Gempa Bumi Cianjur

Seorang Anak Belum Ditemukan, Tertimbun Setelah Gempa Cianjur, Ayah: Saya Pasrah Sama Allah

Ahmad pasrah terhadap nasib anaknya yang hingga kini belum ditemukan setelah tertimbun.

Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Deanza F
Proses evakuasi korban gempa Cianjur. Masih ada 39 orang belum ditemukan hingga hari ini. 

TRIBUNCIREBON.COM, CIANJUR - Sudah lebih dari tiga hari gempa Cianjur terjadi.

Gempa bermagnitudo 5,6 mengguncang Cianjur, Senin (21/11/2022) siang pukul 13.21 WIB.

Kamis (24/11/2022), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan 272 orang meninggal dunia.

Selain itu, ada 39 orang yang dinyatakan masih hilang, diduga tertimbun reruntuhan dan longsor. 

Warga Kampung Gintung, Ahmad Asikin, merupakan salah satu korban gempa Cianjur.

Ia mengatakan dua anggota keluarganya hingga saat ini belum ditemukan.

Asikin mengatakan bahwa sesaat sebelum gempa terjadi, keluarganya memang tengah berada di rumah.

Salah satu anaknya tertimbun reruntuhan saat akan masuk ke rumah untuk meminta uang kepadanya.

“Ada di dapur, sedang bikin kue. Kemudian, anak itu minta uang, saya (bilang) tunggu dulu. Kemudian keluar di jalan. Pas ada gempa anak itu mau masuk ke dalam rumah, langsung di situ tertimbun. Sampai sekarang belum ketemu,” kata Asikin dalam Kompas Petang Kompas TV, Kamis (24/11/2022).

Tiga hari berselang, Asikin masih menunggu kabar penemuan keluarganya.

Pasalnya, dia tak tahu di mana titik keluarganya menghilang dan tertimbun.

Setitik harapan masih ada, tetapi selebihnya dia memasrahkan semuanya kepada Allah.

“Pasrah. Saya juga mengharapkan ketemu. Kalau enggak ketemu, ya pasrah sama Gusti Allah, bagaimana lagi,” ujarnya.

Selain Asikin, warga Kampung Cugenang, Desa Cijedil, Dikdik Sodikin, juga kehilangan anggota keluarganya.

Hingga saat ini, enam anggota keluarganya belum ditemukan.

“Anggota keluarga saya yang belum ditemukan itu ada enam. Kalau dari data RT yang kemarin didata ada keseluruhan itu 38 orang, yang baru ditemukan itu 5 orang. Jadi sisanya 33 orang yang belum ditemukan,” tutur Dikdik. 

Lima orang yang baru ditemukan itu bukan anggota keluarganya. Dikdik masih berupaya mencari dan membantu tim SAR untuk mencari warga lain yang tertimbun.

Dikdik bilang, tim SAR dan warga membutuhkan tambahan alat berat. Pasalnya, kontur tanah yang longsor akibat gempa cukup miring sehingga menyulitkan proses pencarian dan evakuasi.

Terlebih, hujan kerap turun sehingga alat berat kesulitan untuk naik. Tim SAR dan warga pun sampai menjebol bangunan SDN Cugenang untuk mempercepat proses evakuasi.

“Hari keempat setelah hujan agak reda, kita bikin jalan sendiri. SDN Cugenang itu dijebol. Kemudian, tim SAR nanya ke warga posisi orang ketika kejadian. Jadi Tim SAR terarah, gali di mana,” ceritanya.

Meski hingga tiga hari sejak gempa terjadi keluarganya belum ditemukan, Dikdik masih mencoba tabah dan membantu proses pencarian dengan alat seadanya.

“Kalau saya enggak diam. Keluarga besar saya terus mencari walaupun dengan alat seadanya. Pakai cangkul, mencari di titik-titik yang ada keluarga kita di sana,” ucapnya.

Baca juga: Perjuangan Ibu Hamil Melahirkan di Tempat Pengungsian Gempa Cianjur, Ada yang Diberi Nama Gempita

Artikel ini sudah tayang di Kompas.TV.

Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved