Kabar Selebritis
Ketika Putri Nia Daniaty, Olivia Nathania Klarifikasi Tudingan Penipuan, Ini Fakta Menurut Versinya
Ketika banyak pihak yang menggu-nunggu tentang klarifikasinya soal tudingan penipuan, akhirnya Olivia Nathania muncul.
TRIBUNCIREBON.COM - Ketika banyak pihak yang menggu-nunggu tentang klarifikasinya soal tudingan penipuan, akhirnya Olivia Nathania muncul.
Putri Nia Daniaty itu ungkapkan fakta menurut versinya, terkait tudingan penipuan atas nama dirinya.
Putri kandung Nia Daniaty, Olivia Nathania kini tengah tersandung kasus yang cukup serius.
Pasalnya, Olivia dituding telah melakukan penipuan berkedok Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Baca juga: Anak dan Menantu Nia Daniaty Diduga Tipu Ratusan Orang hingga Rp 9,7 Miliar, Janjikan Jadi PNS
Baca juga: Pernah Jadi Ayah Sambung, Farhat Abbas Komentari Kasus Putri Nia Daniaty: Sangat Memalukan
Agustina melaporkan Olivia ke pihak berwajib lantaran merasa ditipu oleh muridnya tersebut.
Ditemani dengan pengacaranya, olivia menjelaskan dengan detail terkait permasalahan yang kini menyeret namanya itu.

"Ibu Agustin ini sebenarnya bukan korban. Melainkan dia yang merekrut orang-orang tersebut.
Karena saya tidak pernah bertemu langsung dengan orang-orang yang dia sebutkan," kata Olivia Nathania, dilansir Tribun Style dari YouTube Seleb Oncam News pada Kamis, 30 September 2021.
Sementara itu, sang pengacara kemudian ikut menimpali pernyataan Olivia tersebut.
"Yang 225 itu apakah Oi pernah berhadapan langsung?" tanya Susanti.
"Tidak," jawab Olivia.
Susanti mengungkapkan jika pelapor yakni ibu Agustin lah yang menawarkan jasa pelatihan milik Olivia kepada 225 orang yang diduga korban.
Olivia sendiri mengaku tak tahu menahu dengan korban-korban tersebut.
Baca juga: PROFIL Olivia Nathania Anak Nia Daniaty, Diduga Lakukan Penipuan, Pernah Dipolisikan di Tahun 2017
Baca juga: Ingat Penyanyi Nia Daniaty? Putrinya Tersandung Kasus Dugaan Penipuan CPNS, Kerugian Capai Rp 9,7 M
"Jadi ibu Agustin ini awalnya dia yang mempresentasikan kepada keluarganya, kepada 225 orang itu.
Sehingga terbujuk rayu lah mereka itu untuk masuk menjadi calon PNS," beber Susanti.