Uji Coba One Way di Kuningan Undang Reaksi, Dishub dan Komponen Terdampak Ungkap Begini
Penerapan uji coba kebijakan one way di jalur Siliwangi, Kuningan, menuai reaksi dari kalangan masyarakat
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: dedy herdiana
Laporan Kontributor Kuningan Ahmad Ripai
TRIBUNCIREBON.COM, KUNINGAN - Penerapan uji coba kebijakan one way di jalur Siliwangi, Kuningan, menuai reaksi dari kalangan masyarakat. Hal itu menyusul terjadi selama pelaksanaan penerapan dari 28 April hingga 28 Mei 2022.
"Untuk jalur di Jalan Siliwangi. Sebenarnya belumnya tepat untuk diberlakukan one way," kata Bambang Ketua RT 09 Kelurahan Purwawinangun, yang juga tokoh masyarakat setempat saat memberikan keterangan di kegiatan forum diskusi yang di gagas Dinas Perhubungan Kuningan, Rabu (25/5/2022).
Mengamati daripada uji coba tersebut, kata Bambang mengemuka bahwa kondisi itu dirasa banyak madorot. Hal ini tentu berbanding lurus dengan masa transisi bagi lingkungan masyarakat dimasa perubahan masa Pandemi Covid19 ke Endemi.
"Awalnya, adanya kebijakan one way kami terima. Sebab waktu itu berkenaan menghadapi Hari Raya Idul Fitri. Nah, dari kejadian itu hingga habis masa operasi ketupat, kok one way masih berjalan dan jelas sangat mengganggu," ungkapannya.
Baca juga: Buntut Kasus Puluhan Sapi Terjangkit PMK Membuat Ketua Komisi II DPRD Kuningan Angkat Bicara
Bentuk kerugian yang dirasa warga Kuningan kota, kata Bambang mengaku dampak itu terjadi pada kerusakan jalan gang di permukiman warga kota.
"Ya, dengan one way. Otomatis jalan gang kami menjadi jalur alternatif dan mengalami rusak parah. Kemudian, untuk perbaikan itu justru dari urunan warga. Mulai pembelian matrial bangunan, seperti pasir, baru kerikil dan semen serta tenaga kerjanya," katanya.
Ditempat sama, H Andi yang juga perwakilan warga Kuningan kota terdampak one way, ini mengatakan, pihaknya berharap penerapan kebijakan one way ini bisa di kaji ulang. Sebab, kebijakan itu bukan semata untuk melerai kemacetan yang terjadi.
"Dengan kebijakkan one way, itu semata bukan upaya mengurai kepadatan kendaraan atau pada waktu macet. Karena macet terjadi di Kuningan hanya di jam tertentu dan banyak tempat terjadi.
Seperti di titik Jalan Aruji, Jalan RE Martadinata, Jalan Siliwangi dan itu semua terjadi pada jam sekolah yaitu pagi dan siang," ujarnya.
Ditempat sama, Kasi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, Dinas Perhubungan Kuningan, Deden Aryo, mengaku bahwa semua aspirasi atau pendapat dalam forum diskusi ini akan dibahas lebih lanjut di tingkat pimpinan. "Dari semua keluhan dan aspirasi ini akan di bahas lebih lanjut dengan pimpinan," katanya. (*)
Baca juga: Ambulans Terobos One Way, Sopir Bohong Bawa Orang Sakit, Ada 10 Wisatawan Dalam Mobil