Spesifikasi Helikopter Merah Putih Super Puma yang Dipakai Jokowi ke Subang, Jadi Tontonan Warga
Jokowi bertolak ke Subang memakai helikopter kepresidenan jensi Super Puma AS-332L2 dengan nomor ekor H-3222.
Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
Varian Super Puma memungkinkan untuk melakukan peran pada saat perang maupun damai. Pod senapan, roket dan misil dapat dipasang secara eksternal, serta peralatan untuk peran anti-kapal. Sebuah senapan juga dapat dipasang di pintu kabin untuk keamanan tambahan.
Operator dari seluruh dunia telah terlihat puas dengan Super Puma, Indonesia bahkan memproduksi (di bawah lisensi) beberapa helikopter ini. Operator lainnya tersebar dari Samudra Pasifik, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa. Dalam bentuk apapun, Super Puma meneruskan keberhasilan dari seri Puma SA 330.
Pada 1974, Aérospatiale memulai pengembangan helikopter transportasi sedang baru berdasarkan SA 330 Puma-nya.
Bulan September 1977, sebuah prototipe pesawat ini dengan registrasi SA-331, dilengkapi dengan transmisi yang lebih baik dari SA-330 Puma dan memiliki mesin Turbomeca Makila dengan 755 tenaga kuda, menyelesaikan test flight pertamanya.
Baru pada 13 September 13 1978, prototipe dengan nama AS 332 Super Puma diperkenalkan dengan memiliki tenaga yang ditingkatkan dan badan pesawat yang lebih aerodinamis dibandingkan dengan pendahulunya.
Para teknisinya juga memasang bilah rotor utama dan ekor dari bahan komposit, yang bisa meningkatkan daya angkat, usia pengoperasian pesawatnya, kemampuannya bertahan dalam pertempuran dan tidak lagi mengalami korosi ketika ia dioperasikan oleh Angkatan Laut.
Bentuknya yang lebih panjang, sehingga ia memiliki daya angkut untuk pasukan dan kargo lebih besar, roda pendaratan yang mudah untuk ditarik dan diturunkan dengan tenaga yang ringan, tempat duduk penumpang dan krew dengan material lebih tahan tembakan dalam pertempuran serta memiliki kapasitas penyimpanan bahan bakar lebih besar.
Helikopter ini mampu terbang hingga jarak 532 Mil laut atau setara dengan 985.264 Kilometer dengan kecepatan maksimum 141 Knot. [2]
Sejak tahun 1978 hingga 1987, helikopter ini diperkenalkan dengan lima varian untuk militer dan sipil, dimana dua dengan badan yang diperpanjang. Tahun 1980, pesawat ini menggantikan helikopter standard SA-330 Puma yang diproduksi oleh Aérospatiale.
Pada 29 Juli 2020 diluncurkan Sampul Peringatan dan Perangko Alutsista TNI AU yang dikeluarkan oleh PT. POS Indonesia, yang juga bertepatan dengan Hari Bakti TNI AU yang ke 73. Salah satu perangko dan sampul peringatannya bergambarkan pesawat helikopter NAS-332 TNI AU.