Mengenal Filosofi dan Makna Mendalam Tari Topeng Indramayu, Ternyata Ini Arti Topengnya Warna Merah

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Tari topeng kelana adalah salah satu tarian di tatar Parahyangan.

Dinamakan tari topeng karena penarinya menggunakan topeng saat menari.

Kesenian ini banyak terdapat di wilayah Indramayu dan Cirebon serta menjadi ciri khas budaya yang melekat di daerah setempat.

Dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Ke-495 Indramayu, pemerintah bersama masyarakat ikut serta memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) dengan menggelar tari topeng kelana terbanyak pada Sabtu (15/10/2022) kemarin.

Tercatat ada sebanyak 7.891 penari topeng kelana yang menari topeng di sepanjang Jalan Ahmad Yani Indramayu.

Jumlah tersebut melampaui target peserta yang ditetapkan oleh panitia sebelumnya yaitu sebanyak 6.001 penari.

Pegiat sejarah, Nang Sadewo mengatakan, kesenian tari topeng kelana sudah digandrungi oleh masyarakat khususnya di Indramayu sejak zaman dahulu.

Penari topeng saat itu, Mimi Rasinah bahkan dinobatkan sebagai maestro tari topeng dari Indramayu.

"Pada euforia kemarin itu kita saksikan bersama nama harum Mimi Rasinah dibalikan lagi," ujar dia yang sekaligus Ketua Indramayu Historia Foundation kepada Tribuncirebon.com, Senin (17/10/2022).

Berdasarkan filosofinya, tari topeng kelana adalah gambaran seseorang yang bertabiat buruk, serakah, penuh amarah, dan tidak bisa mengendalikan hawa nafsu.

Hal ini ditandai dengan warna merah menyala pada topengnya.

Tariannya pun sangat bertenaga dan bersemangat.

Adapun dari gerakannya, menggambarkan seseorang yang tengah marah, mabuk, gandrung, tertawa terbahak-bahak, dan sebagainya.

"Pesan tari topeng ini yaitu manusia harus bisa mengendalikan nafsu dan amarah," ujar dia.

Baca juga: Siswa SMKN 1 Indramayu Kenalkan Budaya Lokal Lewat Karya Animasi, Ada Berokan Sampai Tari Topeng