada 21 November 2022, bukanlah karena pergerakan Sesar Cirata maupun Sesar Cimandiri
Penulis: dedy herdiana | Editor: dedy herdiana
TRIBUNCIREBON.COM, CIANJUR - Terungkap penyebab gempa Cianjur yang berkekuatan Magnitudo 5,6 pada 21 November 2022 lalu, bukanlah karena pergerakan Sesar Cirata maupun Sesar Cimandiri.
Melainkan ada sesar baru yang kini diberi nama Sesar Cugenang oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG).
Sebelumnya kedua sesar tersebut di atas sempat menjadi tertuduh, atas gempa Cianjur yang sudah menelan ratusan korban jiwa dan memporak-porandakan puluhan ribu rumah warga itu.
Baca juga: Sesar Cirata Menggeliat, Penyebab Gempa Guncang Purwakarta Diungkap Ahli dari BMKG
Baca juga: Sesar Cimandiri Menggeliat, Sebabkan Gempa 5,6 di Cianjur, Sesar Ini Memanjang ke Bandung & Subang

Kini terjawab sudah soal penyebab gempa bumi yang mengguncang dahsyat di Cianjur sekitar tiga pekan lalu itu.
Lantas apa sebenarnya Sesar Cugenang itu?
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan gempa bumi 5,6 di Cianjur itu akibat sesar aktif yang baru terpetakan.
Lalu, karena lokasinya berbeda dengan Sesar Cirata maupun Sesar Cimandiri, maka BMKG memberinya nama Sesar Cugenang.
Diketahui dalam ilmu Geologi, sesar disebut juga patahan.
Sesar atau patahan ini merupakan fraktur planar atau diskontinuitas dalam volume batuan, yang menunjukkan telah ada perpindahan signifikan sebagai akibat dari gerakan massa batuan.
Sesar-sesar berukuran besar di kerak bumi merupakan hasil dari aksi gaya lempeng tektonik, dengan yang terbesar membentuk batas-batas antara lempeng, seperti zona subduksi atau sesar transform.
Energi yang dilepaskan menyebabkan gerakan yang cepat pada sesar aktif yang merupakan penyebab utama gempa bumi.
Menurut ilmu geofisika, sesar terjadi ketika batuan mengalami tekanan dan suhu yang rendah sehingga sifatnya menjadi rapuh.
Kembali ke soal Sesar Cugenang, Dwikorita menjelaskan bahwa patahan aktif yang baru terpetakan alias Sesar Cugenang ini terbentang sepanjang 9 kilomter.
Lintasan Sesar Cugenang ini mengarah ke barat laut tenggara dan melintasi sembilan desa di dua kecamatan.
Kesembilan desa yang dilintasi garis Sesar Cugenang, yaitu:
1. Desa Ciherang di Kecamatan Cugenang
2. Desa Ciputri di Kecamatan Cugenang
3. Desa Cibeureum di Kecamatan Cugenang
4. Desa Nyalindung di Kecamatan Cugenang
5. Desa Mangunkerta di Kecamatan Cugenang
6. Desa Sarampad di Kecamatan Cugenang
7. Desa Cibulakan di Kecamatan Cugenang
8. Desa Benjot di Kecamatan Cugenang
9. Desa Nagrak di Kecamatan Cianjur
Radius lebar area bahaya kiri dan kanan dari lintasan garis Sesar Cugenang ini dikatakan Dwikorita, jaraknya mencapai 300 - 500 meter.
"Panjang patahan ini sekitar 9 kilometer, dengan radius berbahaya kiri-kanannya 300-500 meter," jelasnya.
Berdasarkan hasil survei lapangan, lanjut Dwikorita, daerah tersebut kini masuk dalam zona berbahaya.
Akibatnya, semua permukiman di zona berbarbahaya itu direkomendasikan untuk direlokasi.
"Dari catatan yang ada zona yang perlu direlokasi itu mencapai 8,09 kilometer persegi dengan total lebih kurang 1.800 rumah tinggal," ungkapnya.
Ditegaskan Dwikorita, kawasan di zona berbahaya tersebut harus dikosongkan dari bangunan tempat tinggal, namun bisa dialihkan menjadi lahan pesawahan, resapan, hingga konservasi," ujarnya.
Dwikorita mengimbau, pemerintah untuk memperhatikan sesar aktif lain dalam menentukan lokasi permukiman baru.
"Diharapkan peta sesar yang sudah ada dijadikan acuan untuk tata ruang wilayah,"
Untuk dikatahui penjelasan Dwikorita ini dipaparkan kepada semua awak media saat mendampingi Presiden Joko Widodo di Batalyon 300/Raider, Cianjur, Kamis (8/12/2022). (Tribuncirebon.com/Tribunjabar.id, Fauzi Noviandi)
Baca juga: Update Gempa Sukabumi, Belasan Rumah dan Dua Sekolah Rusak di Kabupaten Sukabumi, Ini Rinciannya
Baca juga: Apa Itu Sesar Cirata? Patahan Aktif di Bawah Waduk, Berpotensi Gempa M 7, Pernah Akibatkan Kerusakan
Baca berita Tribuncirebon.com lainnya di GoogleNews