KKB Papua

Kejanggalan Kematian 3 Prajurit TNI di Distrik Gome Papua Dibeberkan Jenderal Andika: Bohong

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa membeberkan adanya kejanggalan terkait kronologi gugurnya tiga prajurit TNI di Distrik Gome, Puncak, Papua.

Editor: Mumu Mujahidin
Kompas.TV
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa 

TRIBUNCIREBON.COM - Tewasnya tiga prajurit TNI di Posramil Gome, Kabupaten Puncak, Papua beberapa waktu lalu menyisakan teka-teki.

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa membeberkan adanya kejanggalan terkait kronologi gugurnya tiga prajurit TNI di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua

Ketiga prajurit TNI tersebut dikabarkan menjadi korban penembakan kelompok separatis teroris di Kabupaten Puncak, Papua, pada Januari lalu.

Terkait dengan kejadian tersebut, Komandan Posramil Gome, Kabupaten Puncak menjelaskan kronologinya.

Namun, Andika menampik cerita tersebut, dan menyebut bahwa kronologi yang dilaporkan Komandan Posramil Gome tidak sesuai dengan apa yang terjadi.

Kondisi Posramil Kisor, Maybrat, Papua Barat.
Kondisi Posramil Kisor, Maybrat, Papua Barat. (Dok Kodam XVIII/Kasuari)

"Hari itu adalah insiden yang menewaskan tiga orang anak buah dari pos itu, tetapi kegiatan yang dilaporkan oleh komandan pos kepada komandan atasnya yakni Batalyon, nah itu (ternyata) bohong."

"Jadi misalnya dikatakan dia mengeluarkan pengaman pas (waktu itu) ke titik A, ternyata yang dilakukan itu ke proyek galian pasir."

"Kalau (kejadiannya) itu dilaporkan sebenarnya pasti kan akan muncul pertanyaan lagi disitu, (terkait boleh atau tidaknya tindakan itu)," kata Andika dikutip dari Kompas Tv, Senin (21/3/2022).

Terlebih, kata Jenderal Andika dikutip dari Tribunnews.com, pengerahan personel untuk pengamanan di proyek galian pasir tersebut tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan.

Bahkan, pengerahan personel ke proyek galian pasir tersebut juga tidak dilakukan dengan pertimbangan taktis. 

"Ingat ini kan bukan daerah lain, ini daerah yang memang keamanannya juga agak lebih tidak biasa," jelas  Andika.

Kini, pihaknya telah melakukan evaluasi terkait dengan kejujuran.

"Karena kita juga jangan dong sampai terlalu ceroboh, pertimbangan uang untuk pribadi, tetapi kemudian yang jadi korban anak buah," kata Andika.

Baca juga: Jenderal Andika Marah Dibohongi Anak Buahnya Sendiri, Begini Nasib Akhir Komandan Porsamil Gome

Dalam Proses Penyidikan

Kejanggalan tersebut, kata Andika, saat ini sedang dalam proses penyidikan.

Adapun danki tersebut tengah diproses hukum karena diduga melakukan kebohongan atas kronologi penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menewaskan tiga prajurit TNI.

“Jadi sekarang tahap penyidikan sudah berlangsung,” kata Andika seperti diwartakan Kompas.com sebelumnya, Senin (21/3/2022).

Andika memastikan, pihaknya akan terus mengawal proses hukum terhadap danki tersebut.

Terkait dengan proses penyidikannya, kata Andika, penyidikan kasus kebohongan tersebut membutuhkan ketelitian secara mendalam.

Mengingat, lokasi kejadian sendiri terbilang sulit diakses.

“Kita juga membutuhkan ketelitian selain memang tempatnya yang memang tidak bisa diakses setiap saat."

"Bukan hanya jauh, itu kan hanya pesawat (untuk bisa) ke sana ya,” sambung Andika.

Adapun tiga prajurit yang menjadi korban serangan KKB adalah Serda Rizal, Pratu Tupas Baraza, dan Pratu Rahman.

Belakangan diketahui bahwa aktivitas Pos Ramil Gome sendiri sebetulnya tengah melakukan pengamanan proyek galian pasir.

Namun, danki di Distrik Gome tidak melaporkan kegiatan pengamanan tersebut kepada komandan Batalyon setempat.

Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Benar-benar Tak Beri Celah KKB Papua Serang PT Freeport, Ini yang Dilakukan

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Gita Irawan)(Kompas.com/Achmad Nasrudin Yahya)

Berita lain terkait KKB Papua

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved