Tragedi Ritual Maut

Mimpi Korban Ritual Maut Melihat 'Keranda Mayat' Jadi Firasat Kematiannya Sendiri dan Suaminya

Dalam mimpinya, korban ritual mautdi Pantai Payangan Jember mengaku melihat orang membawa keranda mayat atau keranda jenazah di samping rumahnya.

Editor: Mumu Mujahidin
surabaya.tribunnews.com/sri wahyunik
Bupati Jember, Hendy Siswanto (kiri berkaus hijau) menemui anak dan keluarga pasangan Syaiful Bahri dan Sri Wahyuni Komariyah di Desa/Kecamatan Ajung, Minggu (13/2/2022). Pasutri itu ikut menjadi korban ritual maut di Pantai Payangan, Ambulu, Jember. 

TRIBUNCIREBON.COM - Mimpi korban tragedi ritual maut di Pantai Payangan Jember menjadi firasat kematiannya sendiri dan suami.

Painah dan Maid tidak pernah menduga, anak dan menantunya, Syaiful Bahri dan Sri Wahyuni Komariyah, turut menjadi korban ritual maut di Pantai Payangan, Ambulu, Jember, Minggu (13/2/2022).

Barulah setelah mendapat kabar duka, kalau anak dan menantunya meninggal dunia, Painah teringat percakapannya dengan sang menantu, sehari sebelumnya.

"Kemarin dia kan bersih-bersih rumah, saya tanya, kok bersih-bersih rumah kenapa. Dia menjawab kalau akan ada banyak tamu ke rumahnya. Katanya, teman-temannya mau ngaji di rumah," ujar Painah kepada Surya saat ditemui di rumah duka di Dusun Krajan Desa/Kecamatan Ajung, Minggu (13/2/2022).

Seorang korban terseret ombak pantai Payangan Jember saat diangkat dari pantai.
Seorang korban terseret ombak pantai Payangan Jember saat diangkat dari pantai. (Istimewa)

Selain itu, Sri juga menceritakan perihal mimpinya kepada Painah.

Dalam mimpinya, Sri mengaku melihat orang membawa keranda mayat atau keranda jenazah di samping rumahnya.

"Mungkin itu jadi firasat menantu saya. Ternyata kejadiannya begini," kata Painah.

Painah dan sang suami, Maid, tidak pernah tahu keterlibatan Syaiful dalam Kelompok Tunggal Jati Nusantara.

Sebab, keduanya tidak pernah bercerita tentang kegiatan pengajian di kelompok tersebut.

Baca juga: 5 Anak Jadi Yatim Piatu Usai Suami Istri Tewas dalam Ritual Maut di Pantai Payangan: Masih Kecil

"Ya katanya, pengajian. Kami tidak tahu apa-apa," imbuhnya. 

Sehari-hari sang anak bekerja sebagai sales.

Sedang menantunya ibu rumah tangga.

Sementara itu, anak sulung pasangan Syaiful dan Sri, Siti Amelia Malik menuturkan, sebenarnya sang ibu sudah tidak mau ikut dalam ritual, Minggu (13/2/2022).

"Ibu tidak enak badan, tapi diajak terus sama ayah, akhirnya ikut," ujarnya.

Dalam keluarga itu, hanya anak-anak Syaiful yang mengetahui kegiatan pengajian kelompok tersebut.

Sebab, sang anak kerap diajak ikut pertemuan, juga beberapa kali ritual.

"Ya ada pengajiannya gitu, mengajari tentang istiqomah, juga ada ritual itu. Tujuannya saya tidak tahu. Bacannya ada Sahadat, Al-Fatihah, surat-surat pendek, dan Bahasa Jawa. Saya tidak tahu bacaan Bahasa Jawanya," kata Amel.

Baca juga: Total Korban Ritual Maut Pantai Payangan Jember 10 Orang Tewas Terseret Ombak, Sisa Seorang

Dari informasi yang dihimpun Surya, lirik bacaan Bahasa Jawanya antara lain 'pingin sugih tanpa kerja, tanpa banda' atau ingin kaya tanpa kerja, tanpa modal.

Seperti diberitakan, kelompok Tunggal Jati Nusantara menggelar ritual di Pantai Payangan.

Ada 23 orang anggota kelompok itu, dan satu orang sopir.

Ritual itu berakhir duka, 11 orang meninggal dunia, dan 12 orang selamat.

Berita lain terkait Tragedi Ritual Maut Pantai Payangan

Sumber: Tribun Mataram
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved