Sosok
Letjen TNI (Purn) Djaja Suparman, Mantan Pangkostrad Asal Sukabumi, Kini Sering Menulis
Inilah sosok Letnan Jenderal TNI (Purn) Djaja Suparman, seorang mantan perwira tinggi militer Angkatan Darat bintang tiga
Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Sukabumi, Dian Herdiansyah.
TRIBUNCIREBON.COM, SUKABUMI - Inilah sosok Letnan Jenderal TNI (Purn) Djaja Suparman, seorang mantan perwira tinggi militer Angkatan Darat bintang tiga asli Sukabumi, Jawa Barat.
Letjen Djaja Suparman lahir 11 Desember tahun 1949
Jabatan terakhirnya adalah sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Tingkatan Darat (Pangkostrad).
Saat ini, Letjen Djaja tinggal kembali di Sukabumi sebagai rumah istirahatnya setelah pensiun dari Dunia militernya.
Dalam mengisi kesosongan aktifitasnya, setelah usai dunia militernya, Letjen Djaja sehari-hari menjaga staminanya dengan rajin olah raga.
Baca juga: SOSOK Marsda TNI Minggit Tribowo, Pemilik Call Sign Snapper, Kini Jadi Komandan Seskoau di Lembang
"Saya ya begini olah raga, angkat barbel juga masih bisa. Intinya menjaga kesehatan," ujarnya, saat bincang dengan Tribunjabar.id, Jumat (15/7/2022) malam tadi.

Tidak hanya itu, Letjen Djaja juga dalam mengisi kekosongan setiap harinya dia manfaatkan waktunya untuk menulis.
"Saya sekarang istitahat aja. Paling suka saya menulis hingga saat ini masih dilakukan," ucapnya.
Salah satu karya tulisnya yang sempat booming, ia menceritakan karinya dan pengalamannya selama bertugas pada jabatan strategis ABRI/TNI.
"Salah satu karya tulis saya, catatan harian bukunya Jejak Kudeta (1997-2005)," ucapnya.
Baca juga: SOSOK Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso, Lulusan Terbaik Akmil 1991, Naik Pangkat Jadi Bintang Tiga
Sementara ini, dikutif dari Wikipedia, Djaja Suparman merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1972 yang berasal dari kesatuan infanteri baret hijau.
Penugasan pertamanya adalah di Kediri, sebagai Komandan Peleton (Danton). Beberapa waktu kemudian ia dipercaya sebagai Komandan Yonif 507/Sikatan (Surabaya), yang merupakan pasukan andalan Kodam V/Brawijaya.
Sesudahnya, ia dipercaya sebagai Komandan Distrik Militer (Dandim) di Probolinggo.
Kemudian ditarik ke Makodam V/Brawijaya, sebagai Waasops Kasdam V. Setelah berdinas di staf, Djaja ditarik kembali ke satuan tempur, sebagai Komandan Brigif 13/Galuh Kostrad (Tasikmalaya).
Kariernya terus semakin menanjak setelah ia dipercaya sebagai Komandan Resimen Taruna Akmil di Magelang.
Sesudah menjadi Danmentar, bintang satu diraihnya saat dipercaya sebagai Kasdam II/Sriwijaya.
Setelah bertugas di Palembang, ia kembali lagi ke Surabaya, sebagai Pangdam V/Brawijaya, dengan pangkat Mayjen.
Kemudian pada akhir Juni 1998, Djaja dipercaya memegang komando sebagai Pangdam Jaya menggantikan Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin.
Pada bulan November 1999, Djaja ditunjuk sebagai Pangkostrad menggantikan Letjen TNI Djamari Chaniago, pangkatnya pun naik menjadi jenderal berbintang tiga atau Letnan Jenderal.
Namun ia hanya sebentar menjadi Pangkostrad setelah pada bulan Maret 2000 ia digantikan oleh Letjen TNI Agus Wirahadikusumah.
Setelah itu ia pun menjabat sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI (Dan Sesko TNI) dan sebelum akhirnya pensiun ia menjabat sebagai Inspektur Jenderal TNI (Irjen TNI).