TKW Karawang Akan Disuntik Mati
TKW Asal Karawang Akan Disuntik Mati, Ini yang Dilakukan Kepala Kejari Martha Parulina
Kepala Kejaksaan Negeri Karawang Martha Parulina Berliana menghubungi perwakilan Atase Kejaksaan Riyadh, Arab Saudi untuk membantu TKW asal Karawang
Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Karawang, Cikwan Suwandi
TRIBUNCIREBON.COM, KARAWANG- Kepala Kejaksaan Negeri Karawang Martha Parulina Berliana menghubungi perwakilan Atase Kejaksaan Riyadh, Arab Saudi untuk membantu penyelidikan kasus dugaan pengancaman suntik mati Narmi (40), seorang buruh migran asal Karawang.
"Iya benar, saya menghubungi (perwakilan Atase Kejaksaan Riyadh) untuk membantu menelusuri, " kara Martha kepada Tribun Jabar, Kamis (9/6/2022).
Martha mengatakan, pihak perwakilan Atase Kejaksaan Riyadh akan menelusuri keberadaan Narmi di Alshuaib, Sakaka yang jaraknya 9 jam dari Riyadh.
Baca juga: INI 4 Alasan Pria Arab Saudi Suka Memperistri TKW asal Indonesia, Ternyata Bukan Soal Fisik Saja
Baca juga: TKW Asal Indramayu Mau Pulang dari UEA Tak Sanggup Beli Tiket Rp 18 Juta, Satu Bulan Tangan Patah
"Jadi kita minta keluarganya untuk mengirimkan surat langsung terlebih dahulu kepada KBRI Riyadh melalui email, " katanya.
Seperti diketahui Narmi telah hilang kontak selama 13 tahun dengan keluarganya di Kampung Kobakmanyar, Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat sejak menjadi buruh migran di Tahun 2009.
Kabar terakhir yang diketahui keluarga dari teman Narmi di Arab Saudi, bahwa kondisi Narmi sangat memprihatinkan.
Dewi Anari (30) yang merupakan keponakan korban, cerita teman Narmi yang sesama buruh migran, dia hidup sangat menderita di sana. Narmi tidak mendapatkan upah yang jelas. Bahkan ia juga dilarang berkomunikasi dengan orang luar tentang keadaanya.
Termasuk, kata Dewi, temannya bercerita bahwa Narmi mendapatkan ancaman ketika ketahuan menceritakan kondisi penderitaan kepada orang luar.
"Kalau ketahuan cerita kata temannya. Narmi diancam akan disuntik mati. Karena majikannya itu punya anak dokter, " katanya.
Temannya itu meminta agar keluarga mencari cara untuk memulangkan Narmi ke Indonesia. Sementara sponsor yang menaungi Narmi pergi, kata Dewi, telah bangkrut.
Munah dan Dewi Anari tidak bisa membendung air matanya.
Mereka menangis sambil menceritakan Narmi (40) TKW asal Karawang, keluarganya yang tak kunjung pulang setelah pergi mengadu nasib menjadi buruh migran di Arab Saudi selama 13 tahun.
Munah merupakan kakak ke dua Narmi sedangkan Dewi Anari adalah keponakan Narmi.
Mereka bercerita kalau Narmi pergi ke Arab Saudi menjadi buruh migran sejak Tahun 2009.
Niatnya untuk memperbaiki taraf hidup dan bercita-cita ingin memperbaiki rumahnya.

Ketika pergi menjadi buruh migran ke Arab Saudi, Narmi meninggalkan seorang anak laki-laki Tomi ang saat ini sudah berusia 23 tahun.
Narmi sempat mengirimkan gaji sebanyak 3 kali kepada keluarga, terakhir kali pada Tahun 2013.
Akan tetapi Narmi jarang sekali menghubungi pihak keluarga di Indonesia.
"Sekalinya menghubungi itu juga kita mendengar dari sahabat atau kenalan Narmi sesama TKW di sana, " kata Dewi kepada Tribun Jabar di rumah Narmi di Kampung Kobakmanyar, Desa Mekarmulya, Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang, Rabu (8/6/2022).
Dari cerita sesama buruh migran, kata Dewi, Narmi hidup sangat menderita di sana.
Baca juga: TKW Indramayu Patah Tulang di Abu Dhabi, Keluarganya Ingin Daenah Dipulangkan, Ini Kata Pemerintah
Narmi tidak mendapatkan upah yang jelas.
Bahkan Narmi juga dilarang berkomunikasi dengan orang luar.
Termasuk, kata Dewi, cerita dati temannya bahwa Narmi mendapatkan ancaman ketika ketahuan menceritakan kondisi penderitaannya kepada orang luar.
"Kalau ketahuan cerita kata temannya. Narmi diancam akan disuntik mati. Karena majikannya itu punya anak dokter, " katanya.
Temannya itu meminta agar keluarga mencari cara untuk memulangkan Narmi ke Indonesia.
Sementara sponsor yang menaungi Narmi pergi, kata Dewi, telah bangkrut.
"Kita sangat meminta bantuan kepada pemerintah untuk memulangkan saudara saya ke Indonesia, " katanya.
Keluarga hanya tahu saat ini Nami berada di Alshuaib, Sakaka, Arab Saudi.
Baca juga: TKW Ini Minta Tolong ke Bupati Indramayu, Tangan Kirinya Patah Saat Kerja, Minta Dipulangkan