Gerhana Bulan

Ini Tata Cara Shalat Gerhana Bulan Total, Berikut Bacaan Niatnya

Berikut ini tata cara shalat Gerhana Bulan lengkap dengan bacaan niatnya beserta artinya.

TribunCirebon.com/Handhika Rahman
ILUSTRASI Gerhana Bulan Total dari Pantai Karangsong Indramayu, Rabu (26/5/2021). 

TRIBUNCIREBON.COM - Berikut adalah  tata cara shalat Gerhana Bulan lengkap dengan bacaan niatnya beserta artinya.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah merilis informasi mengenai fenomena Gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada Selasa (8/11/2022) besok.

Gerhana Bulan Total kali ini akan berdurasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik, sementara durasi umbral (sebagian + total) yakni selama 3 jam 39 menit 50 detik.

Adapun puncak Gerhana Bulan Total dapat disaksikan mulai pukul 18.00 WIB atau 19.00 WITA atau pada 20.00 WIT.

Baca juga: Beberapa Jam Sebelum Gerhana Bulan, Pangandaran Dilanda Gempa Bumi, Ini Kata Warga

Dengan adanya Gerhana Bulan Total, Kementerian Agama Indonesia (Kemenag) lantas mengajak umat Islam untuk melaksanakan shalat gerhana atau shalat khusuf.

Informasi tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam), Kamaruddin, dikutip dari laman resmi Kemenag.

Ditjen Bimas Islam juga telah menerbitkan seruan kepada para Kepala Kanwil Kemenag agar menginstruksikan Kepala Bidang Urusan Agama Islam/Kepala Bidang Bimas Islam/Pembimbing Syariah, Kepala Kemenag Kabupaten/Kota, dan Kepala KUA untuk bersama para ulama, pimpinan ormas Islam, imam masjid, aparatur pemerintah daerah dan masyarakat untuk melaksanakan shalat Gerhana Bulan di wilayahnya masing-masing.

“Pelaksanaan shalat gerhana disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya masing-masing,” kata Kamaruddin, Jumat (4/11/2022).

"Kami juga mengimbau masyarakat memperbanyak zikir, istighfar, sedekah dan amal saleh lainnya, serta mendoakan kesejahteraan dan kemajuan bangsa," lanjut Kamaruddin.

Untuk melaksanakan shalat Gerhana Bulan, berikut ini bacaan niat dan tata cara shalatnya:

Ini 5 Amalan yang Harus Dilakukan Umat Muslim saat Gerhana Bulan Total Tiba, Apa Saja?
Ini 5 Amalan yang Harus Dilakukan Umat Muslim saat Gerhana Bulan Total Tiba, Apa Saja? (Tribunnews)

Bacaan Niat dan Tata Cara Shalat Gerhana Bulan

1. Membaca niat di dalam hati:

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Bacaan latin: Ushalli sunnatal khusuf rak‘ataini imaman/makmuman lillahi ta‘ala

Artinya: Saya berniat shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam atau makmum karena Allah SWT.

2. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.

3. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, dilanjutkan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan atau dikeraskan suaranya, bukan lirih.

4. Ruku’.

5. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan:

“Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”

6. Setelah i’tidal tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat Al Qur'an.

Berdiri yang kedua ini lebih singkat daripada yang pertama.

7. Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.

8. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).

9. Selanjutnya, sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.

10. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama, hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya

11. Salam.

Untuk diketahui, jumlah membaca surah Al-Fatihah, rukuk, dan i'tidal dalam 2 rakaat shalat gerhana ini adalah 4 kali.

Setelah selesai mengerjakan shalat gerhana, imam/khotib menyampaikan khutbah sebanyak 2 khutbah (seperti khutbahnya shalat idul fitri/idul adha) kepada para jamaah.

Khutbah tersebut dapat berisi anjuran untuk berdzikir, berdoa, beristighfar serta disunahkan untuk bersedekah.

Baca juga: Siap-siap Gerhana Bulan Total Terjadi di Indonesia, Berlangsung pada 8 November 2022

berikut ini rincian jadwal dan wilayah yang dapat melihat fenomena Gerhana Bulan Total pada Selasa, 8 November 2022:

1. Awal Penumbra (P1)

- Pukul 15.02.17 WIB/16.02.17 WITA / 17.02.17 WIT

- Tidak dapat teramati dari seluruh wilayah Indonesia.

2. Awal Sebagian (U1)

- Pukul 16.09.12 WIB/17.09.12 WITA/18.09.12 WIT

- Wilayah yang bisa mengamati yakni Papua, Papua Barat, P. Seram, P. Halmahera, Kep. Aru, Kep. Kai, dan Kep. Tanimbar.

3. Awal Total (U2)

- Pukul 17.16.39 WIB/18.16.39 WITA/19.16.39 WIT

- Wilayah yang bisa mengamati yakni Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, Kalimantan Utara, Kallimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, serta Kapuas Hulu.

4. Puncak Gerhana

- Pukul 18.00.22 WIB/19.00.22 WITA/20.00.22 WIT

- Seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu.

5. Akhir Total (U3)

- Pukul 18.41.37 WIB/19.41.37 WITA/20.41.37 WIB

- Seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati.

6. Akhir Sebagian (U4)

- Pukul 19.49.03 WIB/20.49.03 WITA/21.49.03 WIT

- Seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati.

7. Akhir Penumbra (P4)

- Pukul 20.56.08 WIB/21.56.08 WITA/22.56.08 WIT

- Seluruh wilayah Indonesia dapat mengamati.

Untuk diketahui, Gerhana Bulan Total adalah fenomena astronomis ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi, dikutip dari laman resmi Lapan.

Hal tersebut disebabkan oleh konfigurasi antara Bulan, Bumi, dan Matahari yang membentuk garis lurus.

Selain itu, Bulan berada di dekat titik simpul orbit Bulan, yakni perpotongan antara ekliptika (bidang edar Bumi mengelilingi Matahari) dengan orbit Bulan.

Gerhana Bulan Total terjadi ketika fase Bulan Purnama, akan tetapi, tidak semua fase Bulan Purnama dapat mengalami Gerhana Bulan.

Hal tersebut dikarenakan orbit Bulan yang miring 5,1° terhadap ekliptika dan waktu yang ditempuh Bulan untuk kembali ke simpul yang sama lebih pendek 2,2 hari dibandingkan dengan waktu yang ditempuh Bulan agar berkonfigurasi dengan Bumi dan Matahari dalam satu garis lurus.

Sehingga, Bulan tidak selalu berada di bidang ekliptika ketika Purnama.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa dampak terjadinya Gerhana Bulan Total bagi kehidupan manusia adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, baik Purnama maupun Bulan Baru.

Sebagai informasi, Gerhana Bulan Total yang dapat teramati di Indonesia untuk satu dekade berikutnya yakni akan terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, Malam Tahun Baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032 dan 18 Oktober 2032.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved