Kecelakaan di Nagreg

Ciri-ciri Pelaku yang Tabrak Handi dan Salsabila, Mobil Pelat B, Rambut Pendek & Penampilannya Rapi

Keduanya ternyata meninggal dunia dan jasadnya ditemukan di Banyumas serta Cilacap.

Editor: Fauzie Pradita Abbas
DOK/Polsek Limbangan
Dua remaja ditabrak minibus di Ciaro, Nagreg, namun keberadaan mereka tidak diketahui. Pihak keluarga sudah mencari ke seluruh rumah sakit tapi tidak menemukannya. 

TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG - Handi Saputra dan Salsabila, sejoli yang mengalami kecelakaan di Nagreg, Kabupaten Bandung, akhirnya diketahui nasibnya setelah hilang berhari-hari.

Keduanya ternyata meninggal dunia dan jasadnya ditemukan di Banyumas serta Cilacap.

Mereka meninggal setelah ditabrak sebuah minibus.

Meski keberadaan tiga pria yang berada dalam minibus hitam yang menabrak Handi dan Salsabila masih misterius, SI (25), salah seorang saksi mata, ternyata masih mengingat betul penampilan ketiganya.

Ia bahkan juga mencatat nomor polisi minibus hitam yang keberadaannya hingga kemarin juga belum diketahui, yakni B 3xx Q.

Ia mengaku masih mengingatnya betul karena saat itu berada di lokasi dan melihat evakuasi Salsabila dan Handi ke mobil B 3xx Q tersebut.

Saat itu, menurut SI, ia baru saja pulang dari Bandung dan mengisi bensin di pom bensin dekat lokasi.

Ia mengatakan, di dalam mobil hitam itu terdapat tiga orang yang terlihat panik saat mobilnya menabrak kedua korban.

"Ada tiga orang, perawakannya rapi seperti orang yang sedang berdinas, nada bicaranya bukan orang sini," ujar SI kepada Tribun Jabar, Minggu (19/12/2021).

Dalam sebuah foto terlihat jika penabrak orang yang ada di dalam mobil berambut pendek.

Tiga orang tersebut menurutnya mempunyai peran berbeda saat proses evakuasi kedua korban.

Dua orang mengevakuasi korban, kemudian satu orang lain hanya berdiri memberikan perintah agar korban segera dibawa ke rumah sakit.

"Kata orang yang berdiri itu, 'ayo cepat masukan ke mobil, bawa ke rumah sakit, bawa ke rumah sakit'," ungkap SI.

Ia mengatakan, benturan dari kecelakaan tersebut terdengar jelas sehingga mengagetkannya saat sedang mengisi bensin.

Setelah selesai mengisi bensin, ia pun segera menghampiri lokasi kejadian.

Saat itu, banyak warga sekitar yang histeris lantaran melihat salah seorang korban, Salsabila, tengah tak sadarkan diri di dalam kolong mobil.

"Ada ibu-ibu, teriak-teriak sambil nangis, itu Bila (Salsabila), anaknya itu. Kalau posisi Handi itu kolong depan," ucapnya.

Setelah dievakuasi dari kolong mobil, korban Handi, menurutnya dimasukkan ke bagasi belakang, sementara Salsabila di jok tengah.

Kondisi kedua korban menurutnya saat itu tidak sadarkan diri.

Namun ia melihat Handi masih bergerak, sementara Salsabila sudah sama sekali tak bergerak.

Dimakamkan di Kampung Halaman

Suasana haru mengiringi pemakaman kembali Salsabila (14) dan Handi Saputra (17) di kampung halamannya masing-masing, Minggu (19/12/2021) dini hari.

Bila, begitu Salsabila disapa, dimakamkan kembali di Kampung Tegallame, Desa Ciaro, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, tak jauh dari kediaman orang tuanya.

Sementara, Handi, dimakamkan di pemakaman umum Kampung Cijolang, Desa Cijolang, Kabupaten Garut, juga tak jauh dari kediaman orang tuanya.

Handi dan Bila meninggal saat berboncengan menggunakan sepeda motor di kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung, Rabu (8/12/2021) lalu.

Keduanya, tertabrak minimus hitam yang melaju kencang ke arah Malangbong, Kabupaten Garut.

Dalam keadaan terluka parah, keduanya kemudian dibawa penabraknya, yang mengaku hendak membawa kedua korban ke rumah sakit.

Namun, sejak itulah, keberadaan keduanya tak diketahui hingga akhirnya ditemukan hampir sepuluh hari kemudian, mengambang di Sungai Serayu, di dua lokasi berbeda.

Ditemui usai pemakaman kembali Salsabila di Kampung Tegallame, Minggu (19/12/2021), Paman Salsabila, Deden Sutisna (42), mengatakan jasad keponakannya ditemukan polisi ditemukan di muara Sungai Serayu di Kabupaten Cilacap.

Namun, karena identitasnya tak diketahui dan kondisinya sudah mulai membusuk, polisi akhirnya memakamkan Salsabila di pemakaman yang berada tak jauh dari lokasi penemuan.

Saat yang hampir bersamaan, polisi juga menghubungi mereka karena ada kecurigaan bahwa jasad yang ditemukan di Serayu ada kemungkinan adalah jasad remaja korban tabrakan yang tak diketahui rimbanya setelah dibawa penabraknya.

Deden mengatakan, segera setelah mendapatkan kabar tersebut, Jajang, ayah Salsabila pun berangkat langsung ke Cilacap untuk memastikan ciri-ciri jasad yang ditemukan polisi dengan Salsabila, korban kecelakaan lalulintas yang hilang.

Untuk memastikannya makam pun dibongkar, dan ternyata benar bahwa itu jasad Salsabila.

Deden mengatakan, bersama warga dan keluarganya yang lain, sudah mencari korban ke beberapa puskesmas, klinik, dan rumah sakit, selama berhari-hari.

Tak hanya di rumah sakit terdekat, tapi sudah mencari ke Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Garut. Bahkan, mereka pun, menurut Deden, juga melakukan pencarian hingga ke kamar-kamar jenazah.

Deden mengaku bersyukur banyak pihak yang membantu mencari korban, mulai dari petugas polisi, warga, hingga relawan SAR.

"Alhamdulillah, meski sudah dikubur di sana, Salsabila bisa ditemukan, dan jasad Salsabila bisa dibawa pulang ke sini," ujar Deden.

Berbeda dengan jasad Salsabila yang ditemukan di Cilacap, jasad Handi Saputra ditemukan di Sungai Serayu di Kabupaten Banyumas, Sabtu (11/12/2021).

Karena tak ada identitas dan kondisinya sudah membusuk, petugas pun akhirmnya memakamkan Handi di makam terdekat dengan lokasi penemuan, yakni TPU Desa Banjarparakan, Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas.

Sama seperti Salsabila, makam Handi di Banyumas pun akhirnya dibongkar. Jasadnya kemudian dibawa dan dimakamkan kembali di pemakaman umum Kampung Cijolang, Desa Cijolang, Kabupaten Garut.

Histeris

Kedatangan jasad Handi di rumah duka, kemarin, langsung disambut isak tangis keluarga. Salah satu kakak laki-laki korban bahkan histeris saat jenazah adik kesayangannya itu hendak dimasukkan ke liang lahat.

Ia kemudian dibawa menjauh dari liang lahat untuk ditenangkan.

Engkus salah satu kerabat Handi mengatakan bahwa Handi merupakan sosok yang pendiam dan sopan di lingkungan pergaulannya.

"Orangnya sama sekali enggak pernah bermasalah sama tetangga atau pun siapa, sopan dan murah senyum," ujar Engkus.

Ia menuturkan sempat bertemu dengan Handi di siang hari sebelum tabrakan itu terjadi.

"Saat itu saya bilang Handi mau ke mana? Hati-hati, dia hanya mengangguk sopan," ucapnya.

Kepala Desa Cijolang, Deden Zainal,  mengatakan kembalinya Handi ke kampung halamannya merupakan hasil dari kepedulian sesama dan juga sebagai takdir dari Yang Mahakuasa.

"Terima kasih sudah berdiri bersama kami di sini dan para keluarga, terimakasih sudah membantu semua jalan sehingga almarhum bisa kembali ditemukan," ujarnya saat pemakaman.

Kejam

Ayah dari Handi, Entes Hidayatullah mengatakan, perilaku pengendara mobil yang terlibat tabrakan dengan anaknya tidak manusiawi.

Bagaimana tidak, sesaat setelah tabrakan, anaknya dimasukkan ke dalam bagasi mobil kemudian dibuang di Sungai Serayu.

"Mohon kepada bapak-bapak petugas kepolisian, saya dengan sangat memohon, dapatkan itu orangnya. Dia juga pasti punya anak," ujarnya.

Perbuatan pelaku, ujar Entes, sangat menyakiti hatinya.

"Setega itu, ditabrak dibuang lagi, sakit hati saya sebagai orangtua anaknya dibuang ke kali, kayak anjing aja," ungkapnya.

Hal senada dikatakan Deden, paman Salsabila. Ia juga berharap pihak kepolisian dapat segera menangkap pelakunya.

"Harapan saya untuk pihak kepolisian, saya atas nama keluarga wanita mohon dengan sangat untuk mengejar dan mendapatkan pelaku agar dihukum setimpal. Itu harapan kami," ujarnya.(sidqi al ghifari)

Baca juga: Ayah Handi Korban Kecelakaan Nagreg yang Dibuang di Sungai Mengaku Sakit Hati, Kayak Anjing Saja

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved