Konflik Afghanistan
Foto Taliban Gantung 3 Jenazah Gunakan Alat Berat di Afghanistan, Diduga Mereka adalah Perampok
Baru-baru ini kelompok Taliban disebut menggantung mayat tiga orang yang diduga perampok menggunakan backhoe di Provinsi Herat Afghanistan
TRIBUNCIREBON.COM - Lagi-lagi potret kekejaman diperlihatkan kelompok Taliban di Afghanistan.
Baru-baru ini kelompok Taliban disebut menggantung mayat tiga orang yang diduga perampok menggunakan backhoe di Provinsi Herat.
Wakil gubernur Mawlawi Shir Ahmad Muhajir, ketiganya dibunuh karena memasuki rumah seorang pria dan berusaha merampoknya.
Dalam foto yang viral di media sosial, tiga jenazah itu nampak menggantung di udara dalam kejadian di Distrik Obe.
Dilansir The Sun Selasa (5/10/2021), warga yang kebetulan melintas kemudian memotret tiga mayat yang digantung itu.

Pemandangan mengerikan itu merupakan contoh lain dari praktik yang dilakukan Taliban, sejak mereka berkuasa pada 15 Agustus.
Beberapa pekan sebelumnya, milisi juga sempat menggantung empat jasad yang diduga merupakan penculik di alun-alun kota Herat.
Saksi mengungkapkan, empat jenazah tersebut diseret ke alun-alun Herat, dengan salah satunya ditaruh di crane.
Wazir Ahmad Seddiqi, yang mengelola toko obat kepada AP berujar, keempat orang itu dituding melakukan penculikan.
Baca juga: Ibu Kota Afghanistan Terancam Gelap Gulita Seusai Taliban Berhenti Bayar Listrik: Sangat Berbahaya
Sejak menguasai Afghanistan pada Agustus, milisi sudah menerapkan sejumlah kebijakan periode pertama mereka, 1995-2001 silam.
Di antaranya adalah melarang perempuan untuk kembali ke sekolah maupun kampus, dengan dalih untuk mempersiapkan lingkungan yang lebih kondusif.
Taliban juga membubarkan kementerian khusus perempuan, dan menggantinya dengan badan yang fokus kepada moral.
Milisi juga menyatakan, mereka berencana memberlakukan kembali hukuman seperti potong tangan untuk pencuri.
Kasus Serupa: Taliban Gantung Mayat di Alun-alun
Hal mengejutkan kembali terjadi di Afghanistan, pada Sabtu (25/9/2021).
Taliban menggantung mayat pada sebuah crane di alun-alun utama kota Herat, Afghanistan barat.
Hal mengerikan tersebut dinilai sejumlah kalangan sebagai tanda kembalinya metode kekerasan Taliban di masa lalu.
Wazir Ahmad Seddiqi, seorang pemilik apotek di sisi alun-alun mengatakan kepada Associated Press, empat mayat dibawa ke alun-alun pusat Herat.
Kemudian, tiga mayat dipindahkan ke bagian lain kota untuk dipamerkan kepada publik, sebagaimana dikutip dari Fox News.
Seddiqi mengatakan Taliban membuat pengumuman di alun-alun bahwa keempatnya tertangkap karena terlibat dalam penculikan.
Baca juga: Puncak Kekuasaan Taliban di Afghanistan Diprediksi akan Berakhir, Ini Kesalahan Fatal yang Dibuatnya
Baca juga: Amerika Serikat Kutuk Rencana Taliban untuk Lanjutkan Hukuman Amputasi dan Eksekusi di Afghanistan
Baca juga: KTT Quad Serukan Taliban Hormati HAM di Afghanistan Termasuk Perempuan, Anak-anak dan Minoritas
Kemudian mereka dibunuh oleh polisi.
Ziaulhaq Jalali, seorang kepala polisi distrik, mengatakan bahwa setelah baku tembak, anggota Taliban menyelamatkan seorang ayah dan anak yang diculik.
Dia mengatakan para penculik telah melukai seorang pendukung Taliban dan seorang warga sipil.
Kemudian empat peculik tersebut tewas dalam baku tembak.
Taliban kembali Berkuasa
Sejak Taliban menyerbu Kabul pada 15 Agustus dan menguasai negara itu, warga Afghanistan dan orang-orang di seluruh dunia telah mengamati untuk melihat apakah mereka akan memberlakukan kembali aturan keras di akhir 1990-an.
Dikutip dari AP News, pemerintah Taliban melakukan hukum rajam di depan umum dan amputasi anggota badan terhadap tersangka penjahat.
Beberapa di antaranya terjadi di depan banyak orang di sebuah stadion.
Baca juga: Taliban Terapkan Hukum Syariah, Hukuman Mati dan Amputasi Dipastikan Berlaku Lagi di Afghanistan
Baca juga: 1 Bulan Taliban Berkuasa, Tak Terdengar Lagi Suara Musik di Afghanistan
Baca juga: Komnas Perempuan Kecam Serangan Terhadap Perempuan Pembela HAM di Afghanistan dan Myanmar
Salah satu pendiri Taliban mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press pekan lalu bahwa gerakan garis keras akan kembali melakukan eksekusi dan potong tangan.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan tindakan seperti itu merupakan pelanggaran berat hak asasi manusia.
Para pemimpin kelompok Taliban tetap sepakat dalam aturan yang sangat konservatif, bahkan jika mereka menerima perubahan teknologi seperti ponsel dan video.
“Semua orang mengkritik kami atas hukuman di stadion, padahal kami tidak pernah berbicara apapun tentang hukuman yang mereka buat,” kata Mullah Nooruddin Turabi, salah satu pendukung Taliban.
“Tidak ada yang bisa mengatur hukuman yang kami buat. Kami akan mengikuti Islam dan kami akan membuat hukum kami berdasarkan Al-Quran,” tambahnya.
(Tribunnews.com/Yurika)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Taliban Gantung Mayat di Alun-alun Kota Afghanistan, Ini Penyebabnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Taliban Gantung 3 Mayat Terduga Perampok Menggunakan Backhoe"