Gunung Semeru Erupsi

Ngeri! Semburan Awan Panas Gunung Semeru Hantam Jembatan, Langit Pun Gelap Mencekam

Akibat Gunung Semeru meletus dikabarkan semburan awan panasnya sampai menghantam jembatan yang baru diperbaiki.

Editor: dedy herdiana
Dok. BNPB via Kompas.com
Awan panas guguran Gunung Semeru pada Minggu (4/12/2022) siang telah mencapai 19 kilometer hingga menghantam Jembatan Gladak Perak, Minggu (4/12/2022). 

TRIBUNCIREBON.COM - Akibat Gunung Semeru meletus dikabarkan semburan awan panasnya sampai menghantam jembatan yang baru diperbaiki.

Meletusnya Gunung Semeru yang berada di antara Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur seakan 'mengamuk' dengan menyemburkan awan panas dan debu vulkanik, Minggu (4/12/2022).

Saat letusan awan panas terjadi, semburan awan panas itu sampai menghantam jembatan gantung yang disangga rangkaian besi berwarna merah dan putih.

Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Jepang Langsung Ikut Pantau, Siaga Ancaman Tsunami

Bahkan akibat hantaman awan panas, Jembatan Gladak Perak tersebut dikabarkan putus dan rusak.

Diketahui Jembatan Gladak Perak ini baru selesai diperbaiki yang sebelumnya rusak akibat diterjang lahar dingin dari letusan Gunung Semeru pada Desember 2021 lalu.

Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan jembatan gantung Gladak Perak di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (9/4/2022). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun jembatan gantung darurat tersebut untuk dilewati sementara oleh kendaraan roda dua, sebelum jembatan permanen yang rusak akibat awan panas guguran Gunung Semeru kembali dibangun.
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan jembatan gantung Gladak Perak di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (9/4/2022). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun jembatan gantung darurat tersebut untuk dilewati sementara oleh kendaraan roda dua, sebelum jembatan permanen yang rusak akibat awan panas guguran Gunung Semeru kembali dibangun. (ANTARA FOTO/SENO via Kompas.com)

Semburan awan panas ini bahkan membuat langit menjadi gelap.

Debu beterbangan ke arah permukiman warga, hingga beberapa diantaranya harus diselamatkan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Menurut data yang disampaikan Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, kemunculan awan panas pertama kali terpantau sejak Minggu dinihari hingga pukul 06.00 WIB.

"Awan panas guguran tersebut berlangsung menerus dan hingga pukul 06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 km dari puncak ke arah Besuk Kobokan," kata Muhari.

Ia mengatakan, saat awan panas menyembur, terjadi aktivitas kegempaan mulai pukul 24.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB.

"Terekam delapan kali gempa letusan, satu gempa awan panas guguran," katanya.

Ia mengatakan, aktivitas erupsi dan awan panas guguran di Gunung Semeru ini terbilang sangat tinggi.

Karena aktivitas yang meningkat tersebut, BNPB memprediksi akan terjadi aliran lagan, mengingat curah hujan di Kabupaten Lumajang juga cukup tinggi. 

"Dengan adanya peningkatan aktivitas vulkanik tersebut, maka Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Semeru dari ‘Siaga’ menjadi ‘Awas’ atau dari Level III menjadi Level IV, terhitung per pukul 12.00 WIB hari ini," kata Muhari.

Ia menambahkan, sehubungan dengan adanya peningkatan status tersebut, maka PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, kata dia, masyarakat diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Muhari juga mengimbau masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

"Di samping itu, masyarakat diharapkan agar selalu mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," katanya dalam siaran pers di grup Medcom Bencana -1.

Muhari juga mengimbau, agar masyarakat tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan mengenai aktivitas Gunung Semeru, dan mengikuti arahan dari instansi yang berwenang, yakni Badan Geologi.

Badan Geologi juga akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya.

Luncuran APG Sejauh 19 Kilometer

Sementara itu, dari hasil pemantauan di lapangan oleh tim PVMBG dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, luncuran awan panas guguran (APG) sudah mencapai 19 kilometer.

Bahkan, APG sudah melewati Jembatan Gladak Perak.

“Sudah sampai Gladak Perak,” jelas Joko Sambang, Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Lumajang.

Abu vulkanik Gunung Semeru juga dilaporkan membumbung tinggi berwarna abu dan hitam pekat.

Jarak pandang sangat terbatas karena abu sudah mulai turun ditambah turun hujan di sekitar lokasi.

“Situasi saat ini di Kajar Kuning hujan deras dan abu pekat,” kata Joko.

BPBD Kabupaten Lumajang merinci ada sebanyak 93 warga dievakuasi ke pengungsian yang berlokasi di Balai Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan terus berkoordinasi dengan Badan Geologi, PVMBG, BPBD Kabupaten Lumajang, TNI, Polri dan instansi terkait dalam pengembangan data dan informasi terkait erupsi Gunungapi Semeru.(tribun-medan.com)

 

Baca berita Tribuncirebon.com lainnya di GoogleNews

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul MENGERIKAN, Gunung Semeru 'Mengamuk', Awan Panas Hancurkan Jembatan, Suasana Gelap

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved