Menengok Boneka Kokeshi Versi Lokal yang Dibuat Warga Binaan di Lapas Indramayu, Lucu dan Imut

Bedanya, Boneka Kokeshi buatan warga binaan ini memadukan budaya lokal setempat, di antaranya adalah Ngarot.

Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Tribuncirebon.com/Handhika Rahman
Boneka Kokeshi versi budaya ngarot khas Indramayu yang dibuat warga binaan di Lapas Kelas II B Indramayu, Senin (21/2/2022). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Warga binaan di Lapas Kelas IIB Indramayu kini disibukan dengan membuat berbagai kerajinan tangan, salah satunya membuat Boneka Kokeshi yang merupakan ikonik dari negara Jepang.

Bedanya, Boneka Kokeshi buatan warga binaan ini memadukan budaya lokal setempat, di antaranya adalah Ngarot.

Boneka yang terbuat dari kayu itu dilukis sedemikian rupa hingga menyerupai gadis-gadis Ngarot dan jejaka yang menjadi peserta adat tersebut.

Hasilnya, budaya khas Kabupaten Indramayu tampak lucu dan imut saat diterapkan dalam bentuk Boneka Kokeshi.

Warga binaan saat membuat Boneka Kokeshi dengan menggabungkan budaya lokal di Lapas Kelas II B Indramayu, Senin (21/2/2022).
Warga binaan saat membuat Boneka Kokeshi dengan menggabungkan budaya lokal di Lapas Kelas II B Indramayu, Senin (21/2/2022). (Tribuncirebon.com/Handhika Rahman)

Kepala Lapas Kelas IIB Indramayu, Beni Hidayat mengatakan, diangkatnya budaya Ngarot dalam Boneka Kokeshi ini demi lebih mengenalkan lagi kearifan lokal yang dimiliki daerah Pantura Jabar tersebut.

"Jadi konsep awalnya kita ingin mengangkat kearifan dan budaya lokal supaya Indramayu ini agar lebih terkenal lagi, kita angkat budaya ini karena memang bagus, keren sekali," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Senin (21/2/2022).

Sementara itu, Kepala Sub Seksi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIB Indramayu, Ade Yosman menambahkan, kerajinan Boneka Kokeshi yang dibuat warga binaan ini sudah berlangsung sekitar 1 bulan.

Mereka terinspirasi dari boneka khas negeri sakura tersebut untuk menonjolkan budaya lokal.

Boneka Kokeshi sendiri pertama kali di buat di wilayah Tohoki, tepatnya di Shinchi Shuraku pada masa kekaisaran Edo sekitar tahun 1600-1868.

"Mereka belajar secara otodidak dengan melihat gambar dan setahu saja di wilayah Ciayumajakuning khususnya tidak ada boneka seperti ini," ujar dia.

"Kita ingin menunjukan sesuatu yang berbeda karena kerajinan-kerajinan lain," lanjut Ade Yosman.

Baca juga: Cek Kesehatan, Ratusan Warga Binaan Majalengka Jalani Tes Deteksi HIV AIDS

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved