Kasus Stunting di Subang, 2.018 Balita Derita Gizi Buruk, ASN dan TNI-Polri Wajib Jadi Bapak Asuh

ASN dan anggota TNI-Polri di Subang wajib jadi bapak asuh anak stunting, setidaknya masih ada 2.018 balita yang derita gizi buruk

Editor: Machmud Mubarok
TRIBUNJABAR.ID/AHYA NURDIN
Asda 1 Pemkab Subang, Rahmat Efendi beserta istri menjadi orang tua asuh bagi anak yang mengalami Stunting, dengan memberikan bantuan makanan bergizi. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin

TRIBUNCIREBON.COM, SUBANG - Untuk mempercepat zero stunting di 2023, Pemerintah Kabupaten Subang telah menetapkan kebijakan program bapak asuh anak stunting atau (BAAS) bagi kepala perangkat daerah dan seluruh BUMD milik Pemkab Subang.

Asisten Daerah 1, Rahmat Efendi mengatakan, Program Bapak Asuh Anak Stunting atau orang tua asuh diharapkan bisa mampu menekan angka stunting.

"Pihak desa dan kelurahan diharapkan dengan program tersebut di tahun 2023 tidak ada lagi anak-anak menderita Stunting," ujar Rahmat Efendi.

Baca juga: Jadi Bapak Asuh Anak Stunting, Dandim 0617 Majalengka Komitmen Turunkan Angka Stunting

Para pejabat hingga pegawai BUMD di Subang diwajibkan langsung turun untuk mengunjungi anak stunting dengan memberikan stimulan atau paket bantuan misalnya susu kemudian multivitamin, buah-buahan, telur dan Makana  serta minuman bergizi lainnya.

"Anak stunting ini memang harus dilakukan pendamping misalnya proteinnya dan gizinya harus terpenuhi setiap hari berapa gram kemudian buah-buahannya, kemudian kalorinya," katanya

Rahmat Efendi berharap dengan program yang berkolaborasi terintegrasi ini, anak stunting bisa kembali hidup normal dan di 2023 mendatang, Subang menjadi Zero  Stunting.

"Penanganan Stunting di Kabupaten Subang, Saya kira penanganannya ini tidak bisa diselesaikan secara parsial tapi memerlukan dukungan dari semua elemen masyarakat, stakeholder,"Katanya

"Adapun untuk jumlah penderita Stunting, Tercatat, saat ini di Subang masih ada sebanyak 2. 018 balita menderita Stunting. Dari jumlah tersebut sekitar 600 masih tergolong bayi berusia di bawah 2 tahun," imbuhnya.

Baca juga: Gubernur Ridwan Kamil Datang ke Kuningan Soroti Soal Stunting, Bupati Acep Pun Ungkap Harapannya

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr.Maxi mengajak aparatur sipil negara (ASN) dan TNI-Polri di lingkup pemerintah kabupaten Subang, untuk terus mendukung penanggulangan stunting dengan menjadi orang tua asuh bagi anak yang mengalami stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi tengkes(tidak dapat tumbuh besar.

"Untuk penanganan kasus kekerdilan atau Stunting ini, dibutuhkan peran seluruh pihak. Dan kita dilingkungan Pemkab Subang sudah memulai dari dalam lingkup Pemkab Subang dengan menjadi orang tua asuh," kata dr. Maxi

Dia mengemukakan, para pejabat eselon dua dan tiga di lingkup Pemerintah Kab Subang bisa mengawali  gerakan orang tua asuh bagi anak-anak yang mengalami stunting.  

"Alhamdulillah, para pejabat Subang hingga camat, kepala Puskesmas, bahkan Kapolres Subang, Dandim, Danlanud, Danyonif Kala Hitam/312 hingga jajaran Kapolsek dan Danramil, sudah menjadi orang tua asuh bagi para balita penderita Stunting," ungkapnya, kepada tribunjabar.id, Rabu(24/8/2022).

Menurut Maxi, orang tua asuh, keberadaan orang tua asuh akan membantu pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak yang mengalami stunting atau kekurangan gizi.

"Setiap bulan akan diberikan bantuan pemenuhan gizi seperti susu, vitamin, dan aneka makanan bergizi lainnya untuk balita Stunting,"  katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved