Kasus Subang

Kasus Subang Terbaru, Mobil BMW Hitam hilang di TKP Pembunuhan, Garis Polisi Tak Terpasang, Kemana?

masyarakat banyak mempertanyakan kondisi tempat kejadian perkara TKP kasus Subang di Jalancagak, Subang yang kondisinya tidak terawat. 

Editor: Mumu Mujahidin
Tribunjabar.id/Dwiky Maulana Vellayati.
Polisi berpakaian preman saat kembali mendatangi TKP perampasan nyawa ibu dan anak di Dusun Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (3/10/2021). 

Tidak Ada Kemajuan Signifikan

Sosok Benny Mamoto Bocorkan Polda Jabar Kesulitan Tangkap Pembunuh di Kasus Subang, Berjalan 9 Bulan
Sosok Benny Mamoto Bocorkan Polda Jabar Kesulitan Tangkap Pembunuh di Kasus Subang, Berjalan 9 Bulan (tangkapan layar)

Harapan agar kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat bakal diungkap dalam waktu dekat,  diperkirakan tidak akan terwujud. 

Pasalnya, hingga kini belum ada kemajuan yang signifikan mengenai penyelidikan kasus tewasnya Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu pada 18 Agustus 2021 silam. 

Meski Polda Jabar telah merilis sketsa wajah terduga pelaku, namun ternyata hal itu belum kuat membawa kasusnya ke penyidikan, apalagi menetapkan tersangka.  

Menurut Ketua Harian Kompolnas, Irjen Pol Benny Mamoto, sampai saat ini pihaknya selalu mengawal kasus yang menghebohkan warga Jalancagak, Subang tersebut. 

"Kami selalu menanyakan pihak Polda Jabar sejauhmana penyelidikan, perkembangan dan sebagainya," ujar Benny Mamoto dikutip dari tayangan Aiman di channel youtube Kompas TV, Jumat (13/5/2022). 

Terakhir beberapa hari lalu, kata Benny, pihaknya mengecek ke penyidik dan ternyata belum ada kemajuan yang signifikan. 

Baca juga: Update Kasus Subang, Gelagat Danu Saat Datangi Makam Tuti dan Amalia Dikesalkan oleh Yosef

"Belum ada. Kalau pendekatan secara saintifik sudah dilakukan secara optimal," katanya. 

Dari hasil diskusi dengan Kapuslabfor dan jajarannya terungkap bahwa ditemukan adanya DNA di TKP yang dimungkinkan milik pelaku atau orang lain yang pernah berada di lokasi itu. 

Namun, kendalanya tidak ada pembanding yang bisa memastikan bahwa DNA itu milik pelaku. 

"Kalau kita punya dana pembanding, data base DNA, dengan mudah kita identifikasi siapa saja yang ada di situ. Mengaitkan alibi, hubungannya dengan korban sehingga bisa mengerucut ke orang yang diduga sebagai pelaku," katanya. 

Kendala lain, ada keterbatasan soal CCTV yang ada di jalan raya, jarak serta ketajaman kameranya.

"Belum lagi saksi peristiwa juga terbatas

Ini hal-hal yang membuat penyelidikan ini lambat," katanya. 

Di sisi lain, polri juga perlu hati-hati dalam menetapkan tersangka minimal ada dua alat bukti serta perlu melakukan gelar perkara di depan pengawas penyidik.

Sumber: Surya
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved