INILAH Suneri, Eks TKW Berkaki Satu Asal Indramayu yang Sukses Jadi Atlet Panahan
Hidup dengan satu kaki saja menjadi cobaan hidup berat yang harus dijalani Suneri (30)
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Hidup dengan satu kaki saja menjadi cobaan hidup berat yang harus dijalani Suneri (30), disabilitas warga Desa Cidempet, Kecamatan Arahan, Kabupaten Indramayu.
Namun, siapa sangka, wanita yang merupakan mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau TKW tersebut mampu mengubah keterpurukan dan kembali bangkit untuk melanjutkan hidup.
Ia pun memantapkan diri untuk menjadi atlet disabilitas Kabupaten Indramayu cabang olahraga panahan. Kesehariannya, kini disibukkan dengan berlatih memanah setiap hari.
Usaha keras itu pun terbayar lunas, Suneri berhasil membawa nama Indramayu dalam ajang Pekan Paralympic Daerah (Peparda) Jawa Barat tahun 2018 lalu di Bogor, dengan menyumbang emas.
Selain itu, Suneri juga ditunjuk untuk mewakili Jawa Barat dalam Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) di Papua tahun 2021 ini, ia berhasil membawa pulang medali perak dan perunggu.
"Alhamdulillah kemarin pulang membawa pulang medali perak dan perunggu," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Minggu (21/11/2021).
Suneri menceritakan, cobaan hidup yang ia alami itu berawal saat desakan ekonomi keluarga yang membuatnya memilih untuk bekerja ke Oman pada 2012 lalu.
Di Oman, Suneri hanya bekerja selama 18 bulan saja dan memilih kembali pulang ke tanah air karena mengalami kecelakaan, saat itu ia terjatuh di kamar mandi.
Ketika diperiksakan ke dokter, kaki kanannya ternyata harus diamputasi, ada kanker tulang yang menggerogoti kakinya.

"Saya didiagnosa kena kanker tulang. Akhirnya kaki kanan saya diamputasi," ujar dia.
Suneri masih ingat saat awal-awal menjalani hidup dengan satu kaki, tidak sedikit yang berpandangan miring kepadanya.
Anaknya pun bahkan sempat menjadi bahan bully-an teman-teman sebayanya karena memiliki ibu yang disabilitas.
Termasuk saat ia melanjutkan aktivitas berjualan di rumah seperti sebelum berangkat ke luar negeri, banyak yang berpandangan bahwa Suneri memanfaatkan kondisi fisiknya yang kehilangan satu kaki agar para pembeli kasian.
"Bahkan yang lebih miris, ada yang bilang bahwa saya katanya lebih baik pergi ke Jakarta untuk mengemis, biar banyak yang mengasihani dan ngasih uang," ucap wanita tamatan SD tersebut.
Sejak tahun 2014, Suneri mencoba bangkit dari keterpurukan, ia berupaya melakukan segala hal mulai dari berwirausaha, dan lain sebagainya. Hanya saja, usaha itu belum mengubah kondisi ekonomi keluarga.
Suneri pun mencoba meminta bantuan salah seorang aktivis asal Indramayu yang membimbingnya untuk berwirausaha tersebut untuk menjadi seorang atlet disabilitas.
"Karena saat itu para atlet disabilitas sedang naik pamor. Bisa dapat kesetaraan sama dengan atlet normal," ujarnya.
Ia pun kemudian mengikuti seleksi, Suneri diuji mencoba berbagai cabor oleh pengurus National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) Indramayu untuk melihat potensi yang dimilikinya.
Saat itu, pengurus NPCI Indramayu melihat Suneri memiliki bakat di cabor panahan.
Suneri pun berkomitmen kuat untuk menjawab kepercayaan tersebut dengan berbagai prestasi.
Hal itu, ia buktikan dengan memboyong mendali emas pada Peparda Jawa Barat tahun 2018 dan mendali perak serta perunggu dalam Peparnas di Papua tahun 2021 ini.
Saat ini, Suneri sudah kembali berlatih untuk persiapan Peparda Jawa Barat tahun 2022 mendatang, perhelatan itu rencananya akan dilaksanakan di Bekasi.
"Saya ada cita-cita masuk pelatnas, supaya bisa membawa nama Indonesia dan juga Indramayu di internasional," ujar dia.