Di Cilegon Potensi Tsunami Setinggi 8 Meter, BMKG: di Daerah ini Ketinggian Tsunami Bisa 28 Meter
BMKG mengingatkan warga Banten, terutama Cilegon, soal ancaman gelombang tsunami setinggi 8 meter yang bisa terjadi akhir tahun ini.
Pemerintah daerah, lanjutnya, juga harus lebih cermat dan tepat dalam memperhitungkan jumlah dan lokasi jalur evakuasi yang dibutuhkan.
Hal ini harus didasarkan pada luasnya zona bahaya atau zona merah dan padatnya permukiman penduduk.
"Pertimbangannya adalah jarak lokasi tempat evakuasi, waktu datangnya gelombang genangan tsunami, kelayakan jalur, serta menyiapkan mekanisme dan sarana prasarana evakuasi secara tepat," tuturnya.
Soal skenario terburuk menghadapi bencana, Dwikorita juga meminta adanya persiapan secara khusus terkait sarana dan prasarana evakuasi bagi kelompok lanjut usia dan difabel.
Kemudian, pemda juga diminta harus mengedukasi masyarakat mengenai potensi bencana dan cara menghadapinya.
Ia menambahkan, perlu ada semacam tempat evakuasi sementara (TES) ataupun tempat evakuasi akhir (TEA) sebagai tempat penampungan khusus bagi warga yang mengungsi.
Namun, tempat tersebut juga harus dipastikan ketersediaan stok atau cadangan logistik yang memadai.
Zona Megathrust
Ramainya perbincangan mengenai gempa megathrust belakangan ini membuat beberapa ahli kebumian bertanya-tanya.
Apakah masyarakat sudah benar dalam memaknai arti gempa megathrust?
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Dr Daryono mengatakan, masih banyak yang belum tepat dalam memahaminya.
Menurutnya, pemahaman gempa megathrust dipahami sebagai sesuatu yang baru dan segera akan terjadi dalam waktu dekat, berkekuatan sangat besar, dan menimbulkan kerusakan dan tsunami dahsyat, adalah pemahanan yang kurang tepat.
"Zona megathrust sebenarnya sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stres) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa," ujar Daryono kepada Tribunjabar.id, Sabtu (26/9/2020).
"Jika terjadi gempa, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting)," katanya.
• Ini Penjelasan Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa yang Diungkap Riset ITB
Ia menjelaskan, jalur subduksi lempeng umumnya sangat panjang dengan kedalaman dangkal mencakup bidang kontak antar lempeng.
"Dalam perkembangannya, zona subduksi diasumsikan sebagai (patahan naik yang besar) yang kini populer disebut sebagai zona megathrust," ujarnya.
