Stunting
Kemenkominfo Ajak Generasi Muda Cegah Stunting lewat Forum Kepoin GenBest
Kemenkominfo mengajak forum Kepoin GenBest mengadakan kampanye pencegahan pernikahan dini untuk anak bebas stunting.
Penulis: Fransisca Andeska Gladiaventa | Editor: Anissa Dea Widiarini
TRIBUNCIREBON.COM – Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Direktorat Jenderal (Ditjen) Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Wiryanta mengatakan, Kota Cirebon, Jawa Barat, hingga kini masih memiliki angka stunting yang paling tinggi jika dibandingkan kota lainnya.
Hal tersebut perlu untuk diwaspadai, karena stunting menyebabkan terganggunya pertumbuhan fisik dan otak anak yang akan memengaruhi dalam tumbuh kembang dan produktivitasnya di masa depan.
Maka dari itu, salah satu upaya untuk mencegah anak terlahir stunting dengan cara menghindari pernikahan dini.
“Untuk mencegah stunting, calon pengantin diharuskan sudah siap menikah dan siap dalam mengasuh dengan baik agar dapat mempersiapkan generasi penerus yang cemerlang,” jelas Wiryanta dalam keterangan pers yang diterima oleh Tribuncirebon.com, Sabtu (25/6/2022).
Hal itu dikatakan oleh Wiryanta saat menghadiri diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan stunting dengan tema "Kepoin Genbest: Tunda Pernikahan Dini, Generasi Emas Menanti" yang diselenggarakan di Cirebon, Jumat (24/6/2022).
Sebagai informasi, menurut hasil survei Status Gizi Indonesia 2021, angka prevalensi stunting di Kota Cirebon berada pada posisi 30,6 persen dan untuk Kabupaten Cirebon di angka 26,5 persen.
Angka tersebut masih jauh dari target Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) yang menghendaki angka prevalensi stunting Indonesia pada 2024 semakin turun atau berada di angka 14 persen.
“Angka-angka ini sebetulnya pantulan dari perubahan pola perilaku, terutama dalam mencegah stunting. Salah satunya dengan mencegah atau menunda pernikahan dini. Itu penting sekali,” jelas Wiryanta.
Kemenkominfo melalui Forum Kepoin GenBest pun mengadakan kampanye Generasi Bersih dan Sehat (GenBest), yang merupakan salah satu langkah untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.
Untuk diketahui, GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.
Adapun cara yang dilakukan adalah menyediakan informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun informasi mengenai reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografis, serta videografis. Informasi ini dapat diakses melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid.
Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat (Jabar) Wahidin mengatakan, salah satu permasalahan di Jabar adalah usia nikah pertama perempuan.
Data dari BKKBN menunjukkan, rata-rata usia nikah perempuan di Jabar adalah 19,8 tahun. Hal ini berarti masih cukup banyak yang menikah di bawah usia 19 tahun.
“Jabar termasuk ke dalam tiga provinsi yang kurang baik di Indonesia, setelah Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Tengah (Kalteng),” jelas Wahidin.
Sementara itu, dr Lula Kamal mengingatkan, pernikahan di usia dini termasuk ke dalam hal yang berbahaya untuk dilakukan karena organ reproduksi perempuan, yakni rahim, belum terbentuk dengan sempurna di umur 19 tahun. Apabila hal itu terjadi dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit yang muncul di dalam tubuh.