Sistem Ganjil Genap di Majalengka
Sistem Ganjil Genap di Majalengka Dinilai Tak Perlu Dilakukan, Obyek Wisata Masih Sepi Banget
Masih sepinya pengunjung di sejumlah obyek wisata favorit menjadi alasannya.
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
TRIBUNCIREBON.COM MAJALENGKA - Rencana penerapan ganjil genap menuju obyek wisata dinilai belum perlu dilakukan di Kabupaten Majalengka.
//
Masih sepinya pengunjung di sejumlah obyek wisata favorit menjadi alasannya.

Hal itu disampaikan Kabid Destinasi dan Industri Pariwisata Disparbud Majalengka, Adhy Setya Putra kepada Tribun melalui telepon selulernya, Sabtu (18/9/2021).
Menurutnya, dari data yang dimilikinya, seluruh obyek wisata di Majalengka masih kekurangan pengunjung.
Artinya, penerapan kebijakan 25 persen yang dilakukan oleh pengelola wisata sesuai dengan aturan PPKM level 2, belum terpenuhi.
"Apalagi ini ditambah kebijakan ganjil genap di akses menuju objek wisata, bisa dipastikan okupansi jumlah pengunjung terus berkurang," ujar Adhy.
Kendati demikian, Adhy menyebut, kebijakan ganjil genap tersebut sejatinya bertujuan baik untuk mencegah terjadinya kerumunan di objek wisata.
Namun, melihat data yang terus dilaporkan oleh seluruh pengelola wisata, jumlah wisatawan cenderung landai.
"Bahkan banyak objek wisata yang di bawah persentase. Insya Allah pengelola wisata masih komitmen pada aturan SE dengan menerapkan 25 persen kunjungan wisata," ucapnya.
Untuk penerapan ganjil genap itu berjalan efektif, Adhy menyampaikan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian sebagai penanggung jawab terhadap kebijakan ganjil genap, untuk melihat data yang ada.
Adhy berharap, data yang telah disampaikan menjadi pertimbangan.
"Jadi kemarin kami mendiskusikan lagi terkait ganjil genap itu seperti apa formatnya. Kemarin itu memang sesuai Inmendagri bahwa penerapan ganjil genap ke obwis harus diterapkan oleh seluruh kabupaten kota. Khawatirnya, obwis yang sudah dibuka diberi kelonggaran terjadi kepadatan lagi."
"Cuma kemarin diskusi data kunjungan yang ada di obwis Majalengka, termasuk juga paralayang yang ditargetkan menjadi lokasi ujicoba. Data tersebut menyatakan bahwa belum ada kelonjakan pengunjung, masih tetap teman-teman di lapangan menerapkan formasi 25 persen," jelas dia.