Kasus DBD di Desa Pangkalan Tertinggi se-Kecamatan Plered Cirebon

Puskesmas Pangkalan mencatat kasus DBD di Desa Pangkalan merupakan yang tertinggi di Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon.

Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi
Petugas Dinkes Kabupaten Cirebon saat melaksanakan fogging di rumah warga Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jumat (24/6/2022). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi

TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Puskesmas Pangkalan mencatat kasus DBD di Desa Pangkalan merupakan yang tertinggi di Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon.

Kepala Puskesmas Pangkalan, Masriti, mengatakan, selama Januari - Juni 2022 jumlah kasus DBD di Desa Pangkalan mencapai 14 orang.

Padahal, menurut dia, kasus DBD di desa lainnya di Kecamatan Plered yang masuk wilayah kerja Puskesmas Pangkalan rata-rata hanya lima hingga tujuh orang.

"Misalnya, kasus DBD di Desa Gamel mencapai enam orang, dan lima orang di Desa Sarabau," kata Masriti saat ditemui usai fogging di Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jumat (24/6/2022).

Petugas Dinkes Kabupaten Cirebon saat melaksanakan fogging di rumah warga Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jumat (24/6/2022).
Petugas Dinkes Kabupaten Cirebon saat melaksanakan fogging di rumah warga Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jumat (24/6/2022). (Tribuncirebon.com/Ahmad Imam Baehaqi)

Ia mengatakan, kasus DBD juga ditemukan di Desa Cangkring, namun hanya lima orang, sehingga Desa Pangkalan menjadi yang terbanyak kasusnya.

Pihaknya mengakui, seluruh pasien DBD dari tiga desa tersebut telah selesai menjalani perawatan, sehingga kini dinyatakan sembuh.

Namun, dalam dua pekan terakhir kasus DBD di Desa Pangkalan melonjak hingga mencapai sembilan orang.

Padahal, sejak Januari 2022 hanya terdapat lima kasus.

"Untuk fogging kali ini juga menjadi upaya kami untuk menekan penyebaran DBD di Desa Pangkalan, karena lonjakan kasusnya sangat cepat," ujar Masriti.

Masriti menyampaikan, fogging tersebut diharapkan dapat memberantas nyamuk Aedes Aegepty yang menularkan DBD ke warga Desa Pangkalan.

Ia mengakui, fogging tidak mencakup pemberantasan jentik nyamuk, sehingga masyarakat diminta tetap mewaspadai penyebaran DBD.

Pasalnya, langkah paling efektif dalam memberantas DBD adalah kesadaran masyarakat dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta menjaga kebersihan lingkungan.

"Dari puskesmas sudah berupaya maksimal untuk menekan kasus DBD, termasuk memberikan penyuluhan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan," kata Masriti.

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved