KKB Papua
SOSOK Sebby Sambom Jubir Sayap OPM KKB Papua yang ancam Bupati dan Gubernur, Ini Daftar Kekejamannya
Berikut ini daftar kekejaman Sebby Sambom yang ancam bupati hingga Gubernur Papua dan Papua Barat.
TRIBUNCIREBON.COM - Sosok Sebby Sambom, juru bicara (jubir) KKB Papua sayap OPM memberikan ancaman ke bupati hingga gubernur.
Berikut ini daftar kekejaman Sebby Sambom yang berani ancam bupati hingga Gubernur Papua dan Papua Barat.
Sebby Sambon lahir pada tanggal 3 Januari 1975.
Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Juru Bicara OPM Sebby Sambon Dirampok di Kawasan Pasifik, Uang Rp 177,8 Juta Raib'.
Dia pernah ditahan pada tanggal 16 Agustus 2008 sehubungan dengan perencanaan atau pidato dalam aksi damai mendukung peluncuran Parlemen Internasional untuk Papua Barat.

Sebby Sambom ikut ambil bagian dalam aksi damai mendukung peluncuran Parlemen Internasional untuk Papua Barat (IPWP) di London.
Setelah demonstrasi berlangsung, ketua umum komite perencanaan acara tersebut, Buchtar Tabuni, ditangkap.
Sebby Sambom lalu meminta pembebasan Tabuni pada konferensi pers yang diadakan di Taman Makam Theys Eluay, Sentani, Jayapura hingga berujung penahanannya.
Dia didakwa atas tuduhan makar (Pasal 106 KUHP), konspirasi (Pasal 110 KUHP), dan menghasut publik untuk bertindak menggunakan kekerasan terhadap aparat keamanan (Pasal 160 KUHP).
Sebby Sambom akhirnya dikenakan hukuman dua tahun penjara atas tuduhan penghasutan (Pasal 160 KUHP).
Baca juga: TNI-Polri Dapat Tantangan & Ancaman Baru dari KKB Papua: Di Mana Kami Ketemu di Situ Kami Baku Makan
Sebby Sambom dibebaskan secara bersyarat pada tanggal 14 Desember 2009, sebelum dia menyelesaikan masa hukumannya.
Sebelumnya, sebagai Jubir OPM, Sebby Sambon mengklaim bertanggung jawab atas penembakan atas Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) Bambang Purwoko dan Sertu Faisal Akbar di Kampung Mamba Bawah, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Jumat (9/10/2020).
Penembakan itu terjadi setelah Bambang Purwoko dan Sertu Faisak Akbar dan rombongan TGPF dalam perjalanan ke Sugapa, Ibu Kota Kabupaten Intan Jaya usai melakukan olah TKP penembakan Pendeta Yeremias Zanambani.
Bambang Purwoko termasuk anggota Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) penembakan Pendeta Yeremias Zanambani.
Bambang tertembak di bagian pergelangan kaki kiri dan pergelangan tangan kiri.
Sementara Sertu Faisal yang merupakan anggota Satgas Apter Hitadipa, dan terluka tembak di bagian pinggang.
"TPNPB bertanggung jawab, itu keputusan kami dan tuntutan bahwa kami menolak tim investigasi bentukan Menkopolhukam Mahfud MD," kata Sebby melalui pesan elektroniknya.
Sebby mengatakan jika ingin mencari fakta, harus dari tim independen.
"Kami minta tim independen yang harus investigasi yaitu PBB, Komnas HAM, LSM HAM dan Gereja," tegas Sebby.
Kodap VIII Intan Jaga dibawah Komando wakil Panglima Sabinus Waker, dan semua komandan-komandan Batalion.
Baca juga: Prada Giyade Ramadhani Terluka Ditembak KKB, Kapolres Intan Jaya Bereaksi
"Semua kerja sama untuk lakukan perang revolusi tahapan," ujarnya.
Sebby Sambon juga mengklain terlibat dalam penyerangan Pos Polisi di Paniai.
Menurutnya, penyerangan Pos Polisi disertai perampasan senjata di Paniai dipimpin Anton Tabuni.
“Anton Tabuni adalah pasukan muda yang memimpin penyerangan pos polisi 99 Ndeotadi, distrik Bogobaida, Kabupaten Paniai, Papua pada hari Jumat 15 Mei lalu,” ujar Sebby melalui pesan elektroniknya Senin (18/05/2020) dari Papua Nugini.
Lanjut Sebby, Anton Tabuni sebagai pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) sayap militer OPM, menyerang pos dan merampas senjata, karena sebelumnya pasukan TNI dan Polri juga melakukan hal yang sama di Tembagapura.
“Sesuai laporan Anton Tabuni dari lapangan, ia dan pasukannya merampas senjata karen militer Indonesia juga merampas senjata TPNPB di Tembagapura, maka kami serang dan ambil kembali,” kata Sebby.
Menurut Sebby, Anton Tabuni dan pasukannya, pasca-menyerang dan merampas senjata kembali bergerak menuju Tembagapura.
“Anton Tabuni dan pasukannya sudah kembali ke Tembagapura, jadi militer Indonesia kalau mau kejar datang ke Tembagapura. Kita perang di Tembagapura, jangan siksa masyarat di Distrik Bogobaida Pania, mereka itu masyarakat. Kami pasukan TPNPB di bawah pimpinan komando operasi nasional TPNPB Lekagak Telenggen siap perang di Tembagapura,” kata Sebby.
Sementara dari laporan Legekak Telenggen, sambung Sebby, penyerangan dan perampasan senjata di pos Polisi Paniai adalah perintahnya.
“Lekagak Telenggen yang utus Anton Tabuni untuk menyerang pos polisi dan merampas senjata di Paniai.
Dan saya juga tegaskan bahwa pihak TNI dan Polri maupun media nasional Indonesia, aksi kita jelas TPNPB yang lakukan penyerangan dan perampasan senjata, bukan lagi KKB,” kata Sebby.
”Tujuan kami berjuang ingin pisah dari Indonesia, mau merdeka sendiri. Itu tujuan kami. Jangan bilang kita kriminal dan lain-lain,”ucapnya.
Baca juga: SOSOK Mayjen TNI Teguh Muji Angkasa Pangdam XVII/Cenderawasih, Kini KKB Papua harus Hati-hati
Ancam bupati hingga gubernur
Baru-baru ini, ia memberikan ancaman kepada Gubernur Papua, Papua Barat dan seluruh bupati terkait rencana pemekaran provinsi baru.
Sebby Sambom menegaskan bangsa Papua tidak menghendaki pemekaran provinsi baru.
"Bangsa Papua tidak butuh pemekaran provinsi baru ala Jakarta," tegas Sebby Sambom melalui video rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Sabtu (12/2/2022).
Makanya, TPNPB-OPM secara tegas menolak Pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Papua.
"Kami meminta dengan tegas kepada Gubernur Papua, kemudian para bupati, anggota DPR dan seluruh Orang Asli Papua (OAP) yang berusaha merancang pemekaran provinsi baru di seluruh tanah Papua, saat ini bangsa Papua tidak butuh itu,"katanya.
Sebby Sambom mengatakan, yang saat ini dibutuhkan adalah dialog untuk bicarakan nasib bangsa Papua.
"Yang kami butuhkan ialah, duduk di meja perundingan, kemudian bicara tentang nasib bangsa Papua, tentunya harus melalui forum terhormat yang di mediasi oleh PBB," ucap Sambom.
Kata dia, sekali lagi Pihak TPNPN menegaskan kepada Gubernur Papua dan Gubernur Papua Barat, serta para bupati untuk segera hentikan persetujuan pemekaran DOB.
"Kami tegaskan agar segera hentikan niat jahat kalian, untuk pembentukan Daerah Otonomi Baru. Karena Bangsa Papua tidak butuhkan itu," tutupnya.(*)
Baca juga: Panglima TNI Tebar Ancaman untuk KKB Papua Penembak 3 Prajurit TNI, Mereka Akan Membayarnya