Breaking News

Kasus Subang

Kapolda Jabar Bicara Soal Hoaks Terkait Kasus Subang, dr Hastry Ungkap Dugaan Motif Pelaku

Kapolda Jawa Barat Irjen Suntana baru-baru ini buka suara soal hoaks terkait kasus Subang yang merenggut nyawa Tuti dan Amalia.

Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana (kedua kiri) bicara soal hoaks terkait kasus Subang. 

TRIBUNCIREBON.COM- 8 hari lagi, kasus pembunuhan ibu dan anak atau kasus Subang genap setahun bergulir.

Hampir setahun, kasus Subang belum juga terungkap dan tersangka yang menghabisi nyawa Tuti dan Amalia pun belum tertangkap.

Kapolda Jawa Barat Irjen Suntana baru-baru ini buka suara soal hoaks terkait kasus Subang yang merenggut nyawa Tuti dan Amalia.

Menurut Kapolda Jabar, pihaknya telah menemukan titik terang kasus Subang yang sudah hampir setahun belum terungkap ini.

Irjen Suntana juga membantah isu yang menyebut adanya keterlibatan BIN dan FBI dalam pengungkapan kasus Subang tersebut.

Baca juga: H-8 Setahun Kasus Subang: Yoris & Yosef Kompak Lagi, Saksi Tersudut Akhirnya Buka Suara

Awalnya, Irjen Suntana menyebut penanganan kasus pembunuhan yang menimpa Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ini, tidak melibatkan instansi atau lembaga lain diluar kepolisian.

"Saya tadi dapat hoax nih, katanya Kapolda menggunakan BIN, apa. Gak ada," kata Irjen Pol Suntana di Mako Polres Bogor, Selasa (2/8/2022).

Seperti dilansir dari TribunnewsBogor.com dalam artikel 'Belum Juga Terungkap, Kasus Subang Disebut Bakal Libatkan FBI, Jenderal Suntana Bereaksi : Hoax Nih'.

Menurutnya, Polisi tidak melibatkan FBI dalam pengungkapan kasus kematian Tuti dan Amel tersebut.

"Jadi, hoax ya, gak ada tuh Polisi pakai FBI, Polisi Indonesia geus (udah) canggih ah," kata Irjen Pol Suntana.

Kapolda mengatakan bahwa sampai saat ini penyelidikan masih dilakukan.

Baca juga: Pelaku Kasus Subang Terkuak? Kapolda Jabar Ungkap Titik Terang: Mudah-mudahan Dapat

"Sedang penyelidikan terus ya. Insya Allah, minta doanya," ungkap Irjen Pol Suntana.

Menurut Irjen Pol Suntana mengatakan bahwa penyelidikan kasus dugaan pembunuhan terhadap ibu dan anak di Subang sudah menemui titik terang.

"Kita udah ada titik terang ya, mudah-mudahan dapet ya," kata Irjen Pol Suntana.

Irjen Pol Suntana menjelaskan, dalam proses pidana khususnya pembunuhan, membutuhkan waktu yang bervariasi.

"Tapi dalam kasus-kasus tertentu, Polisi harus mengumpulkan barang bukti yang diperlukan dengan berbagai cara supaya bisa mengarah kepada tersangkanya. Itukan artinya penyelidikan tuh itu," kata Irjen Pol Suntana.

Kapolda Jabar ungkap Kendalanya

Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana juga mengungkapkan kasus ini sangat minim bukti sehingga sulit bagi mereka untuk mengungkapnya.

"Sejauh ini kami belum bisa menetapkan tersangka, karena polisi terkendala pembuktian dalam menetapkan tersangka di kasus Subang ini," katanya saat ditemui sela-sela kunjungan kerja di Purwakarta, Senin (18/7/2022). 

Suntana menastikan masih terus bekerja untuk bisa mengungkap kasus tersebut.

Korban pembunuhan di Subang, Amalia Mustika Ratu dan Tuti Suhartini
Korban pembunuhan di Subang, Amalia Mustika Ratu dan Tuti Suhartini (istimewa)

"Kami jajaran Polda Jabar dan Polres Subang terus bekerja secara maksimal untuk mengungkap kasus Subang ini," katanya. 

Dia juga meminta doanya dari masyarakat agar kasus ini cepat terungkap.

"Kami dari Polda Jabar dan Polres Subang, akan terus bekerja dan meminta doanya dari seluruh masyarakat,  agar kami bisa mengungkap kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang," ucapnya

Suntana mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas respons dan semangat masyarakat untuk memonitor kasus ini.

"Sangat berterima kasih begitu tingginya respons dan semangat untuk memonitor kasus ini," ucapnya.

Dikatakan Suntana, ia berulang kali menyampaikan kepada masyarakat dalam pengungkapan sebuah kasus ada yang cepat dan lambat

"Berulang kali saya sampaikan kepada masyarakat dalam mengungkap kasus itu ada yang cepat ada yang lambat tergantung bukti yang kita kumpulkan," katanya.

Seperti halnya pengungkapan kasus perampasan nyawa Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu di Subang ini perlu pembuktian yang mendalam.

"Pengungkapan kasus Subang tak mudah dan berbeda dengan kasus lain, mengingat dalam kasus ini sangat minim bukti," ucapnya.

"Jadi perlu pembuktian yang mendalam untuk mengungkap kasus Subang ini," ucapnya.

Kapolda Jabar meminta masyarakat bersabar, terkait belum terungkapnya kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang ini.

"Kami jajaran Polda Jabar belum bisa mengungkap Kasus Subang, akibat minimnya pembuktian," katanya.

Penyidikan kasus Subang hingga saat ini masih terus berlangsung baik oleh Jajaran Polda Jabar maupun Polres Subang, demi terungkapnya kasus yang menggemparkan publik tersebut.

"Masyarakat dimohon bersabar, terkait belum terungkapnya kasus perampasan nyawa Ibu dan anak di Subang, bukan berarti kita mendiamkan, penyidikan kasus Subang masih terus diproses," katanya.

"Percaya penyidik sedang melakukan berbagai cara untuk mengungkap kasus ini, dan kami tidak diam dan terus bekerja untuk mengungkap kasus Subang. Karena pengungkapan kasus Subang, berbeda dengan kasus pembunuhan lain, perlu pembuktian yang mendalam. Karena kasus Subang ini diketahui beberapa jam setelah kejadian dan minim alat bukti," ujarnya.

Seperti diketahui, peristiwa perampasan nyawa Ibu dan anak yang menimpa Tuti Suhartini dan anak gadisnya Amalia Mustika Ratu terjadi tanggal 18 Agustus 2021.

Jasad keduanya ditemukan di bagasi mobil mewah yang terparkir di garasi rumah korban di Kampung Ciseuti Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Subang.

Ahli Forensik Ungkap Dugaan Motif Pelaku

Tak hanya alat bukti pelaku saja yang ditemukan, namun juga dugaan motif diungkap ahli forensik.

dr Sumy Hastry Purwanti, ahli forensik yang menangani kasus pembunuhan Subang, sempat membahas petunjuk baru itu dalam kanal Youtube milik Anjas Thailand.

Dalam tayangan itu, dr Hastry, sapaan akrabnya, menyebut jika pelaku adalah seorang psikopat.

dr Hastry menduga hal itu lantaran pelaku dinilai menikmati proses untuk menyakiti korban.

Melansir Tribun Jabar, hasil visum yang telah dirilis, menunjukkan bahwa pelaku adalah seorang psikopat.

Anjas mengaku telah melihat kondisi kedua korban lewat foto-foto yang didapatnya.

Anjas mengungkap Amalia mendapatkan luka dan bengkak di sekujur tubuhnya, termasuk di bagian matanya.

Selain itu, Tuti ternyata mendapatkan luka yang lebih parah hingga menyebabkan tengkoraknya retak.

Dari luka-luka yang didapatkan kedua korban, pelaku secara keji menyakiti terlebih dahulu.

Makam Tuti dan Amalia, dr Hastry
Makam Tuti dan Amalia, dr Hastry ((kolase Instagram drhastry/TribunJabar))

“Dari kedua kondisi terakhir itu menurut aku menunjukkan bahwa tujuan utamanya memang menghabisi, tapi untuk proses ke sananya seperti para pelaku itu sangat menikmati proses untuk menyakiti.”

“Dengan luka-luka yang didapatkan kedua korban itu sudah sangat jelas, mereka itu disakiti,” ujar Anjas.

Anjas menyimpulkan kedua korban terlebih dahulu disakiti menggunakan benda-benda tumpul.

Dari dugaan itu, Anjas pun membahas hal tersebut dengan dr Hastry, ahli forensik yang menangani kedua korban.

Berdasarkan hasil visum dilakukan dr Hastry, ahli forensik itu pun menyebut indikasi sosok pelaku yang Psikopat.

“Psikopat, soalnya jelas sekali, luka-luka yang dibuat ke korban itu,”

“Itu sesuatu yang memang mempengaruhi dia secara kepribadian,” ungkap dr Hastry.

Hal lain, dr Hastry juga mengungkap adanya motif pelaku.

Ia menindikasikan dari luka-luka korban, ada kekesalan saat pelaku menghabisi kedua korban.

"Yang saya yakini, pembunuh ini sangat membenci sekali ke Bu Tuti, karena lukanya parah di bagian wajah," ujarnya.

Lebih lanjut, dr Hastry menjelaskan proses pengungkapan kasus Subang tersebut.

Ahli forensik itu mengaku telah berjuang dengan caranya sendiri, apapun itu untuk keadilan korban.

Namun, dr Hastry tak memungkiri selama proses pengungkapan terdapat kendala.

Ia menyebut terdapat hal-hal yang membuat proses pengungkapan kasus mentok.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved