Gempa Bumi Cianjur

Tangisan Seorang Ibu di Cianjur, Tiga Keluarganya Hilang, ''Bajunya Sudah Ketemu, Orangnya Belum''

Cucu mengatakan menantunya sempat mengantarkan motor sebelum gempa terjadi.

Editor: taufik ismail
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Korban luka akibat gempa bumi menjalani perawatan di halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang, Senin (21/11/2022). Sejumlah orang masih dinyatakan hilang. 

TRIBUNCIREBON.COM, CIANJUR - Evakuasi untuk mencari korban gempa Cianjur terus dilakukan.

Hingga Rabu (23/11/2022), beberapa korban masih dicari setelah tertimbun longsoran tanah atau reruntuhan bangunan setelah gempa Senin (21/11/2022) siang.

Gempa bergamagnitudo 5,6 siang itu merusak ribuan bangunan dan mengakibatkan longsor.

Banyak korban yang terjebak.

Termasuk satu keluarga di Cugenang, Cianjur.

Hal tersebut dikisahkan seorang ibu bernama Cucu Handayani.

Mengenakan kerudung hitam dan kacamata ia mengisahkan hilangnya tiga anggota keluarga saat gempa Cianjur.

Ia mengatakan ada tiga anggota keluarganya yang belum ditemukan.

Masing-masing menantu, besan, dan kakak ipar adiknya.

Ketika gempa pertama mengguncang Cianjur pada Senin (21/11) pukul 13.21 WIB, saat itu besan dan kakak iparnya tengah tidur.

Sementara berdasar kesaksian teman korban, posisi terakhir mantunya diketahui berada di toilet rumah.

Sempat Mengantar Motor ke Tempat Kerja Istri

Sebelum petaka terjadi, menantu Cucu sempat mengantar motor ke tempat kerja istrinya (anak Cucu-red).

"Setelah mengantar motor, dia diantar sama teman. Sempat berbincang, pamit ke temannya mau pergi ke WC."

"Padahal teman-temannya sudah mengatakan: Enggak usah pulang ke rumah, kenapa enggak di masjid saja yang dekat," kata dia.

Cucu mengatakan menantuya itu memilih langsung kembali ke rumah. Tak berselang lama terjadilah gempa.

"Saya enggak berpikir mantu saya kena reruntuhan," Cucu menangis, lalu menambahkan,

"Soalnya kan baru saja nganterin motor, dalam keadaan sehat saja."

Berselang setengah jam seusai gempa pertama, Cucu langsung pergi berkeliling kota Cianjur untuk mencari anaknya alias istri dari menantu yang hilang itu.

"Kurang lebih setengah jam, saya ditelepon anak saya suruh jemput," kata Cucu.

Anaknya mengatakan bahwa dia sudah tak lagi di Cianjur, tetapi di Masjid Kecamatan Cugenang.

"Mama, si aa' (suami-red) kapendak (ketemu, Red)," kata Cucu, menirukan omongan anaknya.

Cucu bingung, tak paham maksud ucapan itu.

Diliputi rasa waswas, ia langsung tancap gas menuju Cugenang.

Masih dengan mimik wajah sedih dan sesenggukan, Cucu melanjutkan, "ternyata benar, tiga orang di bawah reruntuhan, kami tidak bisa apa-apa, kami hanya bisa berdoa."

Diwarnai Gempa Susulan

Pada hari pertama bencana gempa, tak ada alat evakuasi sama sekali di Cugenang.

Beberapa ruas jalan di Cianjur terhalang longsor, Cucu berpikir alat berat diprioritaskan untuk evakuasi masalah itu.

Korban masih berada di bawah reruntuhan, dan Cucu berkata, "dari Selasa itu penuh perjuangan, kami merasa resah." 

"Ada beko (alat berat-red) yang lewat, langsung kami suruh turun," lanjut dia.

Selepas itulah, evakuasi korban di Cugenang baru dilakukan. Ya, hari kedua usai gempa.

Titik lokasi tertimbunnya korban sudah diketahui, dari temuan barang dan pakaian terakhir yang dikenakan korban.

Di tengah pencarian yang terus berlanjut hingga hari ketiga, evakuasi sempat ditunda sejenak karena ada gempa susulan.

"Ada yang bilang udah kecium baunya, bajunya udah ketemu, kayaknya anak mantu saya itu mau main bola, alhamdulillah udah ketemu bajunya."

"Ada jaket yang terakhir dipakai, itu sudah ketemu,"

"Tapi orangnya belum," ujar Cucu, lalu menangis.

Hening sejenak, dialog Kompas Petang bersama Cucu berakhir.

Menurut BNPB, hingga kemarin sore masih ada 40 orang yang belum ditemukan.

Baca juga: Gempa Cianjur, Dua Daerah Ini Belum Terjamah Bantuan, di Ujung Cugenang, Korban Meninggal 271 Orang

Artikel ini sudah tayang di Kompas.TV.

Sumber: Kompas TV
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved