Kasus Bullying

Ridwan Kamil Sebut Tersangka Bullying di Tasik Bisa Dikeluarkan dari Sekolah atau Turun kelas

Ridwan Kamil mengapresiasi langkah kepolisian yang menetapkan tiga orang sebagai tersangka kasus perundungan di Tasikmalaya

Tribun Jabar/M Syarif Abdussalam
Gubernur Jabar Ridwan Kamil buka suara soal tersangka bullying 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengapresiasi langkah kepolisian yang menetapkan tiga orang sebagai tersangka kasus perundungan atau bullying disertai tindakan asusila terhadap anak berusia 11 tahun di Kabupaten Tasikmalaya.

"Saya mengapresiasi, tinggal hukumannya aja yang harus (disesuaikan). Tapi bahwa sudah jadi tersangka, saya kira pembelajaran buat orang tua," kata Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (27/7).

Ia mengatakan harus ada sanksi terhadap pelaku pembullyan, tinggal jenis sanksi dan hukumannya yang harus dicarikan seadil-adilnya.

Baca juga: Bocah Dipaksa Berbuat Tak Senonoh dengan Kucing hingga Sakit dan Meninggal, Ini Kata Polisi

Baca juga: 12 Tahun Kerja di Arab, Yuyun TKW Asal Cianjur Tak Digaji & Tak Diizinkan Cuti

Namun yang jelas, katanya, jangan sampai tidak diberi sanksi.

"Salah satu contoh kalau dari saya apakah dikeluarkan dari sekolah, diturunkan kelasnya, tetap harus ada efek jera walaupun dia anak-anak," katanya.

Ia menuturkan bahwa kasus ini menjadi peringatan bagi para orang tua, bahwa jika di rumah, orang tua adalah pengganti guru. Maka di rumah, orang tua harus mengajarkan nilai-nilai moral, nilai-nilai etika agama.

Baca juga: Ibunda Brigadir J Histeris Saat Makam Anakny Dibongkar, Teriak Minta Tolong ke Panglima TNI

"Guru kalau di sekolah adalah pengganti orang tua. Maka di sekolah jangan hanya urusin pelajaran, pas istirahat jam-jam kritisnya bully itu harus turun, melihat, mengamati, berinteraksi, merangkul, sensitif. Pulang sekolah diamati sampai radius tertentu," katanya.

Ridwan Kamil mengatakan pernah menjadi korban bullying saat SMP. Ia terpaksa memilih menjadi Seksi Perpustakaan saat bergabung dengan OSIS, supaya bisa bersembunyi di perpustakaan.

"Sampai saya jadi pengurus OSIS, milihnya seksi perpustakaan, supaya pas istirahat nyumput ke perpustakaan, saking takutnya dibully," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved