Gunung Tangkuban Parahu- Semeru Disebut Memiliki Kesamaan, Begini Upaya Mitigasi BPBD Bandung Barat
Gunung Tangkuban Parahu di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kabupaten Subang
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNCIREBON.COM, BANDUNG BARAT - Gunung Tangkuban Parahu di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kabupaten Subang dinilai memiliki kesamaan dengan Gunung Semeru yakni memiliki letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.
Atas hal tersebut, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu direkomendasikan untuk mewaspadai terjadinya letus an freatik tersebut meskipun gunung api itu hingga kini masih aman karena masih berstatus normal.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (Darlog), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), KBB, Asep Sulaeman, mengatakan, terkait hal itu pihaknya sudah melakukan mitigasi bencana dan sosialisasi kepada masyarakat sesuai rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Kalau yang namanya gunung api pasti sama, makanya kami sudah menyusun rencana kontijensi dan antisipasi dengan melakukan pemantauan sebagai langkah pencegahan," ujarnya saat dihubungi Tribun Jabar, Minggu (5/12/2021).

Langkah yang sudah dilakukan sebagai bentuk kesiapsiagaan ketika terjadi kondisi yang darurat, pihaknya telah menyiapkan jalur evakuasi dan titik kumpul warga di ruang terbuka atau tanah lapang yang aman.
"Kalau langkah-langkah seperti itu memang sudah biasa dilakukan. Intinya, bagaimana caranya untuk meminimalisir risiko bencana, artinya rencana kontijensi harus dilakukan," kata Asep.
Menurutnya, mitigasi bencana seperti itu memang perlu dilakukan, apalagi Gunung Tangkuban Parahu ini terakhir pernah mengalami erupsi pada tahun 2019 lalu. Saat itu, Gunung Tangkuban Parahu sempat ditutup sementara bagi wisatawan.
Penutupan tersebut dilakukan karena terdapat gas vulkanik yang dapat membahayakan manusia dari dasar Kawah Ratu. Sehingga masyarakat atau pengunjung pun dilarang untuk mendekat ke kawah tersebut.
"Kalau terjadi kondisi darurat, memang langkah seperti itu yang harus diambil untuk meminimalisir risiko bencana," ucapnya.
Warga Kecamatan Lembang Eko Setiono (42), mengatakan, setelah mendengar informasi bahwa Gunung Semeru itu erupsi, dia merasa khawatir, apalagi gunung itu disebut memiliki kesamaan letusan freatik dengan Gunung Tangkuban Parahu.

"Ya, pasti khawatir apalagi Lembang itu diintai juga dengan bencana gempa Sesar Lembang. Jadi, langkah-langkah mitigasi dari pemerintah daerah sangat penting," kata Eko.
Namun, Eko mengaku sedikit merasa tenang karena Gunung Tangkuban Parahu masih aman dan masih berstatus normal.
Kendati demikian, tetap harus ada kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam tersebut.
"Intinya kalau terjadi kondisi darurat, kita sebagai masyarakat harus menuruti rekomendasi dari instansi terkait, kalau seperti itu pasti kita aman," ucapnya.
Baca juga: Ibu dan Anak Meninggal Berpelukan di Dapur Akibat Erupsi Gunung Semeru, Rumini Pilih Temani Ibu
Baca juga: Holil Selamat dari Erupsi Gunung Semeru, Ternaknya Masih Hidup tapi Rumah Hancur Tak Tersisa