INNALILLAHI, Dr KH Wahidin Loekman MSn Pimpinan Ponpes Kaligrafi Eljabar Bandung Wafat
Innalillahi wainna ilaihi rajiun, pimpinan Pondok Pesantren Kaligrafi Eljabar Bandung, Dr KH Wahidin Loekman Drs MSn, meninggal dunia
Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Innalillahi wainna ilaihi rajiun, pimpinan Pondok Pesantren Kaligrafi Eljabar Bandung, Dr KH Wahidin Loekman Drs MSn, meninggal dunia di Bandung, Selasa (18/1/2022) sore.
Dr KH Wahidin Loekman meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.
Informasi wafatnya Dr KH Wahidin Loekman disampaikan Hasanuddin, salah seorang kaligrafer senior Jabar dan pengajar kaligrafi, lewat akun Facebook Hasanuddin Kaligrafer Dan Grc.
"Selamat jalan Ayahanda dan Guru para khattat Jawa Barat, semoga jasa dan Kebaikanmu akan membawamu ke Syurga Allah SWT," tulis Hasan.
Baca juga: INNALILLAHI, Ayahanda Yuki Pas Band yang juga Dosen Sastra Jepang Unpad Meninggal Dunia
Baca juga: INNALILLAHI, Wali Kota Kendari Berduka, Ayahandanya H Abd Kadir Wafat, Begini Suasana Rumah Duka
Selain sebagai pimpinan ponpes, Dr KH Wahidin Loekman juga adalah dosen purnabakti di Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Unpad.
Informasi itu disampaikan Eka Kurnia di grup Facebook Reuni Akbar Sastra Unpad.
"Assalamualaikum wr. wb.
Innalilahi wa innailaihi rojiun telah berpulang ke rahmatullah dosen purnabakti sastra arab unpad (kaligrafer Indonesia) Dr. H. Wahidin Loekman, Drs., MSn ( suami dari Hj. Ai Hasanah, Ayah dari Robbi Zidna Ilman dan Arina Alhaqq) selasa 18 jan 2022 pada pukul 15.48. mohon dimaafkan segala kesalahannya, semoga almarhum wafat dalam keadaan husnul khotimah," tulis Eka.
Wafatnya KH Wahidin Loekman ini membuat sejumlah kalangan, terutama kaligrafer berduka.
"Seluruh keluarga besar Seniman, Santri kaligafer Pskq Modern Kudus Jateng turut berduka cita yang sedalam-dalamnya dan merasa kehilangan atas kepergian Ayahanda dan juga Guru saya:
Dr. K.H. WAHIDIN LOEKMAN, MSn (Pendiri Pesantren Kaligrafi El Jabar Bandung dan Pembina Kaligrafi Jawa Barat).
Seluruh Kader PSKQ Modern Indonesia mohon ikut mengirimkan hadiah Fatihah untuk Almarhum. Semoga Almarhum ditempatkan bersama para kekasih Allah di surga dan dilapangkan kuburnya, Amiin, Al Fatihah," tulis Muhammad Assiry.
Salah satu karya Dr KH Wahidin Loekman adalah Mushaf Sundawi pada 1997. Beliau menjadi ketua bidang Kaligrafi pada pembuatan Mushaf Sundawi tersebut.
‘Sundawi’ yang digunakan dalam Al-Qur’an Mushaf Sundawi adalah istilah yang dikaitkan dengan konsep desain dan tatanan iluminasi yang diterapkan pada setiap halaman mushaf ini. Pada prinsipnya ada dua jenis sumber inspirasi atau acuan desain yang digunakan.
Pertama, yang referensinya berasal dari motif islami Jawa Barat, misalnya memolo mesjid, motif batik, ukiran mimbar, mihrab, dan artefak lainnya, dengan catatan bahwa motif-motif tersebut tidak bersifat anthropomorphic (dari bentuk manusia) ataupun zoomorphic (dari bentuk binatang). Jenis motif kedua, yaitu desain yang bersumber pada sejumlah flora tertentu yang khas Jawa Barat, seperti gandaria dan patrakomala.
Pembuatan Al-Qur’an Mushaf Sundawi diprakarsai oleh Gubernur Jawa Barat waktu itu, HR Nuriana, yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 14 Agustus 1995 (17 Rabiul Awal 1416 H), pada peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. Pada kesempatan itu Gubernur membubuhkan “Basmalah” pada lembar awal mushaf sebagai simbol dimulainya penulisan Mushaf Sundawi. Untuk mewujudkan Al-Qur’an yang sahih dalam segi penulisannya dan estetis dalam segi perwajahannya, dibentuklah tim kerja yang terdiri atas para ulama, ahli kaligrafi (khattat), pakar estetika seni rupa Islam, desainer spesialis iluminasi, peneliti, iluminator, ahli komputer grafis, fotografer yang menunjang penelitian desain, serta para ahli lainnya yang membantu pelaksanaan secara umum, demikian pula para pentashih mushaf. Al-Qur’an Mushaf Sundawi selesai dikerjakan pada bulan Januari 1997. Manuskripnya disimpan di dalam peti yang didesain secara khusus.