Tragedi Arema vs Persebaya
UPDATE Korban Kerusuhan Arema vs Persebaya: 129 Orang Tewas, 180 Masih Dirawat, Wali Kota Berduka
Jumah korban meninggal dunia akibat Tragedi Arema vs Persbeaya di Stadion Kanjurhan, Kabupaten Malang dikabarkan terus bertambah.
TRIBUNCIREBON.COM, MALANG - Jumah korban meninggal dunia akibat Tragedi Arema vs Persbeaya di Stadion Kanjurhan, Kabupaten Malang dikabarkan terus bertambah.
Sebelumnya disebutkan korban kerusuhan Arema vs Persebaya sebanyak 127 orang, hingga Minggu (2/10/2022) pagi, jumlah tersbeut ternyata terus bertambah, kini ada 129 orang meninggal dan lainnya luka-luka
Laga Liga 1 2022 pekan ke-11 yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya Surabaya berakhir menjadi tragedi nasional.
Baca juga: Kronologi Tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan versi Polisi, Berikut Dugaan Pemicunya
Diduga insiden Arema vs Persebaya terjadi imbas kekalahan tuan rumah dengan skor 2-3.
Ratusan korban berjatuhan di tengah kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Berdasarkan keterangan Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, korban berasal dari anggota polri dan pihak suporter.
“Telah meninggal 127 orang, 2 diantaranya anggota POLRI. Yang meninggal di Stadion ada 34, kemudian yang lain meningal di rumah sakit pada proses penolongan” Jelas Irjen Nico Afinta dalam press conference pasca pertandingan
Lebih lanjut, dikabarkan masih ada 180 orang yang masih dirawat di rumah sakit sekitar.
“Masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan.”
Baca juga: Kesaksian Penonton Arema vs Persebaya: Banyak Wanita & Anak-anak Berdesakan, Suasana Sangat Mencekam
Irjen Pol Nico Afinta juga menjabarkan kronologu peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang yang berujung petaka.
Kekecewaan suporter atas kekalahan tuan rumah dari Persebaya Surabaya diduga menjadi pemicu utama.
“Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan”
Situasi yang mulai tak terkendali membuat pihak berwajib melakukan pengamanan.
“Oleh karena itu, pengamanan dan pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidakmasuk ke dalam lapangan atau mengejar para pemain”
Baca juga: Hormati Korban Meninggal di Laga Arema vs Persebaya, Andie Peci Imbau Bonek Tidak Konvoi Kemenangan
Kondisi yang mulai anarkis membuat pihak kepolisian akhirnya memutuskan untuk melakukan pelemparan gas air mata.
“Untuk melakukan upaya pencegahan sampai dillakukan (pelemparan) gas air mata. Karena sudah anarkis, sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil.”
Pelemparan gas air mata ini yang membuat penonton mulai mundur ke pintu keluar dan mulai berdesakan.
“Akhirnya setelah terkena gas air mata, mereka pergi ke satu titik di pintu keluar pintu 10 dan 12”
“Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion. Kemudian dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit” Jelasnya.
Wali Kota Malang Sutiaji Minta Maaf
Wali Kota Malang, Sutiaji sangat berduka dan prihatin atas peristiwa rusuh suporter setelah laga Arema FC vs Persbeaya yang berakibat 127 orang meninggal di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022) malam.
Sutiaji sebagai orang nomor satu di Pemerintah Kota (Pemkot) Malang tidak menyangka jika jumlah korban atas pristiwa keributan usai laga Arema FC vs Persebaya yang dengan hasil 2-3 itu jumlahnya sangat banyak yang meninggal.
"Kami mohon maaaf atas kejadian ini. Ini uijian besar kita akibat rusuh," sebut Sutiaji, Wali Kota Malang dalam siaran live di MetroTV, Minggu (2/10/2022) pagi.
Sutiaji meminta masyarakat Kota Malang dan Malang Raya untuk bersikap tenang. terutama keluarga para korban kejadian di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
"Mohon ketenangan masyarakat, utamanya warga Malang yang sedang cari keluarga dan belum teridefikasi, kami terus bekerja sama dengan pihak terkait," teran Sutiaji.
Wali Kota Sutiaji menuturkan, Pemkot Malang dan jajaran terkait, mulai manajemen Arema FC, Pemkab Malang, Pemprov Jatim, TNI dan Polri langsung turun tangan pascakejadian keributan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Sutiaji berharap, kejadian rusuh sepakbola ini menjadi yang terakhir dan tidak boleh terjadi lagi kedpannya.
"Mudah-mudahan ini jadi pelajaran kita semua, kami terus kordinasi dengan keluarga korban. Sepakbola milik kita semua jangan ada lagi pristiwa (rusuh) lagi," terangnya.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Liga 1 2022-2023 Dihentikan Akibat Rusuh Usai Laga Arema FC vs Persebaya yang Telan 129 Orang Tewas