Atalia dan Ridwan Kamil Kompak Tolak Ide Poligami Sebagai Solusi Cegah HIV/AIDS

Atalia Praratya, sependapat dengan suaminya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, bahwa poligami dan nikah muda bukan solusi untuk mencegah HIV/AIDS

Istimewa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama Ketua TP PKK Jabar Atalia Praratya. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Ketua Tim Penggerak PKK Jabar, Atalia Praratya, sependapat dengan suaminya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, bahwa poligami dan nikah muda bukan solusi untuk mencegah HIV//AIDS. 


"Poligami dan nikah muda bukanlah solusi untuk mencegah HIV/ AIDS. Tapi dengan keimanan yang kuat, saling setia terhadap pasangan, hindari berganti-ganti pasangan," kata Atalia melalui akun instagramnya, Kamis (1/9).


Ia mengatakan langkah lainnya adalah menghindari penggunaan jarum suntik yang tercemar yang biasanya pada pengguna narkoba jarum suntik.

Ia pun menyatakan salah satunyang terpenting adalah edukasi HIV/AIDS yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya.

Ilustrasi HIV/AIDS
Ilustrasi HIV/AIDS (Kolase)


"Karena penularan HIV/AIDS itu melalui hubungan seks tidak aman (homoseksual, sering bergonta ganti pasangan), darah (tranfusi darah, Jarum suntik yang tercemar, misalnya pengguna narkoba)," katanya.


Ia pun meminta para ibu waspada karena penyakit ini pun dapat menular dari ibu pengidap HIV/AIDS kepada bayinya, melalui proses kehamilan, melahirkan, dan menyusui.

"HIV/AIDS tidak ditularkan melalui berpelukan, berciuman, berjabat tangan, makan bersama. Hindari penyakitnya bukan orangnya," katanya.


Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan tidak setuju dengan pendapat Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum yang menyatakan poligami adalah solusi penanganan HIV dan AIDS di Jawa Barat. Ridwan Kamil mengatakan pemerintah masih fokus melakukan beragam agenda dan program penanganan HIV dan AIDS.


"Beragam program dan agenda untuk mendeteksi dan menangani masalah ini sudah dilakaksanakan secara progresif oleh Pemprov Jabar. Dan pendapat pribadi Pak Wagub Uu Ruzhanul Ulum terkait poligami sebagai solusi, saya pribadi tidak sependapat," katanya melalui akun instagramnya, Selasa (30/8).

Ia mengatakan Pemprov Jabar fokus pada kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dalam penanggulangan HIV AIDS dan IMS di Provinsi Jawa Barat. Setidaknya ada delapan program yang dikerjakan.


"Melakukan skrining dini Tes HIV pada Populasi Kunci, Ibu Hamil Pasien TB, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di layanan maupun secara mobile," katanya.


Kemudian melakukan perluasan layanan Konseling tes HIV, Layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan. Melakukan peningkatan kapasitas petugas Puskesmas dalam pengembangan layanan Test and Treat.

"Melakukan evaluasi triple eliminasi dengan sasaran Ibu Hamil yang di tes HIV, Sifilis dan hepatitis untuk eliminasi pada bayi lahir dari Ibu positif HIV, Sifilis dan Hepatitis," katanya.

Juga melakukan pemantauan Desentralisasi Obat ARV di 27 kabupaten kota. Melakukan pemeriksaan Viraload bagi ODHA untuk melihat evaluasi penggunaan ARV pada ODHA.

Melakukan pertemuan terkait kolaborasi TB HIV. Kemudian melakukan kegiatan Pemetaan Populasi Kunci untuk melidapatkan gambaran Estimasi Populasi Kunci.

Berdasarkan data dari Dinkes Jabar, di Jawa Barat secara keseluruhan setiap tahunnya terdata penambahan ribuan kasus HIV positif.

Contohnya pada 2019 tercatat 6.066 kasus HIV, pada 2020 ada 5.666 kasus, 2021 sebanyak 5.444 kasus, dan antara Januari sampai Juni 2022 saja sudah tercatat 3.744 kasus, lebih tinggi dari kasus HIV pada 2015 yang totalnya mencapai 3.741 kasus.


Secara kumulatif sejak pertama dihitung pada tahun 90-an sampai Juni 2022, di Jabar tercatat 55.069 kasus positif HIV di Jabar. Sedangkan AIDS di Jabar sampai Juni 2022, totalnya sebanyak 12.223 kasus.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved