Gempa Bumi Cianjur

Imbas Gempa Cianjur jadi Wisata, Bantuan Terhambat, Bupati ke Warga Luar Stop Datangi Lokasi Gempa

Sejumlah warga lainnya mendatangi lokasi gempa Cianjur bukan karena memberikan bantuan malah menimbulkan kemacetan.

tribun
Imbas Gempa Cianjur jadi Wisata, Bantuan Terhambat 

TRIBUNCIREBON.COM - Bupati Cianjur, Herman Suherman turut buka suara perihal bencana gempa Cianjur dijadikan objek wista warga lainnya.

Seperti yang diketahui pada Senin (28/11/2022) lalu Cianjur dilanda gema bumi berkekuatan 5,6 magnitudo.

Sampai saat ini, sebanyak lebih dari 300 jiwa menjadi korban gempa Cianjur.

Sontak saja peristiwa tersebut mengundang rasa simpati dari banyak orang.

Tak sedikit dari mereka yang turut prihatin dan berduka atas kejadian gempa Cianjur.

Sayangnya, momen pilu tersebut justru dijadikan sebagai objek wisata bagi sebagian orang.

Sejumlah warga lainnya mendatangi lokasi gempa Cianjur bukan karena memberikan bantuan tapi menimbulkan kemacetan hingga menjadikan gempa Cianjur sebagai objek wisata.

Merespons hal itu, Bupati Cianjur, Herman Suherman lantas buka suara.

Herman Suherman mengimbau warga untuk berhenti menjadikan lokasi bencana gempa bumi Cianjur sebagai tempat wisata.

Menurut Herman, hal tersebut yang menyebabkan distribusi logistik untuk para korban terkena macet.

"Itu memang saya cek ada wisata-wisata bencana alam. Yang datang dari mana-mana saya imbau, kasihan warga yang membutuhkan sembako," kata Herman saat ditemui di RSUD Cimacan, Minggu (27/11/2022).

Herman mencotohkan distribusi air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang terhambat karena macet.

Hal itu dilakukan Bupati Cianjur yang menandakan jika dirinya tak tega warganya yang terdampak gempa menjadi tontonan bagi warga lainnya.

Alhasil, Herman Suherman pasang bada membela warga Cianjur.

"Ngangkut barangnya susah, macet dan sebagainya. Itu datang dari mana-mana hanya sekedar ingin melihat saja," ujarnya.

Karenanya, ia menyarankan bagi warga agar tak menjadikan lokasi bencana sebagai tempat wisata hingga menimbulkan kemacetan.

"Untuk itu kami menyarankan kepada warga Cianjur khususnya, sudahlah cukup melihat warga kami yang terkena musibah, doakan saja," ungkap dia.

Herman pun mempersilakan warga yang memberikan bantuan agar datang langsung ke posko dapur umum.

"Daripada langsung ke tempat-tempat pengungsian. Akhirnya ada yang banyak dan ada yang sedikit dan juga memacetkan lalu lintas," imbuhnya.

Foto dua orang ibu berswafoto di lokasi bencana di Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Foto dua orang ibu berswafoto di lokasi bencana di Kampung Cisarua, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur. (Alex Suban/Warta Kota)

Baca juga: Foto Dua Ibu Selfie di Lokasi Bencana Gempa Cianjur, Latarnya Bangunan yang Ambruk

Korban Gempa Cianjur Kesal Saat Bencana Banyak yang Selfie, Tulis Poster "Ini Bukan Wisata Bencana"

Kondisi Cianjur yang porak poranda pascagempa Senin (21/11/2022) lalu, rupanya tak hanya memicu ribuan relawan untuk datang ke sana dan memberikan bantuan.

Ada juga yang datang untuk sekadar melihat-lihat dan berfoto di antara puing.

"Sejak hari pertama banyak orang-orang yang melintas berhenti buat memvideokan kondisi di sini bahkan berswafoto sambil ketawa-ketawa dari dalam mobil. Malah ada yang turun mau melihat jenazah yang belum dikuburkan hanya untuk foto-foto," ujar Leka, Koordinator Posko Bencana di Kampung Longkewang, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Kamis (24/11/2022).

Selain tak etis, ujar Leka, ulah mereka juga sangat mengganggu upaya evakuasi dan distribusi bantuan.

"Jadi terhambat, bantuan tidak masuk ke desa terdampak. Di sini banyak yang belum mendapat bantuan pada hari pertama dan kedua pascabencana gempa. Baru di hari keempat, pendistribusian bantuan terpenuhi," ujarnya.

Jaka, pengungsi di Posko Kampung Longkewang, juga mengatakan hal senada.

"Mungkin mereka ada tujuannya juga ingin membantu. Tapi kalau bantuannya tidak terlalu banyak, kan, bisa disalurkan ke relawan yang memang bertugas untuk mendistribusikan bantuan," ujarnya.

Para pengungsi yang geram akhirnya membuat papan pengumuman dari karton yang mereka pasang persis di depan posko pengungsian di pinggir jalan.

Tulisannya besar-besar. "Ini Bukan Wisata Bencana".

Kepala BNPB, Suharyanto, mengatakan banyak lokasi yang terdampak gempa di Cianjur jadi sulit untuk dilalui karena banyak warga yang berbondong-bondong datang ke lokasi bencana.

"Ini bencananya, lokasinya 15 kecamatan, banyak jalannya kecil-kecil, tempatnya terpencil, sehingga kalau masyarakat datang sendiri berbondong-bondong ke sana, tentu saja ini membuat jalanan macet, membuat program-program dan kegiatan penanganan pengungsi, pendistribusian logistik, ini terhambat," katanya.

Ia meminta siapapun yang tidak berkepentingan untuk sementara tidak datang dulu ke lokasi bencana karena akan mengganggu penanganan di sana.

"Kalau datang ke daerah bencana dengan tujuan membantu silakan. Bencana ini bukan untuk dilihat, bukan menjadi tempat wisata, tetapi bencana ini adalah sesuatu yang harus dipecahkan bersama," kata Suharyanto.

Pemberian bantuan, ujar Suharyanto, sebaiknya dilakukan terpusat melalui posko utama.

"Jangan sendiri-sendiri ke tempat lokasi," ucap Suharyanto.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved