WASPADA Potensi Gempa Megathrust Magnitudo 8,7 di Selatan Jabar, Bisa Bikin Tsunami 23 Meter

BMKG Stasiun Geofisika Bandung pun telah melakukan pemodelan bahaya tsunami dalam bentuk Peta Bahaya Tsunami di Lima Kabupaten

Editor: Machmud Mubarok
NET
Ilustrasi tsunami 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUCIREBON.COM, BANDUNG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung membuat skenario potensi tsunami akibat subduksi selatan Jawa di wilayah Jawa Barat. Hal ini untuk mengetahui sebesar apa dampak yang ditimbulkan jika terjadi gempa berkekuatan M8,7 di selatan Jawa.

BMKG menjelaskan bahwa Jawa Barat merupakan provinsi di Indonesia yang berhadapan langsung dengan zona subduksi selatan Jawa, baik subduksi Selat Sunda maupun subduksi Jawa Barat.

Hal ini tentunya berimplikasi pada ancaman tsunami yang berpotensi terjadi akibat kejadian gempa bumi yang bersumber dari zona subduksi tersebut.

Baca juga: WASPADA Gempa Megathust Berpotensi Tsunami, BMKG Sebut Daerah Terdampak, Ada Jabar dan Jakarta

Baca juga: Gempa Berserta Suara Gemuruh Kagetkan Warga Sukabumi Sekitar Titik Sesar Cimandiri

Sebagai bentuk upaya mitigasi bencana gempabumi dan tsunami, BMKG Stasiun Geofisika Bandung pun telah melakukan pemodelan bahaya tsunami dalam bentuk Peta Bahaya Tsunami di Lima Kabupaten di Wilayah Jawa Barat yang memiliki pesisir selatan.

Terdapat dua skenario gempabumi yang digunakan dalam pemodelan, yaitu gempabumi dengan magnitudo M8,7 di Zona Subduksi Selat Sunda (untuk Kabupaten Sukabumi dan Cianjur) dan gempabumi dengan magnitudo M8,7 di Zona Subduksi Jawa Barat-Tengah (untuk Kabupaten Garut, Tasikmalaya dan Pangandaran). 

Skenario gempabumi megathrust didasarkan pada segmentasi dan magnitudo maksimum Subduksi Indonesia yang bersumber dari Buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017 (Pusgen, 2017). 

Pertama, peta bahaya tsunami pun menampilkan estimasi luasan daerah rendaman tsunami (inundasi) dan
waktu tiba gelombang tsunami di Pantai Pelabuan Ratu, Kabupaten Sukabumi.

Berdasarkan pemodelan tsunami yang telah dilakukan, didapatkan hasil estimasi tinggi tsunami maksimum 18 meter dan estimasi waktu tiba gelombang tsunami 18 menit.

Kemudian di Pantai Sindangbarang, Desa Saganten, Kabupaten Cianjur, berdasarkan pemodelan tsunami yang telah dilakukan, didapatkan estimasi tinggi tsunami maksimum 9 meter dan estimasi waktu tiba gelombang tsunami 10 - 15 menit.

Peta bahaya tsunami kemudian menampilkan estimasi luasan daerah rendaman tsunami dan waktu tiba gelombang tsunami di wilayah Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut. Berdasarkan pemodelan tsunami yang telah dilakukan, didapatkan hasil estimasi tinggi tsunami maksimum 19 meter dan estimasi waktu tiba gelombang tsunami 10 - 15 menit

Peta bahaya tsunami kemudian menampilkan estimasi luasan daerah rendaman tsunami dan waktu tiba gelombang tsunami di Pantai Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya.

Berdasarkan pemodelan tsunami yang telah dilakukan, didapatkan estimasi tinggi tsunami maksimum 23 meter dan estimasi waktu tiba gelombang tsunami 15 menit.

Sedangkan, Peta Bahaya Tsunami di Desa Pangandaran dan Desa Pananjung, Kabupaten Pangandaran didapatkan hasil estimasi tinggi tsunami maksimum 15 meter dan estimasi waktu tiba gelombang tsunami 36 menit.

Koordinator Data dan Informasi BMKG Bandung, Virga Librian, mengatakan informasi ini dipaparkan Sandy Nur Eko Wibowo dari Stasiun Geofisika Bandung dalam kegiatan Peringatan Hari Meteorologi Dunia ke-72.

"Beliau memaparkan presentasi tentang potensi tsunami akibat megathrust di selatan Jawa Barat, dengan skenario terburuk (worst case scenario) yaitu kekuatan gempa Magnitudo 8.7 berdasarkan buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017 dari Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen)," katanya saat dihubungi, Selasa (22/3).

Kemudian BMKG Bandung membuat pemodelan tsunami dan hasilnya seperti yang dipaparkan pada kegiatan tersebut. Diharapkan pemaparan tersebut dapat meningkatkan kesadaran dan kesiap-siagaan masyarakat akan bencana Geo-Hidrometeorologi sebagai upaya mitigasi demi mewujudkan Jawa Barat tangguh.

"BMKG sendiri sudah beberapa kali membahas mengenai potensi terjadinya tsunami akibat megathrust baik di Selat Sunda, Selatan Banten dan Selatan Jawa Barat, tujuannya agar masyarakat lebih sadar dan siap-siaga serta pemda maupun stakeholder agar mempunyai kebijakan maupun rencana-rencana yang lebih terarah sebagai upaya mitigasi," katanya.

Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, Dani Ramdan, mengatakan masyarakat yang tinggal di 120 desa di sepanjang pantai selatan Jawa Barat sudah memiliki budaya tangguh bencana dalam menghadapi potensi gempa megathrust dan tsunami.

Informasi mengenai potensi tsunami di selatan Jawa Barat, katanya, memang sudah lama diketahui masyarakat selatan Jawa Barat, bahkan beberapa di antaranya sudah mengalami sendiri tsunami tersebut sehingga terbentuk budaya kewaspadaan yang tinggi terhadap bencana secara alami.

"Informasi mengenai tsunami sudah lama dan laten untuk Jabar Selatan. Secara alamiahnya ada potensi megathurst pertemuan dua lempeng benua. Secara alamiah masyarakat juga sudah siap. Begitu ada guncangan, kaluar rumah, menunggu info sesaat, yang lebih jauh, kalau ada potensi tsunami, mereka sudah tahu harus lari ke mana," kata Dani.

BPBD Jabar pun, ujarnya, telah melakukan mitigasi bencana baik gempa maupun tsunami yang diprediksi berpotensi terjadi di selatan Jawa Barat. Mulai dari penyiapan alat deteksi gempa dan tsunami bersama BMKG, sosialisasi dan pelatihan simulasi evakuasi, sampai meingkatkan kearifan lokal mitigasi bencana.

Dani mengatakan kondisi geografis, demografis, dan aktivitas di sepanjang pantai selatan Jabar memang tidak bisa disamakan. Ada yang menjadi pusat pariwisata seperti Pangandaran, pusat nelayan, permukiman, sampai pelabuhan. Karenanya, cara evakuasi pun ada perbedaannya jika terjadi gempa atau tsunami.

"Kawasan dengan populasi yang besar ada di Pangandaran dan Pelabuhanratu. Tapi secara menyeluruh, setiap tahun BPBD biasanya melakukan ekspedisi Desa Tangguh Bencana Jabar Selatan. Kami berikan sosialisasi dan simulasi ke berbagai lapisan masyarakat," katanya.

Terdapat 120 desa sepanjang pantai selatan Jabar, dari mulai Pangandaran sampai Sukabumi. Semuanya sudah menjadi Desa Tangguh Bencana. Masing-masing desa, katanya, sudah memiliki prosedur evakuasi bencana masing-masing, sesuai dengan kondisi setempat.

"Pesan utamanya, kita siap dengan kondisi ini sehingga masyarakat tidak usah khawatir dengan berkunjung ke Jabar Selatan. Kita sudah susun semua sesuatunya. Tsunami sendiri tidak ada predisksi waktunya. Kalau mau menunda-nunda berwisata ke selatan Jabar juga untuk apa. Adanya riset tsunami ini adalah untuk meningkatkan kewaspadaan," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved