HEBOH Kemunculan Harimau Loreng Melintas Jalan di Cisaga-Rancah Ciamis, Ini Penjelasan BKSDA

Video itu menunjukkan tentang seekor harimau  loreng yang disebut sedang melintas jalan raya Cisaga-Rancah

Editor: Machmud Mubarok
Tangkapan Layar Video
Video itu menunjukkan tentang seekor harimau  loreng yang disebut sedang melintas jalan raya Cisaga-Rancah. Lokasi yang diduga tempat melintas di jalan raya  Cisaga-Rancah merupakan wilayah Ciamis. 

Laporan Kontributor Ciamis, Andri M Dani

TRIBUNCIREBON.COM, CIAMIS – Dalam dua hari terakhir jagat maya di Ciamis dihebohkan dengan video viral, baik itu di linimasa TikTok, Youtube, Facebook, Instagram, terlebih di grup WhatsApp. 

Video itu menunjukkan tentang seekor harimau  loreng yang disebut sedang melintas jalan raya Cisaga-Rancah. Lokasi yang diduga tempat melintas di jalan raya  Cisaga-Rancah merupakan wilayah Ciamis.

Khawatir akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, pihak BKSDA Wilayah III Jabar di Ciamis langsung menurunkan petugas ke lapangan untuk melakukan assesment.

“Kami sudah menurunkan petugas ke lokasi yang disebut-sebut dari tayangan  video tersebut. Juga menindaklanjuti laporan dari pihak desa,” ujar Kabid BKSDA Wilayah III Jabar di Ciamis,  Andi Witria kepada Tribun, Rabu (29/12).

Baca juga: Harimau Mati Dibakar BKSDA Jambi, Saat Ditemukan Kondisinya Sudah Sangat Parah, Kurus dan Kaki Patah

Baca juga: Harimau Lapar Mangsa Warga Pendulang Emas di Jambi hingga Meninggal, Ini Kronologinya

Lokasi yang diduga kejadian yang disebut dari tayangan video tersebut yakni jalan raya Cisaga-Rancah yang berada di  Lemah Nendeut PTPN Batulawang yang masuk Desa Tanjungjaya Cisaga.

Setelah mendapat informasi dari aparat desa Tanjungjaya dan keamanan  Perkebunan Karet  Batulawang (PTPN) kebun Lembah Nendeut, dipastikan kejadian bukan di daerah tersebut.

Di sepanjang jalan utama jalur jalan raya Cisaga-Rancah tersebut tidak ditemukan ruas jalan yang garis putih (marka)  di sisi kiri dan kanan jalan. Garis putih (marka) hanya ada di tengah jalan. Tidak ada yang di sisi.

Dari karakteristik jalan tersebut, kejadian yang tayangan videonya heboh viral di dunia maya tersebut dipastikan  bukan di jalur jalan raya Cisaga-Rancah.

Juga dari sisi ilmiah, bahwa harimau di Pulau Jawa menurut Andi Witria sudah lama punah. “Sudah tidak ada di Pulau Jawa. Khawatir kalau itu harimau peliharaan yang lepas. Kami dari BKSDA, menyakini di Ciamis tidak ada yang memelihara harimau. Kalau macan tutul atau macan kumbang, banyak di Ciamis. Habitatnya di Gunung Sawal,” katanya.

Karena informasi di video yang kini viral tersebut menurut Andi, pihaknya mencoba menelusuri jejak tayang video viral tersebut. Ia juga mencoba mengkonfirmasi ke Taman Safari yang kini mempunyai program  “safari night”.

“Dan kami memastikan kalau disebut tayangan video tersebut di jalan Cisaga-Rancah. Kami pastikan informasi tersebut hoax. Dan tayangan serupa informasinya juga ramai di Subang,” ujar Andi Witria.

Dengan kesimpulan bahwa informasi seekor harimau melintas di jalan raya Cisaga-Rancah tersebut hoaks, menurut Andi, warga diimbau untuk tidak resah tetap beraktivitas tersebut biasa.

“Informasi tersebut hoaks, kejadiannya bukan di wilayah Lemah Neundeut Cisaga. Warga diimbau untuk beraktivitas seperti biasa, tak perlu resah,” katanya.

Informasi yang diperoleh Tribun menyebutkan, video yang menayangkan seekor harimau dengan gontai melintas jalan  tersebut terjadinya di Taman Nasional Mudumalai Tiger Reserve di Pegunungan Nilgiris Nadu India Selatan. Video tersebut tayang di youtube bulan Mei lalu.

Dianggap Sudah Punah

Informasi tentang kemunculan kembali Harimau Jawa juga pernah terjadi beberapa tahun lalu. Tersiar kabar bahwa harimau jawa (Panthera tigris sondaicus) keluar dari persembunyian setelah dinyatakan punah sejak pertengahan tahun 1970-an.

Pada 25 Agustus 2017, sebuah video trap dari kamera jebakan yang dilengkapi sensor gerak berhasil memotret foto langka. Kucing besar dengan loreng tampak seperti harimau tersebut berkeliaran di Padang Penggembalaan Cidaon, Taman Nasional Ujung Kulon, Provinsi Banten.

Dia berada di antara tiga ekor burung merak dan di dekatnya tergeletak bangkai banteng, yang diduga dimangsa oleh hewan tersebut. Apa betul masih ada harimau jawa yang disangka punah, masih hidup di pulau sepadat Jawa?

"Berharap itu kenyataan, bahwa harimau jawa memang masih ada. Saya secara personal meyakini kucing besar tersebut masih ada, tapi cemasnya kalau 10 hari ini belum ketemu tanda-tandanya," kata Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon Mamat Rahmat kepada BBC Indonesia sebagaimana disiarkan Kompas.com.

Mamat berpendapat, secara visual hewan yang muncul di video trap memiliki loreng menyerupai harimau. "Dari corak warna berbeda sekali. Lorengnya mendekati loreng harimau jawa," kata dia.

Adapun dari ukuran, hewan tersebut cenderung masih kecil. Mamat menduga harimau itu berjenis kelamin jantan dan masih remaja. Mamat yang sudah bertugas di belantara Ujung Kulon sejak 1998 mendapat laporan yang terus berulang, yakni tentang keberadaan lodaya, sebutan dalam bahasa Sunda untuk harimau jawa.

"Pak, kami ketemu dengan lodaya," begitu Mamat menirukan ucapan peziarah Sanghiyang Sirah di kawasan Ujung Kulon. "Kami ketemu, pak, lodaya makan banteng. Lodaya sedang berjemur."

Mamat penasaran. Akhirnya diputuskan, bulan lalu video trap mulai ditanam di perbukitan Gunung Payung. Akan tetapi, yang paling banyak terekam adalah rusa, kijang, kancil, dan babi hutan. Saat itu hujan masih turun di Ujung Kulon.

"Berbeda dengan sekarang. Kondisi sekarang kemarau, maka mangsa turun ke bawah mencari sumber air di padang penggembalaan. Ini logika kenapa predator tersebut ada di sana, mengikuti pergerakan dari mangsanya," kata dia.

"Tim kami sudah menemukan kotoran kucing, cuma apakah itu kotoran macan tutul atau yang lainnya, masih kami kumpulkan untuk dianalisis," ujar Mamat.

Setelah menerima laporan petugas lapangan yang berhasil mendapat video hewan yang diduga harimau jawa, Balai Taman Nasional Ujung Kulon membentuk tim khusus.

Tim ini akan memastikan apakah hewan yang tampak memangsa banteng tersebut dari jenis macan tutul jawa (Panthera pardus melas) atau harimau jawa (Panthera tigris sondaicus).

Tim berangkat menyisir lokasi dan mengambil sampel kotoran, cakaran, serta rambut untuk kemudian dianalisis DNA-nya. Tim ini juga memasang video di lapangan.

"Mereka masih di lapangan. Kami rencanakan tim bekerja selama 10 hari. Sampai saat ini belum ada hasil, karena tim masih bekerja di lapangan," kata dia.

Wilayah yang disisir oleh tim diawali dari titik penemuan gambar, yakni Padang Penggembalaan Cidaon, di seberang Pulau Peucang.

Dari situ tim terbagi dua, satu menyisir ke arah Gunung Payung, sedangkan lainnya ke arah perbukitan Talanca yang menurut Mamat merupakan habitat kucing besar.

Masyarakat dilibatkan dalam tim. Ada juga seorang pengamat yang berpengalaman melakukan survei harimau sumatera. Temuan terbaru terkait harimau jawa menjawab sejumlah keraguan tentang status kepunahan satwa tersebut.

Sejak 1997, seorang peneliti bernama Didik Raharyono meyakini bahwa harimau jawa belum punah. Pada sebuah seminar di kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta sembilan tahun lalu, dia mengaku punya bukti bekas aktivitas satwa tersebut.

Tahun 2004, Didik mengaku menjumpai kotoran harimau jawa dan pada 2006 dia mencatat kesaksian seorang anggota TNI yang berjumpa dengan harimau tersebut.

Dia juga mengaku punya sampel kulit harimau loreng yang dibunuh dari Jawa Tengah dan sisa kuku dengan darah milik harimau jawa asal Jawa Barat. Diwawancarai oleh laman Mongabay, Didik meminta peninjauan ulang atas status kepunahan Harimau Jawa.

(andri m dani)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved