Politik

Nama Jenderal Andika Perkasa Masuk dalam Bursa Calon Presiden 2024 Menurut Survei SMRC

Kini nama Jenderal Andika Perkasa kembali mencuat, bukan sebagai pembantu presiden di kabinet tapi sebagai kandidat calon presiden alias capres. 

Editor: Mumu Mujahidin
(DISPENAD)
KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa 

TRIBUNCIREBON.COM - Jenderal Andika Perkasa sempat digadang-gadang bakal mengisi kursi kabinet Jokowi.

Isu itu mencuat di tengah isu santer reshuffle dan pergantian Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang segera pensiun.

Kini nama Jenderal Andika Perkasa kembali mencuat, bukan sebagai pembantu presiden di kabinet tapi sebagai kandidat calon presiden alias capres

Nama Jenderal Andika Perkasa masuk dalam survei Capres yang diselenggarakan lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).

Jenderal Andika Perkasa bersaing dengan nama-nama besar di kancah politik seperti Puan Maharani, Airlangga Hartarto dan Moeldoko. 

Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil terbaru jajak pendapat calon presiden yang dipilih responden.

Dalam survei ini SMRC mengajukan 42 nama yang dipilih secara terbuka oleh responden untuk menjadi Presiden jika pemilihan dilakukan sekarang. Salah satu nama yang dimunculkan yakni KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa.

Andika Perkasa menjadi sosok baru di panggung survei Capres. Padahal jenderal bintang empat ini jauh dari kancah politik, bahkan tidak pernah masuk dalam wacana calon presiden, baik yang keluar dari partai politik maupun pengamat. 

Survei yang melibatkan nama Andika Perkasa lebih kepada calon Panglima TNI pengganti Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Dalam model survei semi terbuka dengan daftar 42 nama, Andika Perkasa mendapat dukungan 0,7 persen dari responden. 

Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Kabulkan Permintaan Dua Prajurit TNI Korban Kekejaman KKB Papua, Ini Katanya

Nilai tersebut sama yang didapat Menteri Keuangna Sri Mulyani, tapi masih diatas 0,1 persen dari Puan Maharani.

Namun dukungan responden terhadap Andika masih di atas nama-nama besar. Semisal Luhut Binsar Panjaitan yang mendapat 0,4 persen pemilih. 

Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang mendapat 0,3 persen pemilih. Ketum PAN Zulkifli Hasan 0,1 persen, Ketum PPP Suharso Monoarfa dan Moeldoko yang mendapat 0,0 pemilih. 

Kemudian dalam survei tertutup dengan 15 nama capres, nama Andika masih mendapat kenaikan dukungan menjadi 1,0 persen.

Angka tersebut masih di atas Kepala BIN Budi Gunawan 0,6 dan Airlangga Hartarto 0,5. Namun Andka kalah sama Sri Mulyani yang mendapat 1,5 persen dukungan.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani menjelaskan selama ini ada sejumlah studi yang menunjukan kualitas calon presiden lebih penting daripada ikatan dengan partai politik.

Untuk itu jugalah survei ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan prefensi pemilih atas calon presiden maupun efek partai politik.

"Jadi dalam menentukan calon presiden, mana yang lebih penting. Di mata pemilih, arah dukungan partai atau kualitas personal capres?" ujarnya dalam rilis hasil survei, Kamis (7/10/2021).

Secara keseluruhan dalam survei ini nama yang paling kuat dipilih responden yakni Parabowo Subianto. Kemudian Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Baca juga: Keakraban Jokowi dan Jenderal Andika Perkasa di Pameran Alutsista, Presiden: yang Nyetir Pak Andika

Dalam survei semi terbuka dengan daftar 42 nama, Prabowo mendapat dukungan 18,1 persen dari responden. 

Tiga nama di bawah Prabowo yakni Ganjar dengan 15,8 persen, Anies 11,1 persen, dan Sandiaga Uno 4,8 persen. 

Sementara, sisanya mendapat dukungan di bawah 4 persen dan jawaban belum tahu atau tidak menjawab dari responden sebesar 16,3 persen. 

Kemudian dalam survei tertutup dengan 15 nama capres, nama Prabowo masih tetap unggul dengan mendapat dukungan 20,7 persen. 

Selanjutnya, menyusul Ganjar Pranowo dengan 19 persen, Anies Baswedan 14,3 persen, Sandiaga Uno 6,5 persen, Tri Rismaharini 4,6 persen dan AHY 4,5 persen. Sisanya mendapat dukungan di bawah 4 persen.

Dalam survei tertutup dengan tiga nama yang dipilih sebagai presiden, Prabowo Subianto tetap mengungguli Ganjar dan Anies.

Prabowo mendapat dukungan 30,8 persen, disusul Ganjar Pranowo 29,3 persen, dan Anies Baswedan 25 persen. Sedangkan responden yang belum tahu atau tidak menjawab sebesar 14,8 persen.

"Dibanding hasil survei Mei 2021, dukungan untuk Ganjar menguat dari 25,5 persen  menjadi 29,3 persen, Anies sedikit naik dari 23,5 persen menjadi 25 persen, sedangkan Prabowo cenderung melemah dari 34,1 persen menjadi 30,8 persen," ujar Deni.

Survei SMRC ini dilakukan pada 15 - 21 September 2021 melalui tatap muka atau wawancara langsung. 

Terdapat 981 responden yang valid terpilih secara acak atau metode multistage random sampling dari seluruh populasi Indonesia yang berumur minimal 17 tahun atau sudah menikah. 

Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Bagi-bagikan Ratusan Mobil dan Motor Dinas, Trail hingga Pajero Sport

Jenderal Andika Perkasa diisukan masuk kabinet Jokowi

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa kini disebut-sebut tidak akan menjadi Panglima TNI, melainkan bakal ditunjuk sebagai Kepala BIN (Badan Intelijen Negara).

Sedangkan Panglima TNI akan dijabat Laksamana Yudo, yang sebelumnya menjabat Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).

Kedua sosok tersebut beberapa waktu terakhir disebut-sebut sebagai calon Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki masa pensiun bulan November 2021.

Pergantian Panglima TNI muncul berbarengan dengan isu reshuffle kabinet Jokowi.

Karena pada saat bersamaan, PAN menyatakan bergabung dengan koalisi pemerintahan Presiden Jokowi dengan janji tak tertulis kursi menteri.

Gabungan itulah yang memunculkan paket reshuffle kabinet dalam waktu dekat ini.

Yang agak bergeser dari isu sebelumnya adalah nama panglima TNI pengganti Hadi Tjahjanto diperkirakan dari TNI AL atas nama KSAL Laksamaka TNI Yudo Margono.

KSAD Jendral TNI Andika Perkasa yang sebelumnya kencang diberitakan sebagai calon Panglima TNI akan memperoleh jabatan tak kalah mentereng, yakni Kepala BIN.

Sedang kepala BIN Budi Gunawan diplot menjadi Menkopolhukam menggeser Mahfud MD yang diprediksi bergeser menjadi MenkumHAM.

Baca juga: Jenderal Andika Perkasa Siap Berantas KKB Papua, Siapkan Tambahan Senjata dan Prajurit TNI

Berikut Daftar Menteri Isu Reshufle Kabinet Terbaru

Budi Gunawan  -  Menkopolhukam sebelumnya Kepala BIN

Mahfud MD – MenkumHam sebelumnya Menkopolhukam

Andika Perkasa – Kepala BIN sebelumnya KSAD

Yudo Margono – Panglima TNI sebelumnya KSAL

Zulkifli Hasan – Menteri Perhubungan anggota cabinet baru (Ketum PAN)

Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman yang dikonfirmasi mengaku hingga kini belum mengetahui calon Panglima TNI pilihan Presiden.

"Ini juga bagian dari hak prerogatif beliau. Jadi yang kita tahu ada waktu dimana Pak Panglima akan selesai masa tugasnya.

Dan tentu secara prosedural tentu ada penggantian.

Mengenai prosesnya itu betul-betul di tangan Presiden Joko Widodo," kata Fadjroel di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/9/2021).

Fadjroel juga belum bisa memastikan apakah surat presiden (Surpres) pencalonan Panglima TNI telah dikirimkan ke DPR atau belum.

Surpres tersebut diurus oleh Kementerian Sekretariat negara.

Hanya saja berdasarkan sumber Tribunnews, draf Surpres tersebut telah siap dan tinggal menunggu waktu dikirimkan ke DPR. 

Berita lain terkait Jenderal Andika Perkasa

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved