Bocah Meninggal
Imbas Kasus Bocah Diseleding, Disdikbud Indramayu Minta Guru Lebih Ketat Awasi Siswa di Sekolah
Disdikbud Kabupaten Indramayu, Caridin meminta sekolah-sekolah lebih mengawasi anak-anak saat bermain.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mutiara Suci Erlanti
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Indramayu, Caridin meminta sekolah-sekolah lebih mengawasi anak-anak saat bermain.
Kejadian yang dialami Evan Fadly (10), bocah warga Desa/Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu harus menjadi bahan evaluasi agar tidak terjadi lagi.
Bocah tersebut diketahui kini sudah meninggal dunia pada Sabtu (30/7/2022) kemarin.
Menurut keterangan keluarga, sebelumnya, bocah tersebut diketahui diseleding dan ditindihi oleh teman-temannya saat bermain di sekolah.
Kejadian itu terjadi saat Evan Fadly duduk di kelas 3 SD pada 2020 lalu. Sejak saat itu ia sakit parah, tulang belakangnya bengkok.
Baca juga: Kasus Bocah SD Diseleding dan Ditindih Disebut Karena Pengaruh Konten Kekerasan, Ini Kata LPAI
Kondisi Evan Fadly diperparah dengan penyakit seperti kelainan tulang yang dideritanya sejak kecil.
"Kami mengimbau kepada guru-guru, agar bisa lebih ketat lagi dalam pembinaan dan mendidik siswa," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Senin (1/8/2022).

Caridin menyampaikan, selain mengajar, guru-guru juga harus memberikan perlindungan, pembinaan, termasuk mengawasi anak-anak selama di sekolah.
Di sisi lain, Disdikbud Kabupaten Indramayu juga akan meminta kepada pengawas sekolah untuk lebih mengawasi permasalahan-permasalahan yang bisa terjadi di sekolah.
Jangan sampai kejadian yang dialami Evan Fadly kembali terjadi di kemudian hari.
Baca juga: LPAI Bantah Kasus Bocah SD Diseleding, Ditindihi dan Kini Meninggal Adalah Bullying, Ini Faktanya
Dalam hal ini Disdikbud Kabupaten Indramayu juga sudah melakukan klarifikasi langsung ke sekolah tempat Evan Fadly belajar.
Diketahui, Evan Fadly sudah keluar dari sekolah dan tidak tercatat sebagai murid.
Hal tersebut, kemungkinan karena penyakit yang dideritanya.
"Kita juga berharap, kejadian ini tidak lagi terjadi," ujar dia.