Tak Mau Menyerah Pada Covid-19, Batik Paoman Indramayu Makin Melejit Setelah Dijual Secara Online
Di saat banyak sektor usaha serupa yang merumahkan karyawan hingga gulung tikar, produksi Batik Paoman di Indramayu justru tetap berjalan
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Mumu Mujahidin
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNCIREBON.COM, INDRAMAYU - Pandemi Covid-19 rupanya tidak berpengaruh terhadap penjualan Batik Paoman khas Kabupaten Indramayu.
Di saat banyak sektor usaha serupa yang merumahkan karyawan hingga gulung tikar, produksi Batik Paoman justru tetap berjalan sebagaimana biasa untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Pemilik Batik Paoman Art, Siti Ruminah Sudiono mengatakan, dari total 25 karyawan yang ia pekerjakan dan mitra-mitra yang memproduksi batik tulis sebanyak 60 orang, mereka tetap eksis memproduksi batik.
"Alhamdulillah kalau di sini enggak terpengaruh pandemi, tidak ada yang dirumahkan dan lain-lain," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Rabu (20/10/2021).
 
Di sisi lain, Siti Ruminah Sudiono mengakui, sejak pandemi Covid-19 melanda, jumlah pengunjung yang datang ke toko batik miliknya memang menurun drastis.
Jika sebelum pandemi rata-rata ada sebanyak 50 orang pengunjung yang datang, kini hanya setengahnya.
Menyikapi hal tersebut, Batik Paoman Art dikatakan Siti Ruminah Sudiono, mencoba untuk bertransportasi dengan memanfaatkan penjualan produk menggunakan market place.
Ia memfoto setiap motif batik yang ada, Siti Ruminah Sudiono juga memberi keterangan soal batik tersebut dan filosofi yang terkandung didalamnya.
Baca juga: Bupati Kuningan Kenalkan Batik Khas Kuningan Kepada Para Pelajar, Siap Dipasarkan di Toko Modern
Semua itu kemudian ia sertakan untuk kemudian dijual secara online.
Hasilnya, dikatakan Siti Ruminah Sudiono, penjualan Batik Paoman justru semakin melejit.
Pembeli pun banyak berdatangan dari berbagai daerah, mereka mengaku suka dengan motif dari Batik Paoman, salah satu yang jadi idola adalah batik motif kapal kandas.
"Sekarang ini lebih banyaknya jadi yang pesan lewat online, terus dikirim pakai kargo," ujar dia.
Masih disampaikan Siti Ruminah Sudiono, dalam sebulannya, ada puluhan hingga ratusan Batik Paoman yang laku terjual, baik batik tulis maupun batik cetak.
Harganya pun bervariatif, untuk batik tulis rata-rata Rp 400 ribu hingga termahal bisa mencapai Rp 2 juta.
Tergantung kerumitan motif yang dibuat dan kain batik yang digunakan.
"Kalau yang cetak murah dan harganya terjangkau," ujar dia.
Baca juga: Batik Majalengka Tak Tepengaruh Pandemi, Ratna Miliki Omzet Penjualan Hingga Rp 15 Miliar Per Tahun


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			