Gempa Hari Ini
Gempa Megathrust Disebut-sebut Guncang Pacitan dan Yogyakarta, Ternyata Begini Penjelasan BMKG
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,8 yang mengguncang Pacitan Jawa Timur disebut-sebut sebagai Gempa Megathrust.
TRIBUNCIREBON.COM - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,8 yang mengguncang Pacitan Jawa Timur yang getarannya terasa hingga wilayah Yogyakarta disebut-sebut sebagai Gempa Megathrust.
Namun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut Gempa Pacitan ini tidak termasuk
gempa megathrust.
"Bukan (gempa megathrust, tapi) transisi megathrust-beniof," kata Kepala Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono Msi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/10/2021).
Maksud gempa Pacitan bukan gempa megathrust, sebab, hiposenter pusat gempa berada di kedalaman menengah di zona transisi antara zona Megathrust dan Benioff.
Berdasarkan hasil analisis BMKG, episenter gempa terkini tersebut terjadi pada pukul 12.00 WIB, Rabu (13/10/2021) ini, terletak pada koordinat 8,87 LS dan 110,97 BT.
Lokasi gempa Pacitan ini tepatnya berada di laut pada jarak 78 km arah Baratdaya Pacitan, Jawa Timur, pada kedalaman 55 km. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Yogyakarta yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di Samudra Hindia, Selatan Jawa.
"Saya menduga, gempa Pacitan-Yogyakarta ini berpusat di dalam slab lempeng Indo-Australia (gempa intrasleb) karena groundmotion yang terpancar dari sumbernya lebih kuat dari gempa kebanyakan magnitudo 4,8 dari sumber lain," ujarnya.
Kendati gempa Pacitan ini berpusat di laut, tetapi hasil pemodelan BMKG tidak menunjukkan adanya potensi tsunami.
Warga Berhamburan
Gempa mengguncang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitarnya pada hari ini, Rabu (13/10/2021), sekitar 12.00 WIB.
Sejumlah warga yang merasakan guncangan sempat panik dan berhamburan ke luar ruangan. Salah satu warga Kota Yogyakarta, Lutfiana (21), mengaku awalnya kaget saat gempa terjadi.
"Kaget saja, rasanya seperti pusing ternyata gempa," kata dia saat ditemui di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Rabu (13/10/2021).
Menurut dia, gempa yang terjadi berlangsung tidak terlalu lama. Namun, orang-orang di sekelilingnya berteriak "gempa" dan membuatnya sedikit merasakan panik.
"Paniknya karena orang-orang pada teriak. Tadi sempat mau keluar ruangan juga," kata dia.
Baca juga: Warga Yogya Rasakan Getaran Kencang Gempa, BMKG: Magnitudo 4,8 Berpusat di Pacitan Jatim
Pantauan Kompas.com, beberapa pegawai Pemprov DIY sempat akan lari ke luar ruangan saat gempa terjadi. Karena guncangan berlangsung tidak lama, mereka hanya berdiri di depan pintu ruangan Tata Usaha Sekretariat Daerah DIY.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa ini bermagnitudo 4,8. Pusat gempa berada di 78 kilometer selatan Pacitan, Jawa Timur, dengan kedalaman 55 kilometer.
Gempa tektonik mengguncang wilayah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada hari Rabu, 13 Oktober 2021 pukul 12.00.47 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gempa Pacitan ini berkekuatan M 4,8.
Selain di Pacitan, guncangan gempa terkini juga dirasakan di Trenggalek, Gunungkidul, Bantul hingga Yogyakarta.
Kekuatan gempa bumi di Gunungkidul mencapai skala III MMI (Modified Mercalli Intensity) dengan getaran nyata yang dirasakan di dalam rumah, seperti getaran akibat truk yang berlalu.
Sedangkan, di daerah Yogyakarta, kekuatan gempa mencapai skala II MMI dengan dampak getaran yang dirasakan oleh beberapa orang hingga menyebabkan benda-benda ringan yang digantung menjadi bergoyang.
Kepala Stageof BMKG Sleman Ikhsan, mengatakan bahwa episenter gempa terletak pada koordinat 8,87 LS dan 110,97 BT, tepatnya berada di laut dengan jarak 78 km ke arah Barat Daya Pacitan, pada kedalaman 55 km.
Dengan melihat episenter, serta kedalaman hiposenter gempa Pacitan, fenomena ini termasuk gempa dangkal akibat subduksi Lempeng Indo-Australia yang menghunjam ke bawah Lempeng Eurasia di Samudra Hindia, di selatan Pulau Jawa.
Hingga hari Rabu, 13 Oktober 2021 pukul 12.40 WIB, tercatat tidak terdapat gempa susulan. Masyarakat juga diimbau agar tetap tenang.
Selain itu, masyarakat harap agar tidak terpengaruh oleh hoaks atau isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk informasi terkait gempa terkini masyarakat bisa mengaksesnya melalui kanal info BMKG.
Selanjutnya, masyarakat kembali diberikan imbauan untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Harap untuk memeriksa dan memastikan bahwa bangunan tempat tinggal saat ini cukup tahan akan gempa atau tidak ditemukan kerusakan akibat gempa Yogyakarta yang membahayakan.
Berdasarkan skala MMI yang dikutip dari laman BMKG, berikut info MMI yang dapat dipelajari.
I MMI
Getaran gempa tidak dapat dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
Baca juga: Potensi Gempa Magnitudo 8,6 & Tsunami 18 Meter, Kepala BMKG Cek Jalur Evakuasi di Tambakrejo Blitar
Baca juga: Duh, Warga Pesisir Blitar Cuma Punya 16 Menit Selamatkan Diri, Andai Gempa M 8,7 Picu Tsunami 18 M
II MMI
Getaran atau goncangan gempa dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung seperti lampu gantung bergoyang.
III MMI
Getaran gempa dirasakan nyata dalam rumah.
Getaran terasa seakan-akan ada naik di dalam truk yang berjalan.
IV MMI
Pada saat siang hari dapat dirasakan oleh orang banyak di dalam rumah, di luar rumah oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu bergoyang hingga berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran gempa bumi dapat dirasakan oleh hampir semua orang, orang-orang berlarian, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan benda besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran gempa bumi dirasakan oleh semua orang.
Kebanyakan orang terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap di pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Semua orang di rumah keluar.
Kerusakan ringan pada rumah dengan bangunan dan kontruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik terjadi retakan bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Dan getaran dapat dirasakan oleh orang yang sedang naik kendaraan.
Baca juga: GEMPA BUMI Mengguncang Labuan Bajo Jelang Siang Tadi, Berikut Penjelasan dari BMKG
Baca juga: Setelah Gorontalo, Gempa Terkini Guncang Maluku Berkekuatan 5,3 SR, BMKG Beri Penjelasan Begini
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi kuat.
Keretakan pada bangunan dengan konstruksi kurang baik, dinding terlepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen roboh, air berubah keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan dengan konstruksi kuat, rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak terjadi keretakan.
Rumah tampak bergeser dari pondasi awal. Pipi-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak, rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan yang sedikit yang masih berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah.
Pipa dalam tanah tidak dapat terpakai sama sekali, tanah terbelah, rel sangat melengkung.
XII MMI
Hancur total, gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan berubah gelap, benda-benda terlempar ke udara.
Berikut tindakan yang perlu kamu lakukan saat gempa terjadi.
1. Tetap tenang
Saat gempa terjadi, berusahalah untuk tidak panik dan tetap tenang!
Tarik napas dalam-dalamnya, lalu lihatlah keadaan sekitar dan pilihlah spot yang aman untuk berlindung.
2. Di dalam rumah
Jika pada saat gempa sedang berada di dalam penginapan, berusahalah menyelamatkan diri dan orang yang ada di sekitarmu.
Meja adalah tempat terbaik untuk berlindung dari benda-benda yang berjatuhan akibat gempa.
Setelah itu, lindungi kepala dengan benda empuk.
Misalnya bantal, helm, papan, atau yang paling praktis kamu bisa menggunakan kedua tangan dengan posisi tertelungkup.
3. Di luar ruangan
Jika pada saat gempa terjadi kamu sedang berada di luar ruangan tindakan pertama yang harus dilakukan adalah bergerak menjauhi gedung dan tiang lantas menuju daerah terbuka.
Tetap tenang dengan menarik napas dalam-dalam dan jangan lakukan apapun.
Sebab, biasanya setelah gempa pertama akan terjadi gempa susulan.
4. Di kerumunan
Gempa bisa terjadi kapan saja.
JIka saat itu kamu sedang berada di kerumunan, biasanya akan terjadi kepanikan.
Untuk mengindari hal tersebut. kamu bisa perhatikan arahan petugas penyelamat dan usahakan langsung menuju ke tangga darurat untuk menuju ke daerah terbuka.
5. Di gunung atau dataran tinggi
Jika gempa terjadi saat kamu sendang berada di gunung, bergeraklah menuju daerah lapang untuk berlindung.
Hidari daerah dekat lereng karena dipastikan akan menimbulkan longsor dan mengancam keselamatan jiwa.
6. Di laut
Gempa di bawah laut bisa menimbulkan gelombang tsunami.
Jika gempa itu terjadi, bergeraklah ke dataran yang lebih tinggi.
7. Di dalam kendaraan
Bagi yang sedang melakukan perjalanan saat terjadi gempa, berpeganglah erat agar tak terjatuh.
Berhentilah di tempat yang lapang dan berhentilah di sana.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG: Gempa Pacitan dan Yogyakarta Bukan Gempa Megathrust", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sains/read/2021/10/13/143500423/bmkg--gempa-pacitan-dan-yogyakarta-bukan-gempa-megathrust.
Penulis : Ellyvon Pranita
Editor : Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas