Pernah Dihujani Bom dan Ditembaki Pesawat Tempur, Masjid Mama Kandangsapi di Cianjur Tetap Kokoh

Masjid Mama Kandangsapi yang terbuat dari kayu dan bambu masih berdiri kokoh di Cianjur

Tribun Jabar/Ferri Amiril
Masjid yang terbuat dari bambu dan kayu peninggalan Mama Kandangsapi di Desa Sindangasih, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur 

 TRIBUNCIREBON.COM- Masjid Mama Kandangsapi yang terbuat dari kayu dan bambu masih berdiri kokoh di Kampung Kandangsapi, Desa Sindangasih, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur.

Masjid yang hingga saat ini dipelihara oleh keturunan Mama Kandangsapi atau KH Opo Mustopa menjadi simbol dan saksi sejarah kebesaran Mama Kandangsapi ulama Cianjur yang turut berperan dalam perjuangan kemerdekaan.

Satu kenangan yang selalu diingat oleh keluarga adalah saat pesawat tempur penjajah menghujani bom kawasan Cianjur termasuk kawasan Kandangsapi.

"Saat itu pernah Kampung Kandang Sapi dihujani bom dan ditembaki dari pesawat tempur. Semua santri saat itu mengalami kepanikan. Orang-orang banyak yang berhamburan menyelamatkan diri masing-masing."

"Lalu seketika Mama berlari ke area yang menjadi sasaran tembak Belanda. Di tempat tersebut beliau menengadahkan tangan ia meminta perlindungan kepada Allah SWT. Tiba-tiba muncul kabut tebal menyelimuti wilayah Kandang Sapi. Pesawat Belanda pun kebingungan dan berbalik pulang, beberapa di antaranya terjatuh," kata cucu KH Oppo Mustopa, Munandar.

Atas jasanya tersebut pemerintah Kabupaten Cianjur mengabadikan nama Mama menjadi nama jalan antara Maleber dan Kandang Sapi menjadi Jalan KH Opo Musthofa.

Masjid yang terbuat dari bambu dan kayu peninggalan Mama Kandangsapi di Desa Sindangasih, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur
Masjid yang terbuat dari bambu dan kayu peninggalan Mama Kandangsapi di Desa Sindangasih, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur (Tribun Jabar/Ferri Amiril)

Di masa mudanya Mama Kandang Sapi berguru pada ulama-ulama besar seperti Syeh Kholil di Bangkalan Madura, Mama Guru Bale Rante Cirebon, dan Mama Benda Gadung.

Mama Kandang Sapi menerapkan metode pengajaran tasawuf pengamalan secara pribadi melalui kitab-kitab yang hingga kini masih dipraktikan di pesantren yang beberapa bangunan peninggalan sejarahnya masih terawat dengan baik ini.

KIAI Haji Opo Musthofa atau yang akrab disapa Mama Kandang Sapi dikenal sebagai sosok sederhana yang santun kepada semua kalangan usia, baik yang sudah sepuh maupun yang masih muda.

Tokoh penyebar Islam yang lahir di Garut tahun 1848 ini diketahui pernah berguru di Bale Rante Cirebon satu kobong bersama dengan Presiden RI pertama, Soekarno.

Tak heran jika Mama Kandang Sapi begitu akrab dengan lingkungan istana saat itu karena sering dipanggil ke istana oleh Soekarno.

"Presiden Soekarno saat itu sangat percaya doa yang dipanjatkan Mama Kandang Sapi makbul dalam setiap membekali pejuang ketika akan berperang melawan penjajah," ujar Ustaz H Munandar.

Begitupun sebaliknya, karena keakraban yang terjalin sejak sama-sama mondok di Bale Rante, Soekarno juga sering berkunjung ke Mama Kandang Sapi untuk bersilaturahmi.

Di masa perjuangan revolusi, tausiah yang dilakukkan Mama Kandang Sapi begitu membakar semangat pejuang agar melawan penjajah.

Beberapa doa yang diberikan sempat membuat para tentara kebingungan melihat keberadaan para pejuang.

Mama selalu berpesan agar para pejuang diteguhkan hatinya dalam setiap peperangan.(fam)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved