Gunung Semeru Erupsi
Gunung Semeru Jadi Level IV atau Awas, Warga di Lumajang Mulai Mengungsi, Ini Imbauan PVMBG
Sejak pukul 12.00 WIB, status Gunung Semeru jadi awas. Warga sudah mulai mengungsi.
TRIBUNCIREBON.COM, LUMAJANG - Sebagian warga Lumajang mulai mengungsi menyusul erupsi Gunung Semeru yang meluncurkan awan panas, Minggu (4/12/2022).
Erupsi terjadi pada Minggu dini hari sekitar pukul 02.30 WIB.
Terpantau pada pukul 11.05 WIB siang ini panjang aliran awan panas dari kawah Gunung Semeru telah mencapai 10 kilometer.
Awan panas bergerak menuju Curah Kobokan ke arah Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Penduduk di sejumlah daerah terdampak, di antaranya Curah Kobokan, Dusun Kajar Kuning, Desa Sumber Wuluh, dan Desa Penanggal, Lumajang telah mengungsi secara mandiri.
Pemerintah daerah sudah menutup jalur ke Curah Kobokan yang berada di wilayah selatan Kabupaten Lumajang, sehingga sudah tidak ada lagi aktivitas warga di daerah tersebut.
Sejumlah petugas keamanan, termasuk TNI juga disiagakan untuk berjaga di daerah pintu masuk wilayah Kabupaten Malang agar masyarakat tidak melintas di daerah Curah Kobokan.
Baca juga: Foto-foto Erupsi Gunung Semeru Hari Ini, Ngerinya Awan Panas Guguran, Abu Vulkanik Menuju ke Selatan
Petugas gabungan itu disiagakan di sisi timur maupun selatan Kabupaten Lumajang.
Selain itu, petugas dari Dinas Sosial dan ambulans juga berjaga di sejumlah titik.
Berdasarkan keterangan resmi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), gunung tertinggi di Jawa Timur itu berstatus siaga sejak 16 Desember 2021.
Erupsi terbaru terjadi pada Minggu (4/12) dini hari pukul 02.46 WIB. Gunung Semeru tampak mengeluarkan awan panas setinggi kurang lebih 1.500 kilometer dari puncak.
Awan panas guguran tersebut berlangsung terus-menerus hingga pukul 06.00 WIB dengan jarak luncuran mencapai 7 kilometer.
Gempa vulkanik juga terjadi sebanyak delapan kali sejak tengah malam hingga pukul 06.00 WIB pada Minggu.
"Hal ini menunjukkan aktivitas erupsi dan awan panas guguran di Gunungapi Semeru masih sangat tinggi," tulis keterangan resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Minggu.
Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga dinilai masih tinggi karena tingginya curah hujan di Gunung Semeru.
Oleh karena itu PVMBG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Terutama di daerah Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besik Sat.
Aliran lahar juga berpotensi mengalir di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai Besuk Kobokan.
Masyarakat juga diimbau agar hanya mengikuti arahan dari instansi yang berwenang dan tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggung jawab terkait aktivitas maupun Erupsi Gunung Semeru.
Sebelumnya, erupsi Gunung Semeru juga terjadi berturut-turut pada Jumat (2/12/2022) dan Sabtu (3/12/2022).

Jadi Level IV
Status Gunung Semeru yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim) dinaikkan dari Siaga (level III) menjadi Awas (level IV) terhitung Minggu (4/12/2022) pukul 12.00 WIB.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) Hendra Gunawan.
"Disampaikan status gunung Semeru dinaikkan dari Siaga (level III) menjadi Awas (level IV) terhitung hari Minggu, 4 Desember 2022 pukul 12.00 WIB," ujarnya, dikutip dari rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (4/12/2022) siang.
Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya merekomendasikan tidak adanya aktivitas dalam radius 8 kilometer dari puncak dan sektoral arah tenggara (Besuk Kobokan dan Kali Lenang) sejauh 19 kilometer dari puncak.
"Surat resmi peningkatan status segera disampaikan," kata dia.
Sebelumnya pihak PVMBG menyampaikan, beberapa perkembangan aktivitas gunung Semeru hingga Minggu (4/1/2022) pukul 06.00 WIB yakni sebagai berikut:
1. Telah terjadi erupsi yang disertai awan panas guguran (APG) pada Minggu (4/12/2022) pukul 02.46 WIB dengan tinggi kolom erupsi mencapai 1.500 meter di atas puncak. Sumber APG berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava, yang berada sekitar 800 meter dari puncak (Kawah Jonggring Seloko). Awan panas guguran tersebut berlangsung terus menerus dan hingga pukul 06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 km dari puncak ke arah Besuk Kobokan.
2. Aktivitas kegempaan pada Minggu (4/12/2022) pukul 00.00 – 06.00 WIB terekam 8 kali gempa letusan, 1 gempa awan panas guguran yang masih berlangsung hingga pukul 06.00 WIB. Hal ini menunjukkan aktivitas erupsi dan awan panas guguran di gunung Semeru masih sangat tinggi. Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Semeru.
Waspadai potensi luncuran awan panas
3. Pemantauan deformasi masih menunjukkan terjadinya inflasi (peningkatan tekanan) yang menunjukkan masih terjadinya proses suplai magma ke dalam kantong magma maupun ke permukaan. Pemantauan area panas (hotspot) menunjukkan peningkatan adanya anomali thermal menjadi 15 Mw di sekitar area kawah yang mengindikasikan masih adanya tumpukan material panas pada kawah Semeru. Sebelumnya, masyarakat diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru, terutama di Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Baca juga: Breaking News Status Gunung Semeru Menjadi Awas Level IV, Sebelumnya Masih Siaga
Artikel ini sudah tayang di Kompas.TV.