Malu Dipaksa Teman-temannya Begitu dengan Kucing sambil Direkam, Bocah SD di Tasikmalaya Meninggal

bocah SD ini meninggal dunia setelah dipaksa teman-teman bermainnya berbuat tidak senonoh dengan kucing sambil direkam dan ditertawakan

Editor: dedy herdiana
Dok. Tribunjabar.id
Ilustrasi bocah SD - Anak yang masih duduk di bangku kelas V sekolah dasar di Tasikmalaya meninggal dunia setelah dipaksa teman-teman bermainnya berbuat tak senonoh dengan kucing sambil direkam. 

TRIBUNCIREBON.COM, TASIKMALAYA - Sungguh malang nasib seorangĀ  bocah SD di Tasikmalaya ini.

Anak yang masih duduk di bangku kelas V sekolah dasar ini meninggal dunia setelah dipaksa teman -teman bermainnya berbuat tak pantas dengan kucing sambil direkam.

Tak hanya sampai di situ, selain sambil ditertawakan teman-teman, saat melakukan adegan tak senonoh itu, kini videonya disebarkan.

Setelah rekaman video itu tersebar, bocah berinisial F ini langsung mengalami depresi hingga tidak mau makan dan minum.

Kemudian F meninggal dunia saat dalam perawatan di rumah sakit pada Minggu (18/7/2022).

Berdasarkan keterangan pihak keluarga, terungkap bahwa selain menjadi korban perundungan selama masih hidup, bocah SD ini diketahui kerap dipukuli oleh teman-teman bermainnya.

Korban merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

"Seminggu sebelum meninggal dunia, rekaman itu menyebar dan (dia) di-bully teman-temannya semakin menjadi-jadi.

Anak saya jadi malu, tak mau makan-minum, melamun terus sampai dibawa ke rumah sakit dan meninggal saat perawatan," jelas ibu kandung F, T (39), saat dihubungi, Rabu (20/7/2022).

Baca juga: Istri Bantu Suami Merudapaksa Gadis di Bawah Umur hingga Merekam Aksi Senonoh Keduanya

F sempat mengaku ke ibu kandungnya dipaksa menyetubuhi kucing dengan disaksikan teman-temannya sambil diolok-olok dan direkam oleh para pelaku.

Saat sedang depresi dan tak mau makan dan minum, korban sempat mengeluh sakit tenggorokan sampai akhirnya meninggal dunia.

"Sebelum kejadian rekaman itu, korban juga mengaku suka dipukul-pukul oleh mereka. Sampai puncaknya dipaksa begitu (sama kucing)," tambah dia.

Seusai kejadian itu, keluarga para pelaku perundungan sempat datang ke rumah dan meminta maaf.

Pihak keluarga mengaku sudah ikhlas dengan kepergian anaknya dan meminta hal ini tak terjadi lagi.

"Saya minta jangan lagi ke anak lainnya," ujar dia.

Baca juga: Ibu Hamil Tak Sadar Saat Mau Operasi Caesar, Oknum Dokter Malah Berbuat Tak Senonoh

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, membenarkan adanya kejadian perundungan hingga korban meninggal dunia.

Pihaknya bersama petugas Polsek Singaparna Polres Tasikmalaya langsung mengunjungi rumah korban guna memberikan pendampingan psikis untuk keluarga korban.

Selain itu, KPAID juga akan memproses secara hukum kasus ini supaya kejadian yang sama tak terulang kembali ke anak-anak lainnya.

Apalagi, rekaman tak senonoh perundungan anak tersebut sempat menyebar dan menjadi perbincangan publik.

"Saya dapat informasi, kemudian langsung menuju rumah korban bersama pihak kepolisian serta memberikan pendampingan terapi psikis bagi keluarga korban. Betul, sesuai keterangan keluarga korban, anak 11 tahun ini di-bully sampai depresi kemudian meninggal saat rekaman pemaksaan tak senonohnya," kata Ato.

"Kita juga akan proses jalur hukumnya supaya kejadian ini tak terulang lagi," tambah Ato. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved