Update Kasus Subang

Januari 2022 Mau Berakhir, Tersangka Kasus Subang Belum Terungkap, Padahal Kapolda Sudah Janji

Memasuki minggu terakhir Januari 2022, Polda Jabar masih belum mengungkap siapa pelaku di balik pembunuhan ibu dan anak di Subang

Editor: Machmud Mubarok
TribunJabar.id/Nazmi Abdurahman
Polda Jabar mengeluarkan sketsa pembunuh ibu dan anak di Subang setelah 4 bulan lebih kejadian, Rabu (29/12/2021). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman. 

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Memasuki minggu terakhir Januari 2022, Polda Jabar masih belum mengungkap siapa pelaku di balik pembunuhan ibu dan anak di Kabupaten Subang. 

Di akhir 2021, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana sempat menyatakan jika pelaku akan diungkap secepatnya di awal Januari 2022. Namun hingga saat ini, belum ada tanda-tanda siapa pelakunya.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih terus berusaha menangkap terduga pelaku. 

"Subang juga masih penyidikan. Masih mengejar DPO," ujar Ibrahim Tompo, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (22/1/2022). 

Baca juga: UPDATE Kasus Subang Hari Ini, Kuasa Hukum Yosef, Yoris, dan Mimin Terus Menanti Janji Kapolda Jabar 

Baca juga: Pembunuh Tuti & Amalia Belum Terungkap, Anak Tertua Mimin Komentari Lamanya Penyidikan Kasus Subang

Sketsa terduga pelaku pun, kata dia, sudah disebar ke seluruh wilayah Indonesia. 

"Sketsanya sudah kita sebar ke Polres-Polres wilayah, sampai ke Polda seluruh Indonesia juga terkirim (sketsanya)," katanya. 

Sebelumnya, Polda Jabar berhasil mendapatkan sketsa wajah terduga pelaku dari hasil keterangan saksi-saksi potensial, serta bantuan Inafis Bareskrim Mabes Polri. 

Pihaknya juga mengaku sudah menyebarkan sketsa wajah terduga pelaku ke masyarakat, untuk membantu menemukan pelaku. 

"Kita imbau kepada masyarakat bagi yang mengetahui identitas yang sama dengan sketsa itu agar memberikan informasi kepada pihak kepolisian," katanya.

Yakin Terungkap

Kasus kematian Tuti Suhartini (55) serta Amalia Mustika Ratu (23) di Jalancagak, Kabupaten Subang sudah memasuki lima bulan. 

Akan tetapi, kasus yang terjadi pada 18 Agustus 2021 lalu pelakunya masih misterius yang artinya belum dapat diungkap oleh pihak kepolisian. 

Terakhir, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana menargetkan kasus tersebut terungkap di awal tahun 2022. Namun, hingga Selasa (18/1/2022) polisi masih belum menetapkan tersangka. 

Kendati demikian, Yoris (34) yang merupakan anak tertua Tuti sekaligus kakak dari Amalia masih optimis dan percaya pihak kepolisian pasti akan mengungkap kasus dari kematian kedua orang tercintanya. 

"Masih, saya masih optimis pastinya kasus bakalan terungkap. Polisi mungkin masih terus bekerja sampai sekarang," ucap Yoris kepada TribunJabar.id saat dihubungi melalui sambungan seluler, Selasa (18/1/2022). 

Baca juga: Kejengkelan Warganet Menunggu Ada Tersangka Kasus Subang: Masa Emak Harus Turun Tangan ?

Menurut Yoris, biarpun saat ini sudah tidak ada lagi agenda pemanggilan dari saksi-saksi kunci oleh pihak kepolisian, ia menganggap bahwa saat ini polisi masih menggunakan kekuatan penuh untuk mengungkap kasus tersebut. 

"Harapan masih sama tidak ada yang berubah pokonya, saya sama papah (Yosef) masih satu misi," katanya. 

Seperti diketahui, kasus kematian Tuti serta Amalia ini setiap harinya masih terus menjadi misteri.

Baca juga: Kabar Baru Kasus Subang, Kades Jalancagak Curigai Danu: Tahu Mayat Tuti di Alphard Sebelum Inafis?

Sebelumnya dikabarkan Kepala Desa Jalancagak Indra Zainal Alim, membuat video  yang seolah memojokkan saksi Muhammad Ramdanu alias Danu. 

Indra Zainal Alim melalui akun youtube Indra Zainal Chanel kembali mengulik pengakuan Danu tentang kejadian pembunuhan itu, lalu menuliskan asumsinya dalam video tersebut. 

Di antaranya terkait pengakuan Danu ketika pagi-pagi Yosef datang ke rumahnya untuk mengabarkan bahwa Tuti dan Amel diculik. 

Saat itu, Danu segera bangun dari tidurnya dan langsung menuju ke TKP. 

Di rumah TKP Danu melihat sudah ada Yosef Hidayah dan warga.

Danu juga mengaku sempat masuk ke dalam rumah untuk melihat area kamar hingga pintu belakang. 

 

Dia juga sempat melihat rumah acak-acakan dan darah di TKP. 

Setelah itu dia ke luar diikuti Yosef

Selesai menceritakan hal itu, Danu lalu mengaku mendengar perkataan warga bahwa jenazah ada di bagasi. 

Hal ini lah yang disoroti Indra Zainal. 

"Keterangan yang lain hanya kaki, tapi keterangan Danu jenazah," tulis Indra di videonya. 

Setelah itu Danu lalu melihat Yosef melongok ke mobil dan Danu meyakini kalau Yosef melihat Amel dan Tuti di dalam mobil. 

Ini lagi-lagi menjadi catatan Indra. 

"Dari cepatnya Danu datang, masuk keluar TKP sudahkah tim Inafis datang?"
Sampai Danu meyakini jenazah Amel dan bu Tuti di bagasi, sedangkan keterangan warga dan pak yosef hanya terlihat kaki," tulis Indra lagi.

Keterangan lain Danu yang membuat Indra curiga adalah saat Danu mengaku menangis di pinggir jalan dan menyampaikan sesuatu ke Wahyu, kepala sekolah di yayasan Yosef.

Saat itu, Danu mengatakan ke Wahyu kalau Amel dan Tuti sudah meninggal di bagasi. 

"Danu tidak melihat tapi sudah tahu ibu Tuti dan Amel di bagasi," 

"Sudah ada kah tim inafis sekitaran jam ini sampai danu sudah tau ada ibu dan amel di bagasi," tulis Indra lagi. 

Memperkuat kecurigaannya tentang Danu, Indra lalu mengunggah kembali video pengakuannya di sebuah channel youtube. 

Di video itu, Indra menyebutkan bahwa dia diberitahu ketua RT tentang kejadian itu pada pukul 07/30 WIB. 

Saat itu, informasinya masih perampokan, bukan pembunuhan. 

Lalu, jam 07.45 dia mendatangi TKP dan dia melihat sudah banyak orang, sudah ada kepolisian sektor Jalan Cagak. 

Saat itu lah dia ditanya oleh polisi tentang kaki yang terlihat dari dalam mobil.  

"Nah, kebetulan pada waktu itu, saya melihat dan masuk minta izin ke daerah TKP, saya datang. Saya didatangi oleh seorang anggota polisi dan bertanyab pak kades, hafal gak itu kaki siapa.

Pada waktu saya bilang, itu kaki wak tuti. Saya hafal betul," katanya. 

Pengakuan Indra ini ingin memperkuat bahwa sebelum tim Inafis datang, tidak ada yang tahu kalau ada dua jenazah di dalam mobil Alphard.

Itu artinya, dia mencurigai keterangan Danu yang mengaku sudah tahu ada jenazah Tuti dan Amel di dalam mobil Alphard sebelum tim Inafis datang. 

Lihat video selengkapnya

Unggahan Indra ini pun langsung mendapat banyak reakssi. 

Ada yang mendukung langkah Kades ikut membantu mengungkap kasus ini, namun tidak sedikit yang justru membully karena keterpihakan Indra pada salah satu pihak di kasus ini. 

Hingga berita diunggah, belum ada tanggapan dari kuasa hukum Danu terkait kecurigaan Indra tersebut. 

Pengacara Danu mau lapor presiden

Sebelumnya, kuasa hukum Danu, Achmad Taufan Soerdirjo berancang-ancang melaporkan kronologis kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang versi mereka ke Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Jabar Irjen Suntana. 

Seperti diketahui, pengacara Yoris dan Yosef, Rohman Hidayat terus berkoar-koar bahwa Danu terlibat dalam pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu

Rohman awalnya menyebut bahwa sosok di sketsa yang dirilis polisi mirip dengan saksi yang memberikan keterangan berubah-ubah. 

Meski tak menyebut nama Danu, namun banyak yang menduga statemen Rohman itu ditujukan ke Danu. 

Baca juga: Manuver Yoris di Kasus Subang, dari Musuhi Yosef Berbalik Curigai Danu, Ini Titik Balik Pemicunya

Apalagi setelah itu, Rohman menyebut bahwa Yoris berpindah kuasa hukum ke pihaknya karena curiga Danu terlibat dalam kasus ini.  

Terkait hal ini, menurut Taufan, statamen-statemen Rohman ini justru menimbulkan kecurigaan balik. 

"Statemen itu malah menunjukkan bahwa yang meyampaikan statemen atau yang cuap-cuap itu yang harus diperiksa sama polisi," kata Taufan dikutip dari channel youtube Heri Susanto, Senin (10/1/2022). 

Terkait BAP yang berubah-ubah, menurut Taufan tidak hanya Danu yang melakukan itu. 

"Kita juga pernah jadi kuasa hukum Yoris.  Emangnya Yoris tidak berubah? ada yang berubah," kata Taufan. 

Menurutnya, keterangan saksi yang berubah-ubah itu hal yang biasa, bahkan di kasus-kasus sebelumnya yang dia tangani sering terjadi itu. 

Karena itu, dia justru tergelitik jika ada saksi yang memberikan keterangan berubah-ubah dicurigai sebagai pelaku.  

Taufan justru curiga pihak Rohman yang seorang-olah faham benar terkait BAP karena harusnya itu bersifat rahasia. 

"Malah saya curiga, ada apa ini antara penyidik dan pengacara Pak Yoris/Yosef, sepertinya kok tahu banget dalamnya BAP. BAP itu rahasia," katanya. 

Rohman lalu memberikan pesan ke kubu Yosef agar tidak memberikan statemen yang menuduh atau memojokkan pihak lain. 

"Masyarakat kita udah pinter.

Kita bukan kapastisa menuduh, kita urus klien kita masing-masing, Investiagasi, pastikan klien kita tidak bersalah.

Yang patut menduga-duga, mencurigai itu biarlah polisi.

Polisi sudah tingkat internasional," katanya. 

Terkait statemen Rohman yang menyebut Yoris mendengar Danu menudih Yosef dan Mimin sebagai pelaku kasus ini, Taufan memastikan statemen itu tidak berdasar.  

"Kami pada saat itu jadi kuasa hukum mereka. Gak pernah mereka diperiksa satu ruangan," katanya. 

Agar masalah ini segera tuntas, Taufan berencana membuat sebuah kronologis lengkap versi mereka. 

Kronologi ini nantinya akan dikirimkan ke Presiden Jokowi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Jabar Suntana. 

"Kita sama-sama sampaikan kronmologis versi kita.

Nanti kita kirimkan ke Presiden Jokowi, Kapolri dan Kapolda.

Ini kronologis dan asumsi dugaan kami, untuk bisa menjadi tambahan petunjuk bagi kepolisian," katanya. 

"Kita gak usah bercuap-cuap di media," katanya. (Tribunjabar.id/Surya)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved